Chapter - 14 & 15

456 15 2
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 14 & 15 (Double Part)

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (On Facebook)

"JODHA / HEERA!!"

"Haahhh!?!?!"

Heera terbangun dalam sekejap usai mimpi yang mampu menggetarkan seluruh perasaannya itu tiba di tidurnya, hingga dua suara berbeda dan memanggilnya dengan nama berbeda pula terdengar secara bersamaan.

"Hah... Hahh........," Heera megap-megap merasakan nafas dan nyawanya belum sepenuhnya menyatu sempurna.

"Heera! Ada apa? Mengapa kau disini?"

"Nyo...nyonya Payal? A...aku tertidur. Maaf!" Heera berusaha duduk tegak, membangkitkan lagi kehidupan yang kini ia hadapi dan mencoba lepas dari bayangan-bayangan serta berbagai mimpi aneh yang semakin menghantuinya.

"Wajahmu pucat, Heera. Kau sakit?" Payal memperhatikan seksama wajah Heera yang tampak tak sehat.

"Tidak, Nyonya. Aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya kelelahan saja setelah berbelanja tadi," jawabnya seraya tersenyum. Sementara hati dan otaknya sibuk merangkai serpihan-serpihan mimpi serta beberapa bayangan yang bisa ia pastikan merupakan masa lalunya. Heera mencoba menyatukannya hingga menjadi susunan urut, menjadi sebuah kisah yang mungkin pernah di alaminya.

"Ya sudah. Tapi, jika kau sakit, jangan sungkan untuk memberitahuku, ya. Dan, ya. Aku tadi panik melihatmu tidur disini, Heera. Terpaksa aku membangunkanmu. Maaf! Perlu kau tahu, hal yang kau lakukan itu cukup berbahaya untukmu, Heera. Apalagi saat aku sedang tidak ada di rumah seperti tadi. Aku bersyukur karena aku datang tepat waktu, sehingga aku bisa mengingatkanmu untuk lebih berhati-hati nantinya,"

"Maksudnya apa? Bahaya apa, Nyonya?" Heera mengernyit, penuh tanda tanya.

"Begini, Jagdev memiliki kebiasaan selalu mendekati wanita yang baru menjadi istrinya. Tak peduli seberapa sering. Karena itu adalah kesenangannya. Kau mengerti maksudku, kan? Dia bisa saja menyentuhmu saat kau tidur, Heera. Berhati-hatilah selama kau di rumah ini. Ku sarankan, sebaiknya kau ke kamarku jika kau ingin tidur. Karena Jagdev tidak mungkin mencarimu sampai ke kamarku. Hingga saat ini dia tidak mencurigai kita. Jadi, saat kau ada di tempatku, kau cukup aman. Lagipula istri-istri lainnya bisa saja datang ke rumah ini, Heera. Di antara mereka juga banyak yang membencimu. Makanya aku memintamu agar lebih waspada," jelas Payal.

"Tentu, Nyonya. Aku pasti akan lebih berhati-hati. Mungkin aku bisa berpura-pura ingin mengunjungi Ayah dan Bibi supaya aku dan Jagdev bisa lebih sering berada di tempat umum. Karena setiap aku pergi, dia selalu membuntutiku,"

"Itu lebih baik! Kau bisa keluar dan tak terlalu sering berada di rumah. Bersama Jagdev tak terlalu masalah selama kalian diluar. Kau benar! Dengan cara seperti itu dia tidak akan berbuat macam-macam denganmu. Keadaan di rumah cukup sepi, karena beberapa istri Jagdev yang lain sudah berhasil merayunya agar membelikan mereka rumah," Payal tersenyum getir.

***

"Ini kamarku. Kau bisa istirahat disini kapanpun kau mau," Heera duduk di ranjang besi klasik milik Payal yang terletak di ruangan serba gelap, tanpa jendela.

"Terimakasih, Nyonya. Maaf, aku sudah merepotkanmu terlalu banyak,"

Payal hanya tersenyum, "Kita sama-sama saling merepotkan dalam kerjasama ini, Heera," Keduanya tertawa.

"Umm, Nyonya, maaf, jika aku lancang. Tapi............, apa nanti aku juga akan di sediakan kamar terpisah juga seperti Anda?" tanya Heera, penuh kehati-hatian.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang