Part 23

7.3K 297 3
                                    

"Bagaimana keadaan istri saya dokter?"

"Begini pak, anak bapak lahir dengan selamat. Saat ini suster sedang membersihkan bayi bapak".

"Lalu istri saya?"

"Istri bapak kehilangan banyak darah, saat ini nyonya Alea belum sadarkan diri. Kita akan tunggu perkembangan nya. Baiklah kalau begitu saya permisi pak Andrian".

Dokter melangkah menjauhi Andrian. Tubuh Andrian merosot ke lantai. Seluruh badannya terasa lemas tak bertulang.

"Tuhan tolong jangan ambil Aleaku" bisiknya bergetar.

Sudah 3 hari pasca operasi ceasar tapi Alea belum menunjukan tanda-tanda akan siuman. Semenjak ia pingsan dan masuk ruang operasi sampai sekarang Alea belum sadarkan diri. Menyedihkan memang, semua orang saat ini bersedih menunggu Alea agar membuka matanya kembali.

Andrian menatap nanar didepan ruang ICU. Kini ia hanya mampu menatap Alea di depan kaca ruangan itu. Tampak dari ia berdiri saat ini tubuh Alea dipenuhi dengan alat penunjang kehidupan. Hatinya sungguh merasa sangat pilu. Belum sempat ia memberi kebahagiaan pada Alea tapi kenapa istrinya saat ini justru sekarat berjuang antara hidup dan mati.

Mungkin itulah takdir, setiap manusia harus ikhlas menerima takdir yang diberikan Tuhan kepadanya. Karena pasti Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk umatnya.

"Bukalah matamu Alea, lihatlah anak kita. Dia cantik sepertimu. Bukalah matamu sayang. Apa kamu tak ingin melihat anak kita. Bangunlah sayang. Berjuanglah untuk aku dan anak kita" Isak Andrian dalam diam. Air matanya terus menetes.

***

Hari demi hari berlalu, tak ada tanda-tanda Alea akan siuman. Andrian masih dengan setia menunggu Alea di rumah sakit. Andrian berpikir saat ini mungkin dia sedang diuji agar mampu menjadi suami yang baik untuk istrinya.

Digenggam erat tangan Alea, seakan ingin menunjukkan pada istrinya bahwa Alea tidak sendiri ada Andrian yang selalu dengan setia bersama dan menjaganya.

"Bangunlah sayang, kamu sudah terlalu lama tidur. Sudah satu bulan kamu tidak membuka mata. Apa kamu gak mau lihat anak kita? Semakin hari ia semakin pintar. Dan yang pasti ia cantik sepertimu. Aku sangat merindukanmu sayang, bukalah matamu. Kita akan mengasuh anak kita bersama-sama. Kita akan membuat ia menjadi anak yang bahagia karena dipenuhi kasih sayang dari kedua orang tuanya" tak terasa butiran bening kembali jatuh dari sudut mata Andrian.

Hatinya perih, wanita yang sangat ia cintai hanya terbujur tak berdaya diatas tempat tidur. Setiap hari Andrian selalu datang ke rumah sakit untuk menceritakan perkembangan anak mereka. Andrian selalu berbicara kesana kemari menceritakan semua hal yang ia alami kepada Alea. Meskipun ia tau Alea tak mungkin mendengarkannya.

Andrian yakin pasti dibawah alam sadarnya Alea bisa merasakan kehadiran dirinya.

Saat Andrian tengah membelai lembut wajah Alea, Andrian merasa ada sesuatu yang aneh. Tangan Andrian merasa basah ada tetesan air disudut mata Alea.

"Air apa ini? Apa Alea menangis?" Gumamnya bingung.

Bergegas ia berlari mencari dokter ataupun perawat yang bertugas.

"Dok...Dokter!!" teriak Andrian terbata-bata seraya mengatur napasnya yang tersengal.

"Ada apa pak?" Tanya dokter heran.

"Tolong cepat ke ruangan istri saya dok, periksa istri saya. Tadi ada air mata yang keluar dari sudut mata istri saya dokter"

"Oh ya, mari kita kesana"

Dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan Alea. Dokter secara detail memeriksa keadaan Alea.

"Bagaimana dokter?" Tanya Andrian penasaran.

"Selamat pak, hari ini istri bapak menunjukan kemajuan. Melalui alam bawah sadarnya ia dapat merespon tentang apa yang terjadi disekitarnya".

"Terima kasih Tuhan, akhirnya Aleaku akan segera kembali padaku".

"Ada juga harus bersabar pak, mungkin akan butuh waktu untuk nyonya Alea agar bisa sadar sepenuhnya". Ucap dokter seraya menepuk bahu Andrian dan meninggalkan ruang perawatan Alea.

"Aku akan terus bersabar Alea, seberapa lamapun waktu yang kau butuhkan untuk kembali sadar aku akan tetap menunggumu. Karena aku yakin kamu pasti akan kembali padaku" senyum tipis tampak dibibir Andrian. Senyum yang sudah hilang sejak sebulan yang lalu.

Sebuah kesabaran pasti akan berbuah manis. Karena sifat asli seseorang akan tampak pada saat ia mendapatkan sebuah ujian. Apakah orang itu mampu bersabar menghadapi segalanya atau justru hanya akan patah arang dan berlari dari keadaan.

Itulah nasehat dari sebuah kehidupan. Bahwa tidak selamanya hidup akan bahagia dan juga tidak selamanya hidup akan menderita. Karena saat seseorang hidup menderita ia akan tau bagaimana harus berjuang melawan semuanya. Dan pada saat seseorang bahagia ia harus terus berusaha untuk menjaga kebahagiaannya karena ia tau bagaimana sakitnya sebuah penderitaan.

***

Maaf telat apdetnya... Dan typo bertebaran.
Kemarin2 agak kehilangan selera buat nulis blm dapat inspirasi sama sekali.

Makasih bwt yg dah mampir ke cerita aq. Jgn lupa vote dan komennya ya

Makasih....

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang