Judul: Unexpected (one shot)
Author: Nyzeus Jully_elian
Tanggal pengumpulan: 1========================
"Nadia! Kamu kepung dia dari arah belakang," ucap seorang pria yang berpakaian seperti detektif.
"Siap Pak!" ujar Nadia seraya mengangguk dan langsung pergi menuju ke arah belakang.
Pria itu langsung menuju ke arah depan sebuah rumah kosong. Ia hanya membawa senjata berupa senapan untuk berjaga-jaga.Brakk!!
Pintu ditendang oleh pria itu. Perlahan ia masuki ruangan demi ruangan, tangan kanannya siap dengan senapannya jika akan terjadi sesuatu yang berada di luar dugaan. Ia mengintip satu ruangan, ternyata di sana terdapat dua orang pria yang sepertinya sedang berpesta minum.
"Berhenti kalian berdua!" seru pria itu.
Kedua pria yang sedang mabuk malah tertawa dengan girangnya.
"Heh! Lo kalo mau gabung bilang aja Sob," ucap pria pertama yang sedang mabuk itu.
"Iya! Gak usah malu-malu Sob, hahahahaa," sahut pria kedua.
"Kalian saya akan laporkan ke pihak kepolisian."
"Hahahaha!! Lo ngancem kita? Gak bakal bisa Bro."
Pria itu pun langsung memancing kedua pria mabuk itu untuk keluar dari ruangan sempit itu. Kedua pria itu tertarik dan mengikuti si pria detektif ini sampai ke ruang tengah rumah tersebut.
Nadia yang sudah berjaga dari arah belakang itu pun sudah bersiap untuk kembali menjalankan aksinya. Pria itu pun sudah memberikan aba-aba untuk Nadia.
***
"Akhirnya kita berhasil menangkap buronan itu ya Pak," ucap Nadia dengan nada bangga tentunya.
Pria yang disebut 'Pak' oleh Nadia itu pun mengangguk senang. Akhirnya mereka berdua bisa kembali memecahkan kasus yang menurut banyak orang sangat sulit untuk terpecahkan.
"Terimakasih ya Nad, kamu udah mau bantuin saya dalam setiap pecahin kasus yang sulit," ujar Pria itu.
"Sama-sama kali Pak Riz, saya juga seneng kok."
"Eh, jangan panggil 'pak' dong, panggil Rizky aja. Ini kan ga lagi nyelidikin kasus."
"Oh,oke deh Riz." Nadia tersenyum.
"Yaudah, saya pulang dulu ya Nad," pamit Rizky pada Nadia.
"Iya, hati-hati." Nadia tersenyum. Rizky pun mengangguk.
***
Rizky merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Hari ini sungguh melelahkan. Memecahkan kasus yang sudah dua minggu lamanya belum terpecahkan akhirnya terpecahkan hari ini juga.
Ia pun beranjak untuk beralih ke meja kerjanya. Melihat semua berkas-berkas yang menumpuk membuatnya agak sedikit frustasi. Lalu dilihatnya selembar kertas yang membuatnya tersenyum sumringah. Selembar kertas yang membuatnya bangga pada dirinya sendiri.
Kertas itu menunjukan suatu kasus yang berhasil ia pecahkan hanya dalam satu malam saja. Dan itu sendirian, tidak dibantu oleh siapapun termasuk Nadia. Bukannya ia tidak mau dibantu oleh Nadia ataupun Nadia tidak mau membantu dirinya, tetapi kebetulan saat itu Nadia sedang pergi mengunjungi keluarganya keluar kota. Jadi terpaksa ia memecahkan kasus itu sendiri, dan beruntungnya kasus itu tidak begitu sulit untuk dipecahkan oleh dirinya sendiri.