Alea pov
Dapat kulihat kobaran api yang menyala di hadapanku. Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Aku tidak tahu bagaimana keadaan bundaku yang saat ini terjebak didalam kobaran api itu. Aku berusaha lari, menerjang ke arah api untuk mencari bundaku. Tapi tangan Andrian begitu kokoh memegang tubuhku. Aku tak berdaya, aku hanya bisa menangis didekapan suamiku. Andrian terus memelukku erat ia takut aku nekad berlari mencari bundaku.
Puluhan orang yang berada di tempat kejadian berusaha memadamkan api. Tapi aku merasa bahwa semua itu tidak ada hasilnya. Api bahkan berkobar semakin besar dan sudah merambat ke lantai 2 ruko.
"Bundaaaa........." teriakku histeris
"Tenang sayang, mereka sedang berusaha untuk menyelamatkan bunda" bisik Andrian berusaha menenangkanku.
"Ku mohon selamatkan bundaku, hanya dia satu-satunya orang yang aku miliki selama ini" kata-kata ku bergetar.
"Tenang sayang, bunda pasti selamat" bisik Andrian lagi.
Dadaku semakin sesak, terlintas wajah bunda dalam pikiranku. Senyumnya yang begitu hangat. Kata-kata nya yang selalu dapat menyejukan hatiku.
Tubuhku lemas, kakiku serasa tak memiliki tulang. Wajahku pusat pasi. Jika Andrian tidak menopangku dari tadi mungkin aku sudah ambruk di atas tanah.
"Yan, kenapa ini terjadi? Kenapa bunda mengalami semua ini?" isakku dalam pelukan Andrian.
Andrian hanya terdiam seraya mengusap lembut rambutku.
"Bunda adalah satu-satunya orang yang aku miliki selama ini Yan. Tapi kenapa Tuhan juga akan mengambilnya dariku"ucapku semakin terisak. Airmata yang mengalir deras tak dapat aku bendung. Bayangan masa lalu kehidupanku terlintas dipikiranku.
Tiba-tiba semuanya terasa kabur. Lalu lalang orang-orang terlihat menghilang dari pandanganku. Dadaku terasa semakin sesak. Tubuhku tak mampu lagi berdiri, sayup-sayup ku dengar suara Andrian yang terus memanggil dan berusaha menggoyangkan tubuhku. Tapi aku tak mampu lagi berkata. Semuanya gelap, gelap dan sangat gelap.
" Alea bangun, ku mohon bangunlah. Sadarlah Alea. Aku disini bersamamu, kita akan hadapi semuanya bersama. Aku janji Alea. Bangunlah sayang, aku mencintaimu istriku...." suara Andrian terus berbisik ditelingaku. Dapat ku rasakan isakan dalam tekanan suaranya. Tapi aku tak mampu membuka mataku.
***
Aku merasa, aku berada ditempat yang begitu asing. Sebuah taman yang indah. Ada kolam dengan gemericik air, dan bunga-bunga yang bermekaran begitu indah. Dimana aku? Aku tak mengenal tempat ini. Lalu kenapa aku bisa sampai ditempat ini. Ku lihat seorang wanita cantik berpakaian serba putih tengah duduk dibangku taman seraya merangkai bunga.
Bunda, bukankah itu bunda. Kenapa bunda juga bisa sampai ditempat ini.
"Bunda" ucapku seraya mendekati bunda. Kupeluk tubuhnya yang harum. Diusapnya lembut kepalaku.
"Alea, kemarilah sayang. Sudah dari tadi bunda menunggumu" jawab bunda seraya tersenyum.
"Bunda menungguku?" tanyaku semakin bingung.
"Iya sayang, ada sesuatu yang ingin bunda katakan padamu".
"Apa itu bun?"
"Jaga dan rawatlah suamimu sayang. Jadilah istri yang baik. Patuh atas apapun yang suamimu katakan selama itu masih dalam kebaikan. Kamu harus janji Alea, jangan pernah tinggalkan suamimu. Kalian harus tetap hidup bersama walaupun berbagai cobaan yang akan kalian hadapi nantinya".
"Iya bunda, Alea janji. Alea akan berusaha menjadi seperti apa yang bunda harapkan".
"Terima kasih sayang"
"Sama-sama bunda, harusnya aku yang berterima kasih sama bunda. Kalau gak ada bunda mungkin Alea gak akan jadi seperti ini. Aku sayang bunda"
"Bunda juga sayang kamu nak. Tapi bunda harus pergi sayang"
"Lho bunda mau pergi kemana?" tanyaku kaget.
"Bunda harus pergi jauh. Tapi kamu jangan sedih. Kamu harus kuat, ada Andrian yang akan selalu bersamamu".
Bunda melepaskan pelukanku, ia berjalan menjauhiku terus menjauh. Aku terus berteriak memanggil bunda tapi bunda pergi menghilang begitu saja tertutup asap tebal yang entah darimana datangnya.
***
" Al...Alea bangunlah sayang, aku sangat mengkhawatirkanmu" isak Andrian ditelingaku.
Perlahan-lahan ku buka mataku, aku tertidur di atas sebuah tempat tidur putih. Ku amati ruangan disekitarku. Aku tahu ini adalah ruangan rumah sakit.
"Yan......." ucapku lemah.
"Alea, akhirnya kamu sadar juga" ucap Andrian Lega. Dipeluknya tubuhku erat. Airmatanya menetes dibahuku.
"Yan, bunda mana?" tanyaku bergetar.
"Bunda ada diruang ICU, tim dokter masih berusaha menyelamatkannya Al. Kita hanya bisa berdoa semoga bunda diberikan yang terbaik oleh Tuhan" ucap Andrian lembut seraya mengecup keningku.
"Apa bunda juga akan pergi Yan?" Butiran air mataku menetes membasahi pipi. Goresan kepedihan menusuk hatiku.
"Kita doakan saja yang terbaik untuk bunda sayang" Andrian berusaha menenangkanku.
"Kenapa setiap orang yang aku sayang selalu pergi meninggalkanku Yan? Kenapa takdirku begitu buruk?" ucapku terisak.
"Pertama ayah, ayah pergi saat aku masih dalam kandungan bahkan aku tidak pernah tahu bagaimana wajah ayahku. Aku tak pernah merasakan kasih sayang dan pelukan seorang ayah. Kemudian Ardan, laki-laki yang menjadi kekasihku pergi meninggalkan aku satu hari sebelum pernikahan kami. Dan sekarang bunda. Kenapa mereka semua pergi Yan? Kenapa?" air mataku deras mengalir. Rentetan kisah sedih sepertinya tak mau pergi dari hidupku.
"Sudah sayang, jangan terus-terusan kamu menyesali takdirmu. Tuhan sudah menentukan semuanya. Kita hanya bisa pasrah dan berusaha melakukan yang terbaik" ucap Andrian menenangkan hatiku.
"Apa kamu juga akan pergi ninggalin aku Yan?" tanyaku terbata.
"Gak akan pernah Al, aku janji aku akan selalu ada disamping kamu. Gak akan pernah ninggalin kamu, selamanya" kata Andrian berusaha meyakinkanku.
"Janji?" ku arahkan jari kelingku ke Andrian, ia tersenyum dan ikut memajukan kelingkingnya. Akhirnya kekingking kami saling bertautan satu sama lain.
"Aku janji Alea, istriku".
Andrian memelukku erat, kami berusaha menghilangkan duka yang menggelayuti hati dan pikiran kami. Hatiku terasa begitu nyaman dan damai saat aku berada dipelukan Andrian, suamiku.
****
Tbc the next part ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
Romance*sebagian Part di private Alea Awalia Baskara harus menerima takdirnya. Takdir yang mengharuskan dia menikah dengan calon kakak iparnya sendiri. Ardan Marthadinata pria yang seharusnya menikah dengannya justru meninggalkan Alea satu hari menjelang...