Part 10

9.5K 497 5
                                    

Author pov

Tak terasa sudah 3 hari pasca operasi pemasangan gips di kaki Alea. Dan ini adalah hari ke empat, Alea masih menjalani perawatan di rumah sakit. Hari ini ia tidak ditemani Andrian karena Andrian harus pergi ke kantor setelah beberapa hari tidak masuk kerja karena sibuk menemani Alea di rumah sakit. Hari ini ibunda Alea lah yang menemaninya.

Saat mereka sedang asik bercengkrama di dalam kamar perawatan Alea. Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang gadis cantik masuk tanpa memberikan salam. Alea dan ibundanya seketika menatap ke arah gadis yang sedang berdiri di hadapan mereka.

"Gadis yang sangat cantik" pikir Alea.
"Tubuhnya tinggi, rambutnya panjang tergerai, kulitnya halus, bibirnya dan matanya--"Pikir Alea lagi.

Deegg....

Hati Alea berdesir, " kenapa mata dan bibirnya begitu mirip denganku. Bahkan jika diperhatikan wajah kami memiliki sedikit kesamaan. Siapakah gadis dihadapannya ini?" Alea masih terus membatin.

"Hai tante, hai Alea...bagaimana keadaanmu? Sepertinya kamu sudah terlihat lebih sehat" sapa gadis itu membuyarkan lamunan Alea.

"Hai...." balas Alea seraya tersenyum.

Berbeda dengan Alea wajah ibundanya tampak berbeda, ada kekhawatiran di sana. Ia menatap gadis itu tajam.

"Hai tante, pasti tante kagetkan kenapa aku bisa ada di sini?" tanya gadis itu kepada bunda Alea seraya tersenyum sinis.

Bunda Alea melihat kebencian dan dendam di mata gadis itu.

"Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya bunda Alea tegas.

"Ups...tenang tante aku ke sini cuma mau jenguk putri kesayangan tante"

Alea semakin bingung di buatnya. Ada apa dengan bunda dan gadis itu. Kenapa mereka terlihat saling menatap benci.

"Oh ya Alea, perkenalkan namaku Erica tepatnya Erica Awalia Baskara. Aku adalah kekasih Andrian. Maksudku mantan kekasih Andrian sebelum kau merebutnya dariku" ucapnya penuh kebencian.

"Kau pasti bertanya-tanya bukan kenapa wajah dan nama kita memiliki banyak kesamaan? Tanyakan semuanya pada bunda, karena ku rasa bundamu belum menceritakan padamu tentang hubungan kita". Lanjutnya lagi

Alea terdiam, berjuta pertanyaan memenuhi pikirannya saat ini.

"Oh ya dan satu lagi, ku rasa kau harus cukup tahu diri untuk segera menjauhi hidup Andrian. Karena dia tidak pernah mencintaimu hanya aku satu-satunya perempuan yang Andrian cintai. Kau dengar itu?"

Erica keluar meninggalkan ruang perawatan Alea. Alea menatap ibundanya dengan bertanya-tanya.

"Tolong bunda, ceritakan padaku siapa dia" pinta Alea.

"Ceritanya panjang sayang"

"Aku akan mendengarkannya bunda"

"Akan bunda ceritakan semuanya tapi nanti setelah kau sembuh, sekarang istirahatlah".

" Tidak bunda!" seru Alea.

"Aku tidak akan mengijinkan bunda keluar dari ruangan ini sebelum bunda menceritakan semuanya".

" Baiklah kalau begitu" ucap bundanya dengan pasrah.

Alea dengan sungguh-sungguh mendengarkan ibundanya yang mulai bercerita.

"Dulu bunda dan ayahmu adalah sepasang kekasih. Kami menjalin hubungan cukup lama. Tapi Kau tahu orang tua ayahmu tak merestui hubungan kami karena mereka menganggap bunda cuma orang biasa yang tidak pantas mendampingi ayahmu yang terlahir dari keluarga yang kaya raya. Ayahmu sempat akan dijodohkan tapi dia menolaknya. Akhirnya kami sepakat untuk menikah tanpa sepengetahuan orang tua ayahmu" jelas bunda Alea matanya mulai tampak berkaca-kaca.

"Lalu....?" tanya Alea penasaran.

"Lalu kami tinggal di tempat yang jauh dari keluarga ayahmu kami berharap mereka tidak pernah menemukan kami. Tapi orang-orang suruhan kakekmu sangat banyak ia mampu menemukan kami berdua. Dan saat itu bunda sedang mengandungmu. Kandungan ibu saat itu masih berumur 3 bulan nak" cerita ibu seraya terisak.

"Kemudian ayah pergi bunda?"

"Tidak sayang, ayahmu pergi bukan atas dasar keinginannya sendiri. Dia dipaksa kakekmu. Jika ayahmu tidak mau kembali ke rumah dan meninggalkan bunda maka kakekmu akan meminta orang suruhannya untuk mencelakai bunda dan kamu nak" isak bunda pilu.

Alea ikut menangis tersedu mendengar penuturan ibundanya.

"Kemudian ayahmu dipaksa menikah dengan Kalina, mereka menikah dan memiliki seorang putri yaitu Erica. Tapi tidak berhenti sampai disitu, Kalina terus mencari kita ia terus berusaha untuk menghabisi kita nak. Ia ingin kita benar-benar hilang dari dunia ini?"

"Tapi kenapa bunda? Bukankah ayah sudah tidak bersama kita lagi?" tanya Alea heran.

"Karena Kalina tidak pernah bisa mendapatkan hati dan cinta ayahmu. Sudah berbagai cara ia lakukan tapi ia sama sekali tidak bisa mendapatkan hati ayahmu nak. Akhirnya Kalina terobsesi untuk menyingkirkan kita berdua. Karena dia berpikir dengan cara itulah ia bisa memiliki ayahmu seutuhnya. Dan ternyata kebencian Kalina ia turunkan kepada Erica. Sudah bertahun-tahun bunda tidak mendengar kabar mereka, yang bunda ketahui hanya ayahmu sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena depresi dan stroke".

Suasana kembali hening, Alea begitu sedih bahkan belum sempat ia melihat wajah ayahnya sejak kecil tapi ia harus menerima kenyataan kalau ayahnya sudah meninggal.

" Kenapa bunda tidak menceritakan ini sejak dulu?" isak Alea.

"Bunda ingin menunggu waktu yang tepat sayang, maafkan bunda karena baru sekarang bunda menceritakan ini padamu".

Mereka berdua berpelukan, keduanya sama-sama terdiam hanya isak tangis yang mewarnai.

***

Semakin hari keadaan Alea semakin membaik dan siang ini dokter sudah mengijinkannya untuk pulang. Alea duduk di kursi rodanya mengamati Andrian yang sedang mengemasi barang-barang.

" Kenapa kau tidak pernah menceritakan padaku Andrian?" tanya Alea membuka suara.

"Tentang apa?" jawab Andrian menghentikan sejenak aktivitasnya.

"Tentang kekasihmu".

" Kekasih?"

"Jangan pura-pura bodoh, sebelum kamu menikah denganku bukankah kamu memilik kekasih?".

" Itu hanya masa lalu Alea, apa kau cemburu?" goda Andrian seraya terseyum puas.

"Cemburu, buat apa aku cemburu. Aku sama sekali tidak merasa cemburu" gerutu Alea mengerucutkan bibirnya.

"Dua hari yang lalu, mantan kekasihmu datang menemuiku. Sepertinya ia benar-benar marah kepadaku" gerutu Alea lagi.

"Sudahlah jangan pikirkan hal itu, kan sekarang aku sudah jadi suami kamu jadi dia gak akan ganggu kamu lagi" jawab Andrian santai.

"Tapi Erica mengancamku Andrian, dia bilang aku harus pergi dari hidupmu" keluh Alea penuh keresahan.

Andrian diam Ia mengepalkan kedua tangannya, wajahnya begitu tegang. "Apa yang akan Erica lakukan pada Alea" bisiknya dalam hati. Karena ia tahu Erica adalah perempuan yang berbahaya.

Dengan seulas senyuman Andrian mendekati Alea. Andrian berusaha menghilangkan kekhawatiran dari wajahnya. Ia duduk berjongkok tepat didepan kursi roda tempat Alea duduk.

"Perempuan itu tidak akan melakukan apa-apa kepadamu. Dia hanya mengancam. Lagi pula aku akan selalu menjaga dan melindungimu". Ucap Andrian seraya menggenggam mengusap lembut jari jemari Alea.

Hati Alea bergetar merasakan kedekatan antara dirinya dengan Andrian. Mengapa hatinya begitu tenang saat Andrian berada di sisinya. Alea merasa ia sangat membutuhkan Andrian. Ia ingin Andrian selalu berada di sisinya.

Alea tersenyum lembut saat Andrian mengusap jemarinya. Ia merasa sangat bahagia.

Dan siang itu mereka meninggalkan rumah sakit.

***

To be continue....

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang