Chapter - 1

633 27 0
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 1

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (Facebook)

Balkon kamar! Tempat itulah yang selalu di jadikan pelepasan kecamuk emosinya. Pria tampan berambut sedikit gondrong berwarna coklat serta mata tajamnya. Wajahnya yang perpaduan antara India dan Inggris membuatnya semakin terlihat sempurna. Kulitnya putih, bersih serta otot-ototnya yang kekar terbentuk indah, buah dari kebiasaannya yang selalu menjaganya dengan rutin berolahraga.

Sultan Jalaluddin Khan! Putra tunggal pasangan Humayun Khan, pria pengusaha sukses di India dan Hanna Angela, seorang putri bangsawan asal London, yang kemudian berganti nama menjadi Hamida Khan, setelah memeluk agama Islam mengikuti pria yang di cintainya, Humayun.

Keluarga kecil itu menetap di India hingga kini.

Jalal, panggilan akrabnya, nampak menghela nafas panjang penuh keletihan.

Luapan emosi karena kekhawatiran, ketakutan, kerinduan serta kehilangan tergurat menjadi satu di wajahnya.

Kekhawatiran terhadap ' Yang Tercinta '.
Ketakutan karena Yang Tercinta itu tak kunjung pulang.
Kerinduannya telah sampai di ambang batas yang memaksanya menenggelamkan dirinya lebih dalam kepada jurang KEHILANGAN!

Kehilangan akan sosok belahan jiwanya yang setahun lalu terhempas bersamanya di sebuah peristiwa tragis dan mengerikan.

Peristiwa tak terlupa yang nyaris membunuh mereka berdua, namun tidak MEMISAHKAN.

Sebab, Jalal percaya sang belahan jiwa masih bertahan dan bernafas, entah di mana ia berada saat ini.

Keyakinan itu tak mudah membuatnya patah arah dan semangat dalam melakukan pencarian. Meski semua orang sudah meyakini dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua ' korban selamat ' telah di temukan, termasuk dirinya. Sisanya? Entahlah! Berbagai pihak menyatakan mereka meninggal, meski jasadnya tak tampak atau menghilang lalu akhirnya menemui sang Ilahi jua.

"Aaaaaarrrghhhh!!!" Jalal meneriakkan suaranya sekencang mungkin. Ibarat di sebuah film bergenre komedi, mungkin istana mewah itu sudah berguncang bak gempa berskala tinggi ketika teriakan menggema hebat.

Tak bisa di pungkiri bahwa frustasi itu kerap kali mencuat di dalam hatinya. Apalagi ungkapan dan pernyataan demi pernyataan yang berisi kepedihan itu terus menghantuinya.

Nafasnya tersengal tak beraturan. Dada dan bahu kokohnya naik-turun karena emosinya.

Bibirnya terus berkomat-kamit menyebut nama seseorang. Seseorang yang telah hilang dari pandangannya setahun ini.

"Tuan!"

"BUKANKAH SUDAH KU KATAKAN UNTUK JANGAN MENGGANGGUKU?" Suara dinginnya terdengar menakutkan bagi seorang wanita berseragam hitam bermodel dress selutut. Berkerah putih di lehernya.

Leela, kepala seluruh pelayan yang bertugas di mansion super mewah itu datang ke kamar Jalal.

Tak akan ia langgar perintah Tuannya yang sudah berubah sedingin es itu jika saja sesuatu yang penting tidak mendesak dan mengharuskannya untuk masuk.

"Maafkan aku, Tuan. Tapi, di luar ada Nona Aadita, Nona Aalia dan Tuan Muda Aaditya. Mereka bertiga memaksa masuk untuk menemui Anda," jelas Leela pelan namun tegas.

Sedetik kemudian, lengkungan tipis dan terlihat manis muncul di bibir penuh milik Jalal. Ia palingkan wajahnya menghadap si pelayan,
"Biarkan saja mereka masuk!" ujarnya melembut.

Leela mengangguk lalu undur diri.

* * *

"Hi, Daddy!"

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang