Ardan pov
Aku duduk termangu menatap layar monitor dihadapanku. Bukan monitor laptop yang ku lihat saat ini tapi aku justru hanyut dalam lamunanku. Memikirkan apa yang telah aku lakukan selama ini.
Kini aku telah mendapatkan semuanya, jabatan yang tinggi dan gaji yang besar. Tapi mengapa terasa ada yang masih kurang dalam hidupku. Cinta, iya cinta. Aku mendapatkan semuanya tapi aku kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupku. Cinta dari seorang wanita yang teramat sangat aku cintai. Wanita yang dulu sangat mencintaiku kini berubah menjadi sangat membenciku. Dan itu membuat hatiku terasa ngilu. Tak ada lagi tatapan rindu, tak ada lagi sinar cinta dimatanya untukku. Yang dapat ku lihat hanyalah tatapan kebencian yang begitu besar untukku.
Aku mengusap wajahku dengan kasar. Aku merasa frustasi. Aku tidak bisa berhenti memikirkan Alea. Wanita yang saat ini sudah menjadi istri kakakku dan itu terjadi karena kebodohanku sendiri. Aku sungguh sangat menyesal atas apa yang telah aku lakukan.
"Huuuuhhhhhhh...."
Ku hembuskan napasku dengan kasar. Aku harus mendapatkan cintaku kembali. Bukankah dulu pernah ku katakan pada Andrian bahwa aku hanya menitipkan Alea. Jadi aku harus mengambil Alea kembali padaku. Dia adalah wanitaku dan akan tetap seperti itu sampai kapanpun.
Ku tutup laptop didepanku. Tenggorokanku terasa kering. Bergegas aku berjalan menuju ke dapur untuk mencari air minum. Tapi langkahku terhenti saat ku dengar gelak tawa mama ku yang sedang asik berbincang-bincang menggunakan telpon genggamnya.
"Hahahaha.... Benarkah sayang?" ucap mamaku pada orang diujung telpon.
"......."
"Oh...mama sangat bahagia mendengarnya".
"......"
" Selamat ya sayang, jaga baik-baik istrimu jangan sampai dia kelelahan karena itu tidak baik untuk kandungannya".
"......"
"Ajaklah istrimu kemari, menginaplah beberapa hari disini agar mama bisa menjaga istrimu saat kamu pergi ke kantor"
"....."
"Oke, mama tunggu kedatangan kamu dan istrimu"
Klik... hape dimatikan oleh mama. Sedangkan aku masih berdiri terpaku dibelakangnya tanpa ia sadari. Serasa ada bom yang meledak didadaku. Benarkah apa yang aku dengar. Aleaku saat ini sedang hamil? Dia sedang mengandung anak dari Andrian kakakku. Oh Tuhan... Ini akan menjadi masalah yang makin sulit untukku. Kesempatan ku untuk mendapatkan Alea akan semakin kecil.
"Ehemmm....sepertinya ada kabar gembira ma?" tegurku santai mencoba menguasai diriku didepan mama.
"Eh kamu Dan, iya ada kabar gembira sayang. Kau tahu Alea hamil saat ini. Mama senang sekali karena sebentar lagi mama akan dapat cucu". Senyum kebahagian mama kulihat disana.
"Oh...." hanya itu jawabanku.
Mama menatapku heran tapi aku tidak menanggapi tatapan matanya dan berlalu pergi menuju kamarku. Sesampainya di kamar. Ku lempar semua berkas yang ada dimeja kerjaku.
"Siaaaallll......!!!" ucapku mengumpat penuh kemarahan. Ku kepalkan tanganku ku gebrak meja dihadapanku.
"Braaaakkk......"
"Aku akan merebutmu Alea, aku tak perduli walaupun kau sedang hamil. Aku akan tetap merebutmu dari Andrian".
Ku banting tubuhku diatas kasur. Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi dengan baik untuk meneruskan pekerjaan yang ku bawa dari kantor. Lebih baik aku tidur saja.
***
Alea pov
Sebenarnya aku ragu menuruti permintaan suamiku untuk menginap beberapa hari di rumah mertuaku karena itu akan membuatku bertemu dengan Ardan. Aku sudah mencoba menolak secara halus permintaan Andrian tapi dia terus memohon dan merayuku sehingga aku menjadi tidak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
Romance*sebagian Part di private Alea Awalia Baskara harus menerima takdirnya. Takdir yang mengharuskan dia menikah dengan calon kakak iparnya sendiri. Ardan Marthadinata pria yang seharusnya menikah dengannya justru meninggalkan Alea satu hari menjelang...