Author pov
Alea dan Andrian telah kembali ke rumah mereka. Semakin hari semakin terlihat kedekatan diantara mereka. Kecanggungan yang mereka rasakan perlahan-lahan mulai sirna. Ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh dan berkembang diantara mereka.
Malam ini Andrian akan mengajak Alea makan malam romantis, ia akan mengungkapkan segenap perasaannya kepada istrinya, sang pujaan hati.
"Sudah siap Al?" tanya Andrian seraya memeluk istrinya dari belakang.
"Sudah" Alea mengangguk.
"Malam ini kau terlihat sangat cantik" puji Andrian.
Wajah Alea terlihat bersemu merah, ia merasa malu atas apa yang Andrian katakan. Apalagi Andrian dengan mesra tengah memeluk tubuhnya dari belakang.
"Terima kasih" jawab Alea malu-malu.
"Ayo berangkat sekarang sebelum kemalaman lagi pula aku juga sangat lapar".
Andrian melepas pelukannya digenggamnya tangan Alea, mereka berjalan beringan menuju ke mobil.
Ditengah perjalanan Alea bertanya :
" Sebenarnya kita mau makan dimana Yan? gak kayak biasanya kamu ngajak aku makan malam".
"Di restoran favoritku menunya enak pasti kamu suka, lagi pula gak ada salahnyakan kalau aku ngajak isriku yang paling cantik makan malam".
Alea malam itu terlihat sangat cantik. Tubuh langsingnya dibalut dress panjang berwarna tosca hingga mata kaki. Rambutnya tergerai panjang mencapai pinggang. Make up natural yang digunakannya menambah keanggunan dan kecantikan yang dimiliki Alea.
Andrian tak dapat berkonsentrasi saat menyetir, padangan matanya selalu tertuju pada perempuan cantik yang duduk disebelahnya.
Alea menyadari itu, karena semenjak tadi ia juga selalu memperhatikan Andrian. Malam ini suaminya terlihat berbeda begitu romantis tidak seperti biasanya.
"Konsentrasilah di jalan Andrian, jangan terus memandangku seperti itu. Kalau terjadi apa-apa bagaimana?" celetuk Alea.
"Oke-oke... aku hanya ingin terus menatap istriku yang cantik, apa itu salah?"
"Keras kepala, sekarang kita di jalan dan itu berbahaya".
"Baiklah nyonya Andrian, maafkan atas tindakan saya"gurau Andrian.
Tangan Alea mencubit pinggang Andrian. Kemudian mereka tertawa bersama.
"Nah sekarang kita sudah sampai, ayo turun Alea" ajak Andrian.
Mereka berdua memasuki sebuah restoran yang tampak tidak terlalu mewah tapi terasa sangat nyaman. Alea dan Andrian berjalan menuju sebuah meja yang terletak paling ujung. Meja itu terletak dipinggir kolam, yang sengaja Andrian pesan untuk mereka berdua.
"Apakah kau sudah lapar?" tanya Andrian.
"Tentu saja aku sangat lapar biasanya jam segini kan kita sudah makan di rumah".
"Baiklah, sebentar lagi mereka akan mengantarkan makan malam untuk kita".
"Alea, aku ingin mengatakan sesuatu padamu!".
"Katakan saja".
"Aku merasa kedekatan kita selama ini telah menumbuhkan sesuatu di hatiku. Alea, aku jatuh cinta padamu. Apakah kamu juga meresakan hal yang sama kepadaku?" tanya Andrian serius.
Alea diam terpaku, jantungnya berdegup sangat kecang tangannya terasa dingin. Jawaban apakah yang harus ia berikan kepada Andrian pikirnya dalam hati.
Melihat reaksi Alea yang hanya diam, Andrian merasa sedikit kecewa. Ternyata peresaannya belum bisa terbalas, tapi ia akan terus berusaha untuk menggapai hati Alea. Wanita yang saat ini sudah menjadi istrinya.
"Alea, kenapa kamu cuma diam?"
Alea tergagap...
"Aku gak akan maksa kamu buat menerima kehadiranku dihatimu saat ini kalau memang kamu belum bisa. Aku cukup mengerti Alea" ucap Andrian penuh kesedihan.
"Andrian...." panggil Alea seraya tersenyum penuh kelembutan.
"Iya Alea..." jawab Andrian.
"Apakah kamu mau berjanji terlebih dahulu?" pinta Alea.
"Janji apa?" tanya Andrian penasaran.
"Janji bahwa kamu gak akan pernah ninggalin aku, janji bahwa kamu akan tetap disampingku walau apapun yang terjadi, janji akan selalu ngajak aku kemanapun kamu pergi?" tanya Alea bergetar matanya terlihat berkaca-kaca.
"Aku janji Alea, aku janji gak akan pernah ninggalin kamu dan akan selalu ada disampingmu" jawab Andrian tegas digengamnya tangan Alea dengan lembut.
"Aku juga mencintaimu Andrian" jawab Alea lirih.
"Terima kasih Alea, aku juga sangat mencintaimu istriku"
Dan malam itu menjadi saksi bersatunya cinta mereka berdua. Cinta diantara sepasang suami istri yang tadinya dipersatukan karena keterpaksaan.
**
Disaat Alea dan Andrian masih dipenuhi rasa kebahagian berbeda dengan sepasang mata telah mengawasi mereka sejak mereka masuk restoran tanpa mereka sadari.
Alea dan Andrian sibuk menyatap makanannya, tapi sepasang mata itu terus mengawasi mereka penuh kebencian. Ia telah mendengar semua pembicaraan mereka secara diam-diam. Perasaan marah, dendam dan kebencian campur aduk menjadi satu.
"Kau telah menghianatiku Andrian dan sekarang kau benar-benar telah jatuh cinta pada wanita sialan itu.
Lihat saja apa yang akan aku lakukan, akan ku hancurkan wanitamu, akan ku buat dia menderita karena telah merebut hatimu dari ku" gumamnya dalam hati.Dia adalah Erica, wanita yang terus mengawasi pasangan yang sedang dimabuk asmara dihadapannya. Erica tak mampu lagi menahan amarah. Dengan emosi yang berkobar ia tinggalkan tempat itu, meninggalkan pasangan yang membuat amarahnya benar-benar hampir meledak.
Sambil berjalan keluar restoran di keluarkan ponselnya dari dalam tas.
"Halo, Edward...."
"........"
"Sudah kau siapkan semuanya?"
"........"
"Bagus"
"........."
"Jangan malam ini...! biarkan mereka menikmati rasa cinta mereka terlebih dahulu. Setelah itu aku akan buat Alea hancur" Erica tertawa sinis penuh kemarahan.
"......"
"Kau tunggu saja perintahku, sebelum ku perintahkan jangan pernah kau lakukan apapun. Apakah kau dengar?"
"....."
"Bagus".
Klik sambungan telpon diputus. Erica meninggalkan tempat itu dengan berjuta dendam di hatinya.
***
Maaf Baru bisa post bab lanjutannya sekarang...
Terima kasih dah baca, vote, dan komentarnya...
Tunggu lanjutan kisahnya di part selanjutnya ya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
Romance*sebagian Part di private Alea Awalia Baskara harus menerima takdirnya. Takdir yang mengharuskan dia menikah dengan calon kakak iparnya sendiri. Ardan Marthadinata pria yang seharusnya menikah dengannya justru meninggalkan Alea satu hari menjelang...