Part 8

8.8K 478 5
                                    

Andrian pov

Dengan langkah tergesa aku memasuki ruang kantorku, berharap bisa cepat mengambil berkas yang tadi tertinggal dan segera kembali lagi ke rumah ibu mertuaku untuk menjemput istriku. Tapi diluar perkiraanku.

Tok..tok..tok...

Pintu ruanganku terbuka, ku lihat sosok berdiri tegak di sana. Mataku terbelalak menatapnya tanpa bisa berkedip. Sosok itu, sosok yang telah sekian lama menghilang kini telah kembali. Sosok yang selama ini aku rindu telah muncul kembali ke hadapanku. Tapi kenapa tak ada getaran sama sekali di hatiku saat menatap wajah itu. Wajah wanita yang pernah mengukir indah hatiku.

Wanita itu terus berjalan ke arahku dan tiba-tiba langsung memelukku dan mengecup mesra pipiku. Aku hanya mampu diam terpaku berdiri tanpa bisa bergerak bahkan sama sekali tak membalas pelukannya.

Wanita itu adalah Erica. Wanita yang telah pergi meninggalkanku entah kemana. Kini ia kembali dengan banyak perubahan pada dirinya.

Erica yang dulu ku kenal pemalu dan sangat polos telah berubah. Berubah menjadi wanita angresif yang membuatku menjadi risih.

Aku tersadar dari keterpakuanku. Aku mencoba melepaskan pelukannya perlahan. Ku tepis secara halus tangannya yang terus mencoba meraihku.

"Erica, kenapa kau bisa ada di kantorku?" tanyaku pada Erica yang terlihat sedikit kesal karena perlakuanku.

"Inikah sambutanmu pada kekasihmu setelah sekian lama kita berpisah?" ucap Erica sinis.

"Bukan itu maksudku Erica, aku hanya kaget kenapa tiba-tiba kau ada di sini" jelasku.

"Aku di sini karena aku sangat merindukanmu Andrian, bertahun-tahun aku menahan rindu ini dan sekarang aku ingin kita saling membagi rindu kita?"

"Rindu kita?" dengus Andrian.

"Iya, rindu kita. Tidakkah kau merindukanku setelah sekian lama. Aku kekasihmu Andrian kemari dan peluklah aku" rengek Erica manja.

"Kekasih? Kekasih tapi sebelum kau menghilang!" sambung Ardian menahan amarah.

"Apa maksudmu Andrian? Bukankah dulu ataupun sekarang aku tetap kekasihmu. Kita sama-sama tak pernah mengucapkan kata perpisahan dan itu berarti kau tetap kekasihku" balas Erica tak kalah pedas.

"Dengarkan aku Erica, semuanya telah berubah"

"Berubah apa maksudmu hah...? Berubah karena sudah ada wanita sialan itu saat ini di hidupmu???" ucap Erica dengan kobaran amarah

"Kau sudah tahu semuanya?" tanya Andrian bingung.

"Aku sudah tau semuanya Andrian, aku bukan perempuan bodoh yang diam begitu saja. Aku tahu semua yang terjadi. Tinggalkan wanita sialan itu dan kembalilah padaku" ucap Erica lantang.

"Jangan sebut istriku..ehemm...maksudku Alea wanita sialan. Dia wanita terhormat. Dan aku tidak akan pernah meninggalkannya"

"Oh jadi begitu, rupanya kau sudah mulai tertarik pada PELACUR itu Andrian" desis Erica menahan amarah.

"Dia bukan pelacur, dia istriku sampai kapanpun aku akan tetap mempertahankannya"

"Sampai kapan hah? Sampai dia pergi meninggalkanmu? Aku tahu Andrian dia tidak pernah mencintaimu, yang dia cintai hanya adikmu...kau dengar ADIKMU....!!!!"

"Aku tau itu" jawab Andrian lemah.

"Kalau kau tahu itu kenapa kau masih bertahan. Kembalilah padaku karena akupun tahu kau masih mencintaiku. Kau tidak benar-benar mencintai istrimu yang rendah itu. Kau hanya kasihan padanya" ucap Erica penuh permohonan.

"Sekali lagi aku katakan padamu Erica, jangan pernah kau berkata buruk tentang istiku. Dia tidak bersalah, dia hanya berada pada situasi yang kurang tepat"

"Teruslah kau bela perempuan itu, semakin kau membelanya semakin aku membencinya dan akan berusaha menghancurkanya, kau dengar itu Andrian???" ucap Erica berapi-api.

"Jangan pernah kau coba untuk menyentuh istriku, kalau kau berani maka kau akan berhadapan denganku Erica"

"Oh ya..... Kita lihat saja nanti" kata Erica sinis.

Aku dapat melihat amarah yang begitu besar di mata Erica. Mata itu penuh dengan kebencian. Kilatan emosi yang tak terbendung nampak jelas dari sorotannya.

Ericaku sudah benar-benar berubah. Kemana perginya Erica ku yang dulu. Ini bukan Erica yang aku kenal, ini adalah Erica yang penuh dendam.

Hening.....

"Pergilah Erica, cari kebahagianmu. Mungkin di luar sana kau akan mendapatkan yang lebih baik dariku" pintaku pada Erica. Ku lihat senyum sinis di sana.

"Jadi kau mengusirku? Baiklah aku akan pergi tapi aku akan kembali dan ingat kata-kata ku tadi Andrian, semakin kau membelanya aku akan semakin membenci dan menghancurkannya"

Erica berlalu dengan kasar di tutupnya pintu kantorku hingga membuat dinding ruanganku bergetar.

Ku usap wajahku dengan kasar, mengapa Erica datang dan membawa masalah.

Tuhan... Jagalah istriku jangan sampai terjadi apa-apa padanya.

Istri....

Ya, aku baru ingat harus menjemput istriku. Ku lirik jam tangan dan ku lihat 20.30. Pasti Alea sudah lama menungguku. Ku raba saku celanaku dan sial batre hp ku pun low. Hp ku mati. Pasti dari tadi Alea menghubungiku namun tidak bisa.

Bergegas ku ambil kunci mobilku. Tapi belum sempat aku melangkah tiba-tiba

Kring...kring.... Telpon di mejaku berdering. Dengan cepat ku angkat telpon itu, aku berharap Alea lah yang menghubungiku. Tapi ternyata aku salah. Suara mamaku terisak di sana.

"Halooo...." sapaku.

"Halo Andrian cepatlah ke rumah sakit sekarang, istrimu mengalami kecelakaan" sahut mamaku.

Terasa lemas seketika tubuhku, jantungku bergedup kecang, mataku terasa panas.

"Di rumah sakit mana ma?"

"Citra Medika"

"Andrian akan segera kesana ma"

Ku ambil kunci mobilku, tak ku hiraukan tatapan mata kebingungan orang-orang di sekitar kantorku. Ku injak kencang pedal gasku, melaju di atas kecepatan rata-rata.

***

Author pov

Sementara itu di tempat yang berbeda seorang wanita cantik tengah berbicara lewat telpon...

"Bagaimana Edward, apa semuanya berjalan sesuai rencana?" tanyanya pada orang yang ada di sebrang.

"Semuanya berjalan baik nona Erica" jawab Edward

"Kerja yang bagus Edward" ucapnya seraya tersenyum sinis.

"Wanita itu sekarang terkapar di rumah sakit, kaki kanannya patah"

"Hahahahaha.....bagus Edward aku senang dengan hasil kerjamu".

Klik telpon dimatikan. Kemudian dihisapnya sebatang rokok yang terselib diantara jari-jari lentiknya.

***

" Kau dan ibumu telah menghancurkan kebahagiaan kelurgaku, sekarang tunggu pembalasanku Alea"

(Erica Awalia Baskara)

Tokoh Antagonis dah pada bermunculan nih...
Ikuti terus kelanjutan kisahnya ya....
Bagi yang sudah berkenan mampir ditunggu vote dan komennya ya...
Makasih......

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang