BENTENG HATI
Part 25 & 26 (Double Part)(FIKSI DEWASA)
Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (On Facebook)
"KITA AKAN TETAP PERGI!!!"
"Tapi........,"
Jalal tersenyum, menenangkan Heera. Kedua tangannya mengusap rambut hingga pipi dan dagu Heera. Heera menunduk malu,
"Aku percaya bahwa aku bisa menjagamu dan anak-anak kita, dan ku harap kau juga (percaya), Sayang," Jalal membimbing langkah Heera menuju meja makan. Heera yang masih berupaya menutupi rona kemerahan di wajahnya pun menurut.Meski dengan perasaan was-was, namun Jalal tetap berusaha menjaga rahasia tentang teror itu dari keluarganya, terutama dari Kembar. Jalal pun memulai acara makan malam mereka.
"Kita tidak menunggu kedatangan Daadi-sa, Grandmom, Granddad, Uncle Mann dan yang lainnya dulu, ya? Kenapa Dad langsung memulai acara makan malamnya?" tanya Aaditya seraya menatap Jalal dan Heera bergantian.
Todar yang siap memasukkan sepotong daging ke mulutnya pun meletakkan kembali garpunya ke aras piring. Sedangkan Arshita mengulum senyum. Berbeda dengan Mehak yang hanya diam, tanpa ekspresi. Makanan lezat serta peralatan makan yang indah dan mewah itu sama sekali tak menarik perhatiannya. Seolah hanya raganya yang berada disana, sementara nyawanya telah pergi, terbawa bersama kepergian Payal, sang ibu.
Jalal hampir tertawa melihat tingkah orang sekelilingnya usai pertanyaan itu Aaditya lontarkan,
"Tidak apa-apa, Jagoan. Perjalanan mereka menuju rumah kita, kan sangat jauh, dan kemungkinan mereka akan tiba disini besok hari. Jadi, tidak apa-apa kalau kita memulai makan malamnya sekarang, karena tidak mungkin kita harus menunggu sampai besok, bukan?""Hahahaha....,"
"Silahkan.......," ucap Jalal sekali lagi setelah sempat membuat keluarganya itu tertawa. Matanya tak lepas dari Heera,
"Ada satu hal yang harus ku tagih darimu, Nona!" bisik Jalal, sangat dekat dengan wajah Heera.
Heera menajamkan matanya, "APA?"
"Penjelasan!" Jalal menyeringai.
"Tidak ada yang harus ku jelaskan," ketusnya, "Memangnya apa?"
"Hahahaha... Tadi kau terlihat tidak peduli, sekarang penasaran, hmm?"
"ADA APA, DAD? KALIAN MEMBICARAKAN APA?"
Sontak Heera dan Jalal mengangkat wajah mereka saat si bungsu Aalia melancarkan aksi ' keponya '.
"TIDAK ADA!" jawab Jalal dan Heera bersamaan. Kembar langsung terkikik geli.
Heera menatap tajam ke arah Jalal, lagi, dan itu membuat Jalal terkekeh,
"Jelaskan padaku apa maksud dari kata SAYANG yang kau ucapkan saat di sungai Ganggaa tadi. Apa itu untukku, hmm?" bisik Jalal, menggoda.BLUSHING!
Rona kemerahan kembali membaluri pipi Heera, "Umm.... I...itu... Aku hanya.........," jawabnya, gagap.
Sambil menahan ledakan tawanya, Jalal lagi-lagi membisiki Heera. Pemandangan indah saat Heera tersipu malu nampaknya menjadi favoritnya belakangan ini,
"Ssstt! Jawab nanti saja, setelah kita selesai makan malam. Agar aku bisa mendengarnya sangat jelas. Jangan lupa untuk memberiku cotton buds, hmm?"DEG!
Jalal melanjutkan, "Sebab, aku berpikir telingaku bermasalah sehingga salah menangkap ucapanmu itu, atau.............., memang kau benar-benar memanggilku begitu (Sayang)," Jalal kembali terkekeh pelan usai puas menggoda yang kesulitan menelan ludah karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENTENG HATI (H E E R A)
FanficSebuah tragedi pedih yang nyaris merenggut nyawa terjadi. Sultan Jalaluddin Khan harus kehilangan Maharani Jodha Malhotra Khan, istrinya dan ibu dari ketiga putra-putri kembarnya yang masih berusia tiga tahun. Di tempat lain, ada Heera Kunwari yang...