Neben Den Valentinstag (one shot)

32 2 2
                                    


Judul : Neben Den Valentinstag (one shot)
Author: Novitarl
Tanggal pengumpulan: 14 Juni 2016

========================

Malang, 9 Februari 2016

Suasana taman Trubojoyo sore ini cukup ramai. Anak kecil yang berlarian, pedagang yang berkeliling menjajakan dagangannya, serta banyak muda-mudi yang berkumpul disini.

Disudut taman, berdirilah seorang lelaki dan perempuan yang kelihatannya tengah berbicara serius.

"Maaf ya, kita cukup sampai disini aja," ujar lelaki berkaos putih itu. Ia adalahSaka, pacar dari Karin yang sekarang menjadi mantan.

Tanpa menunggu jawaban dari Karin, Saka langsung meninggalkan Karin seorang diri yang masih terkejut dengan kata-kataSaka.

Sementara dibalik pohon, seorang tengah berdiri dengan senyum miring dibibirnya.

**

Malang, 13 Februari 2016

Karin's pov

Sakit? Pasti.

Nyesek?Pasti.

Gaada yang gak sakit saat diputusin cuma sepihak.

Gaada yang gak nyesek saat diputusin cuma sepihak.

Bayangkan, pacaran 2tahun dan diputuskan hanya sepihak.

Huh. Bisa stres aku lama-lama.

Langsung saja kusambar tasku dan pergi meninggalkan kelas.

"loh Kar? Kon kate kemana?" tanya Siska-teman sekelasku.

"mau cabut ke kantin, napa? Kolem?" ajakku.

"ih, gabaik. Ntar lagi pelajaran guru killer. Ayolah kalo gitu," katanya.

Dan kami berjalan beriringan menuju kantin disekolahku. Langsung saja aku memesan satu porsi mie ayam dan segelas es jeruk. Mungkin karna aku kesal setengah mati, aku menambahkan 5 sendok sambal kedalam mie ayamku. Padahal, sambal disini terkenal dengan cabai setannya. Alah, bodoamat. Langsung saja aku menghabiskan semua ini, kringat mulai turun membasahi wajahku. Tapi aku tak peduli.

"weseet Kar. Sante ae lah. Kon kok kaya orang frustasi gitu?" tanya Siska disela-sela memasukan makanan kedalam mulutnya.

"emang frustasi," jawabku ketus seraya menambahkan sambal beberapa sendok lagi.

"kenapa? Sini cerita nang aku," Siska berpindah duduk disebelahku dan memeluk pundakku.

Sontak aku menunduk dan memainkan jariku dibawah meja, "Saka, de e ninggalin aku,"

Ingatan tentang Saka yang meninggalkanku kembali berputar dikepalaku.

"HEYYYYOOOO" laki-laki berambut acak acakan ini mengagetkanku yang sedang bermellow ria. Dia adalah Bima, sahabatku dari SMP hingga sekarang kelas 3 SMA.

"apasi Bim?" tanyaku ketus.

"iii... cantikku ini kenapa kok mukanya mengenaskan gini?" kata Bima sambil menguyel-uyel pipiku.

Jangan kaget jika Bima seperti itu, dia memang sahabat lelaki yang sangat dekat denganku. Bahkan, daripada dengan Siska aku lebih nyaman dengan Bima.

Tak butuh waktu lama, badanku sudah berpindah kedalam pelukan Bima.

"halah, kalo wes kaya gini aku pasti bakal dadi kacang," kata Siska.

Aku yang masih ada dipelukan Bima hanya terkekeh dan semakin menenggelamkan kepalaku kedadanya. Harum khas Bima sangat tercium sekali, dan aku suka wanginya. Wangi ini juga membuatku semakin nyaman dipelukannya. Kurasakan Bima membelai rambutku dan mencium puncak kepalaku. Andai saja yang menjadi pacarku dulu itu Bima bukan Saka. Hmm.. mungkin aku tengah berbahagia dengan Bima. Aishh.. apa apaan aku ini.

Event Mei WIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang