Chapter - 6 & 7

542 14 0
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 6 & 7 (Double Part)

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers

Halo, Readers!
Aap kaise hai? Hihii...
Hot Daddy and Mommy, Jagoan, Lovely & Princess kembali menyapa.....
Adakah yang merindukan kami? wkwkwk

Krn lama/jarang di post, jd author kasih double part lg yaa.. Panjang bgt nih. Moga suka & betah ngebacanya hehe..
Monggo yang mau baca sambil duduk manis, tiduran, tengkurap, atau nungging sekalian wkwkwk yang penting dpt posisi enak hihi..
Nyokk ahh, cekidottt! Meluncur ke TKP ckckck.

.
.
.

Preview.....

"Jodha? Kau kah itu, Sayang?"

**********

Hari ini, setelah mendapatkan informasi dari Atgah dan Adam Khan, Jalal memutuskan untuk menemui pria tua yang kemarin mendatangi kedua orang kepercayaannya itu dan menyatakan telah melihat sosok wanita mirip Jodha, istrinya.

Kegiatan kantornya kembali diserahkan pada Aziz Khan dan Man Singh, sepupu Jodha. Sementara untuk urusan mengantar ketiga anaknya ke sekolah mereka ditugaskan Jalal pada Hamida, Ibunya dan para nanny.

"Jagoan, hari ini Daddy mempercayakan kakak dan adikmu sepenuhnya kepadamu, hmm? Kau sanggup?" Jalal menatap lurus dan tegas mata putranya, Aaditya.

Putra tunggalnya ini memang terlihat mewarisi sifat Jalal yang over protektif terhadap orang-orang tercintanya, terutama pada Aadita dan Aalia. Tanpa diperingatkan lagi pun, bocah laki-laki itu sudah menghapal semua yang harus ia lakukan. Sifat mengayomi melekat penuh pada diri Aaditya.

"Of course! Aku janji akan menjaga mereka dengan baik, Dad," ujarnya dengan wajah tegak, bak tokoh bodyguard profesional yang sering ia lihat di sebuah film. Jalal tertawa gemas dan mencium puncak kepalanya.

"Baiklah! Masuk ke mobil sekarang, dan tunggu kedua tuan putri kita yang sedang sibuk berhias. Oke?"

"Huhh! Kenapa perempuan itu repot sekali jika berhias, Dad?" Jalal kembali tertawa mendengar pertanyaan polos putranya.

"Itu karena mereka harus selalu tampil cantik setiap saat," jawab Jalal dengan berbisik.

"Apa dulu Mommyku juga begitu, Dad? Apakah dia sering membuat Daddy lama menunggu?"

DEG!!!

Tak perlu ditanya mengapa selalu ada godam besar yang serasa menghantam dada Jalal dikala pertanyaan polos putra-putrinya itu meluncur bebas meminta jawaban. Hatinya sakit! Bahkan teramat sakit bila seujung kuku pun tentang istrinya di ungkit di pendengarannya. Bayangan peristiwa kelam setahun lalu seolah menjadi harga mati yang tak dapat ditawar. Karena betapa ingin ia melupakan kejadian itu dan konsentrasi mencari Jodha serta merangkul ketiga buah hati mereka tersebut.

Bagaimana tidak? Kadang ada saatnya dimana Jalal berada pada titik terendah dalam keputus-asaan ketika tragedi kecelakaan pesawat mengerikan dan merenggut nyawa hampir ratusan orang itu kembali melintas di kepalanya. Rekaman kejadian itu seakan menjadi alarm baginya untuk berhenti berharap dan ikhlas menyerah pada takdir, bahwasannya istrinya itu memang telah berada di pelukan Tuhan. Saat-saat seperti itulah yang seringkali membuat harapan Jalal tersungkur. Kemudian bangkit kembali saat memandang wajah tanpa dosa ketiga malaikat kecilnya.

"Dad! Maaf ... Aku pasti sudah membuatmu sedih," Aaditya tertunduk dalam-dalam, tak berani beradu pandang dengan sang ayah. Betapa ia bisa merasakan kesedihan Daddynya ketika nama Ratu mereka itu disebut.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang