Obsession (one shot)

15 2 0
                                    

Judul: Obsession (one shot)
Author: Esraya18
Tanggal pengumpulan: 13 Juni 2016

========================

"Ma, kenapa kita harus pindah rumah sih? Aku lebih suka tinggal di rumah kita sebelumnya." Aku mengeluh selagi membereskan beberapa novel yang ada dalam kardus. Ck, menyebalkan sekali jika harus pindah rumah disaat liburan seperti ini. Seharusnya aku bisa menghabiskan liburan bersama kedua sahabatku yang lainnya. Tapi sekarang aku malah harus terjebak di rumah baru sebuah kota kecil seperti ini.

"Jangan mengeluh, sayang. Kita sudah membahas hal ini sebelumnya. Kamu tau sendiri alasan kita pindah rumah karena apa." Jawaban yang sama lagi. Aku hanya memutar bola mata malas. Memang sih rumah ini bagus dan bersih. Tidak seperti kebanyakan rumah kosong yang aku lihat di film-film horor.

Aku mengambil kardus terakhir yang berisikan beberapa kartu ucapan perpisahan dan souvenir dari teman sekolahku yang lama. Mereka memberi bermacam barang seperti boneka, hiasan dinding, dan lainnya. Ck, tapi satu anak yang menjadi rivalku sejak kelas 10 malah memberiku pisau lipat multifungsi yang juga memiliki senter waterproof. Untuk apa coba?

"Ma, aku ke kamarku dulu. Semua bukunya sudah kuletakkan di rak." Mamaku yang sedang membereskan peralatan dapur di belakang meng-iyakan. Aku langsung naik ke lantai 2. Tempat kamarku berada.

Kamarku ada di pintu pertama sebelah kanan lorong. Ruangan satu-satunya yang lebih luas dan memiliki sebuah balkon yang menghadap ke arah jalanan. Aku meletakkan kardus itu di lantai kamar. Sebelumnya mama sudah memebreskan kamarku agar saat kami sudah pindah, aku bisa langsung istirahat.

Jalanan perumahanku nampak sepi saat aku berdiri di balkon kamar. Padahal sekarang sudah pukul 4 p.m, seharusnya banyak murid sekolah yang baru pulang. Aku memilih duduk di kursi dan melihat sedikit pemandangan baru.

Rumah tetangga baru, jalanan baru, orang-orang baru, dan segala keanehan baru. Saat aku sedang duduk santai di balkon, ada laki-laki dan perempuan berjalan bersama. Yang kulihat jika sang laki-laki seumuran denganku, sedangkan perempuannya mungkin satu atau dua tahun di bawahku. Mereka terlihat akrab dengan sesekali tertawa. Hingga sang laki-laki berhenti tepat di gerbang rumahnya. Tepat di sebrang rumahku.

"Good bye Ryan." Samar aku mendengar suara gadis itu. Sepertinya laki-laki itu bernama Ryan.

Saat aku sedang fokus kepada kedua orang itu, aku melihat kearah rumah Ryan. Di salah satu jendela, ada gadis dengan tatapan datar dan dingin menatap kearah gadis yang menjauh dari rumah Ryan.

"Arisa, bisa bantu mama di dapur?" aku menoleh sekilas kebelakang saat mendengar teriakan mamanku.

"Ya ma." Saat aku kembali menatap kearah rumah milik Ryan, gadis di jendela itu sudah tak ada.

Apa aku tadi tak salah liat kan? Atau memang gadis itu sudah masuk ke kamarnya lagi? Tapi aku tadi menoleh tak terlalu lama. Ah, sudahlah. Aku segera turun dan menghampiri mama dibawah.
Mamaku rupanya sedang berada di dapur.

"Kenapa ma?"

"Ini, kamu anter ke tetangga kita yang ada di sebrang rumah ya. Sekalian kenalan sama mereka." Mamaku menyerahkan sekotak kue. Aish.. kenapa harus aku?

"Kenapa aku sih ma?"

Mamaku melotot.
"Ya jelas lah. Kamu kan anak mama, kalau kamu anak tetangga gak bakal mama suruh nganterin kesana." Duh, alasan macam apa ini?

Aku hanya menghela nafas.
"Oke, fine." Mamaku tersenyum lebar.

Saat aku baru sampai di gerbang rumah tetanggaku itu. Aku melirik lagi kearah jendela tempat gadis yang menghilang tiba-tiba itu berada tadi. Kosong dan gelap. Ck, abaikan saja lah. Sebaiknya aku segera mengantarkan kue ini.

Event Mei WIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang