Judul: Ajeng (one shot)
Author: prncssbee15
Tanggal pengumpulan: 13 Juni 2016========================
Suatu pagi, di kota Yogyakarta, hidup seorang wanita muda, cantik dan sangat baik pada semua orang. Ia adalah Ajeng Ratnaning Hari, keturunan bangsawan yang sangat dihormati diwilayahnya. Ia mempunyai seorang kakak bernama Raden Mas Keenan Hari."Mas."
"Iya?" Masnya menoleh kepada Ajeng yang duduk disebelahnya.
"Boleh tidak kalau Ajeng pergi?"
"Kamu mau kemana?"
"Ada tugas sekolah yang harus Ajeng kerjakan, bagaimana?"
Raden hanya mengangguk "Ayo tak antar." Ucapnya lalu bangkit dari tempat duduk.
Ajeng menggeleng "Ajeng dijemput mas, boleh ya?"
Raden menghela nafasnya "Suruh temanmu itu menghadap Mas dulu."
Ucapnya lalu pergi masuk kedalam.
Ajeng memang bukan wanita yang bisa dengan bebas keluar rumah, bahkan hanya untuk mengerjakan tugas, ia harus diantar, bahkan ia pernah ditemani oleh Raden seharian Full karena memang tugas yang ia kerjakan bersama teman-temannya sangat banyak. Dan jika ia dijemput oleh temannya, temannya harus ijin dan menghadap Raden, atau Eyang putrinya terlebih dahulu.••••••••••••••••••••••••••••••••
"Apa jaminannya kalau Ajeng tidak akan kenapa-napa?"
Ajeng menghela nafasnya, sudah setengah jam Raden mengintrogasi Boy, temannya yang baru saja pindah dari Jakarta ke Jogja.
"Kita hanya sebentar, Mas. Saya janji sebelum jam 7 malam, Ajeng sudah ada dirumah."
Raden tampak berfikir, ia sudah akan memberikan izin tetapi Eyang putri keluar dari kamar.
"Tidak."
Ajeng, Raden dan Boy menatap Eyang putri yang baru saja datang.
"Tapi, kenapa eyang?" Tanya Ajeng lesu.
Tugasnya sangat banyak, dan ini sudah jam 2 siang, sedangkan tempat mereka mengerjakan tugas lumayan jauh.
"Raden harus ikut."
"Tapi," bantah Ajeng
Eyang putri menatapnya tajam.
"Ajeng tidak hanya berdua dengannya, eyang. Ajeng berlima."
Eyangnya menggeleng "Raden ikut, atau tidak sama sekali." Ucapnya final.
"Baiklah, Mas ikut saja, tetapi nanti Mas akan pergi ketoko buku atau kemana saja supaya pekerjaan kalian cepat selesai." Bisik Raden pada Ajeng.
Raden memang sangat baik dan mengerti Ajeng. Tetapi tidak dengan Eyangnya.
Ajeng merasa dari dulu Eyangnya tak pernah sedikitpun memberi kasih sayang padanya, ketika ia ingin membeli sesuatu, Eyangnya selalu menolak untuk membelikan, alhasil Raden lah yang membelikan untuk Ajeng.