Chapter - 28 & 29 (Selisih 1 Part Dari di Fanpage)

682 41 4
                                    

BENTENG HATI
Part 27 & 28 (Double Part)

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (On Facebook)

Slow update nih, maaf. Semoga masih setia baca & nunggu FF gaje ini yaa....
Special Idul Adha!
So, eid qurban mubarak, all......

("Penderitaan karena seabad perpisahan tak setitikpun mengurangi kebahagiaan dikala terjadi sedetik pertemuan")

...........................................

Sang mentari cukup terik dan tengah memantulkan cahayanya yang meninggi, nyaris lurus di atas kepala. Siang menjelang, dan aktivitas diluar pagar mansion mewah itu terlihat nyata. Kesibukan para pelayan pria yang menyapu bersih dedaunan kering mulai tampak. Hasil dari pohon-pohon tinggi menjulang yang menutupi sebagian besar bangunan mansion itu sedikit beterbangan tertiup kencangnya angin.

BIIIIPPPPPP!!!

Klakson mobil sang pemilik terdengar, dan pagar pun otomatis terbuka dengan sendirinya. Para pelayan yang tengah bertugas itu segera menyingkir untuk memberi akses.

"Mohan!" Jalal melongok melalui kaca jendela mobil, memanggil nama salah seorang pelayan disana.

Pria bernama Mohan tersebut lekas mendekati mobil sang majikan.

"Dua jam lagi Ibu mertuaku tiba di bandara. Tugasmu, tolong jemput beliau dan kabari aku setelahnya, mengerti?"

"Baik, Tuan. Tapi, maaf, Anda dan Nyonya Hee..........,"

"JODHA. Dia istriku, dan namanya JODHA!! Ku rasa kau sudah sangat hafal itu, kan?" Jalal menekan setiap kata-katanya, seakan menegaskan bahwa Heera tidak pernah ada selain Jodhanya seorang.

"Umm, baik. Maafkan aku. Jadi, Anda dan Nyonya Jodha akan pergi kemana, Tuan? Bukan maksudku lancang, tapi Tuan Humayun dan Nyonya Hamida sebentar lagi tiba disini. Apa yang harus ku katakan jika mereka menanyakan Anda dan Nyonya Jodha?" Mohan menunduk dalam-dalam, setengah takut.

Jalal memalingkan wajahnya beberapa detik, mengamati wajah cantik mahakarya Tuhan yang sangat dicintainya itu. Heera duduk di sampingnya dengan menunjukkan ekspresi tak mengerti.

Jalal tersenyum, lalu kembali berpaling dari Heera ke arah lawan bicaranya, Mohan.
"Mereka tidak akan cerewet bertanya selama ada Kembar yang menunggu mereka disini. Kami pergi sebentar, dan begitu kami kembali, kejutan itu baru akan dimulai," Jalal tersenyum misterius. Mohan yang tak memahami maksud Tuannya hanya mengangguk lemah.

"Hei!!" Jalal menepuk pergelangan tangan Mohan, yang seketika membuat pelayan itu terperanjat,
"Tegaslah walaupun hanya saat menjawab menggunakan isyarat kepalamu itu KALAU KAU MAU TETAP BEKERJA DISINI!!"

Mohan bergidik saat kekehan Jalal sayup-sayup terdengar sesudahnya, bersama dengan deru mesin mobil yang berarti semakin menjauh pergerakan kendaraan beroda empat itu meninggalkan area mansion.

"Majikan yang mengerikan!! Hiiii.....," Mohan mengangkat bahunya berkali-kali.

"APA KAU SUDAH BENAR-BENAR BOSAN BEKERJA DISINI, MOHAN? ATAU.............., JUSTRU KAU SUDAH BOSAN HIDUP, HAH?"

"Aaaahhh, Tuan........?" Mohan mendongak saat kerahnya di angkat oleh seseorang, "A....anda? Tuan Mann Singh?"

"Haan!" Mann Singh, sepupu Jodha itu kembali ke tanah airnya ini setelah cukup lama menjelajah beberapa negara. Pria muda itu sedikit menurunkan kacamata hitamnya, menaikkannya lagi dan kembali menurunkannya.

"Katakan!! Apa alasanmu sehingga mengatai suami Jodha-Jhiji seperti itu, HMM?" Mann kembali mengangkat kerah Mohan, seraya tersenyum miring. Ia menyadari tindakannya ini hanyalah gurauan yang biasa ia lakukan untuk menakuti orang lain.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang