Alea pov
"Kau sudah siap sayang?"
Suara bunda terdengar di belakangku, ia menatapku dengan sendu. Aku tahu ada pancaran kesedihan di sana tapi ia berusaha untuk menutupinya."Kau cantik sekali sayang, berhentilah menangis dan lihat gaun pengantin itu begitu cocok di tubuhmu" hibur bunda sambil mengusap air mata yang terus mengalir di pipiku.
"Bunda" ku peluk tubuh bunda dengan erat, Ku tumpahkan air mata yang sejak tadi tak berhenti mengalir.
"Bunda tahu sayang rasa sakit yang kau alami, berhentilah menangis dan lihat masa depan yang menunggumu saat ini" bisik bunda sambil terus mengusap punggungku.
"Terima kasih bunda, maafkan Alea telah membuat bunda kecewa" jawabku sambil melepaskan pelukanku.
"Ini bukan salahmu sayang, ini adalah takdir yang harus kita jalani". Sekali lagi kata-kata lembut bundalah yang selalu menghibur dan menguatkanku.
***
Ya, hari ini adalah hari pernikahanku. Setelah kejadian kemarin aku bertengkar dengan Ardan hari ini aku tetap menikah.
Aku terus menatap wajahku di cermin, wajahku kusut, mataku bengkak. Tak seperti pada umumnya wajah pengantin yang seharusnya bahagia.
" Ayo Alea, calon pengantin pria sudah menunggumu di luar" ucap bunda lembut membuyarkan lamunanku.
Aku hanya terdiam membisu, mengikuti langkah bunda yang menggandeng erat lenganku menuju ke pelaminan. Semua mata tamu tertuju memandangku, aku hanya mampu tertunduk menyesali nasib yang aku alami.Inilah takdirku, inilah jalan hidupku saat ini. Aku harus kuat, aku percaya tuhan akan memberikan yang terbaik untuk umatnya.
***
Kini aku telah duduk di pelaminan, bersama suamiku, yah suami. Pria yang saat ini duduk disampingku adalah suamiku. Aku meyakinkan itu dalam hati. Bukankah seharusnya aku bahagia??? ini adalah impianku. Impian untuk menikah dan duduk di pelaminan bersama pria yang sangat aku cintai. Tapi tidak, dia bukan pria yang aku harapkan untuk menjadi pendamping hidupku.Bukan dia seharusnya yang saat ini berada di sampingku.
Bukan dia yang seharusnya yang mengucapkan janji suci untuk selalu menjagaku saat susah ataupun senang.Bukan...!!!!
Bukan pria ini, tapi Ardanlah yang seharusnya bersamaku..!
Hatiku terasa teriris sembilu bila mengingat kebersamaanku bersama Ardan. Ardan adalah pria yang sangat ku cintai tapi juga pria yang telah menghancurkan hatiku hingga berkeping-keping tak tersisa.
***
Author pov
Alea terlihat cantik dengan gaun pengantin berwarna putih yang ia kenakan. Gaun itu begitu pas melekat di tubuhnya yang langsing.
Berbeda dengan gaun indah yang ia kenakan wajah Alea sama sekali tidak memancarkan kebahagian. Begitu juga dengan pria yang saat ini berada di sampingnya. Alea dan pengantin prianya hanya sesekali tersenyum saat para tamu yang memberikan ucapan selamat untuk mereka berdua.
Pengantin pria itu sangat tampan, rahangnya yang tegas, alisnya yang tebal dan bibir yang tipis, serta tubuhnya yang atletis tertutup oleh tuxedo yang melekat sempurna di tubuhnya. Ia begitu tampan dan mempesona setiap tamu yang hadir di pesta pernikahan itu.
Ya, pernikahan Alea dan Andrian.
Pria yang tak lain adalah kakak kandung Ardan. Pria yang seharusnya menjadi kakak ipar Alea.
***
Mohon maaf kepada pembaca karena tulisan yang belum rapi dan masih belepotan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
Romance*sebagian Part di private Alea Awalia Baskara harus menerima takdirnya. Takdir yang mengharuskan dia menikah dengan calon kakak iparnya sendiri. Ardan Marthadinata pria yang seharusnya menikah dengannya justru meninggalkan Alea satu hari menjelang...