Chapter - 4 & 5

506 19 0
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 4 & 5

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (Facebook)

* * *

Jalal menelusupkan jari-jarinya ke rambutnya. Ia baru tersadar dari bayangan kelam masa lalu. Masa lalu berisi tragedi tragis yang nyaris merenggut nyawanya. Tidak! Nyawanya dan istrinya tercinta lebih tepatnya. Karena hingga saat ini, Jalal masih berkeyakinan besar bahwa istrinya itu tengah berada di suatu tempat dan masih hidup.

Jalal beranjak dari sofa keluarga. Tanpa sengaja siku yang ia luruskan saat hendak berdiri tiba-tiba terasa nyeri. Padahal peristiwa itu terjadi setahun silam, yang tentu saja luka-luka akibat insiden jatuhnya pesawat itu telah mengering, meski masih menyisakan bekas yang abadi sampai kini. Jalal pun enggan menghilangkannya.

"Sshh..!" Jalal meringis. Ada rasa perih dan sedikit ngilu pada tulangnya. Bagaimana tidak? Posisinya yang ketika melompat dari pesawat bersama Jodha kala itu dalam keadaan tubuhnya terjerambab keras. Apalagi pesawat jatuh di hutan luas tak jauh dari sebuah desa bagian utara India.

Saat itu, bagian siku kiri Jalal remuk dan mengalami patah tulang rusuk serta cidera parah pada kakinya yang mengharuskan dokter melakukan beberapa kali operasi terhadap dirinya.

"Tuan! Apa yang terjadi? Apa luka, Tu...,"

Jalal mengangkat tangannya tanda agar si pelayan yang tiba-tiba datang itu berhenti bertanya.

"Aku baik-baik saja. Datanglah hanya saat aku memanggilmu. Pergilah! Pastikan agar tak seorangpun menggangguku,"
Si pelayan hanya mengangguk. Sebersit rasa takut selalu menghinggapinya karena sikap dingin Tuannya yang dulu bertahun-tahun telah berubah menjadi lebih hangat dan ramah berkat kehadiran sang Nyonya.

Sekarang, ketika Ratu istana mewah itu pergi, sifat positif Tuan Jalal-nya itu pun seakan ikut pergi.

Jalal tak menghiraukan rasa sakit di sikunya. Baginya, sakit itu tak seberapa dibanding sakit dan luka hatinya karena kehilangan wanita yang telah memberinya tiga malaikat kecil nan lucu itu.

Ia berjalan gontai menuju ruang kerja pribadinya. Sebuah ruangan super luas dan mewah dengan kaca tebal tembus pandang sebagai dinding yang mendominasi.

View kota Mumbai yang gemerlap di malam hari akan terlihat dan terasa dekat dari ruangan tersebut. Gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh dan menjulang, menawarkan pemandangan indah bagi pecintanya.

Jodha, sang Nyonya Khan, adalah salah satunya pecinta pemandangan tersebut. Maka dari itulah, Jalal memutuskan untuk merenovasi habis-habisan beberapa ruangan yang dulu tak terlalu banyak kaca.

Semenjak Jodha menjadi istrinya, mansion itu nampak lebih indah dengan pencahayaan alami dari luar. Jodha mengatur sedemikian rupa sehingga kondisi mansion terasa hangat dan segar, menggunakan perannya sebagai istri dan ibu bagi suami serta ketiga buah hatinya.

Tak heran bila julukan ' Ratu ' Jalal dan anak-anak mereka berikan pada Jodha.

"Dimana kau sekarang, Sayang? Tidakkah kau ingin pulang ke istana kita? Kau tidak merindukan kami, hmm?" Jalal merasakan matanya panas karena air matanya yang merebak.

Dadanya sesak tatkala teringat kondisinya setahun lalu yang tersadar dari koma dalam keadaan tak melihat kehadiran Jodha di sisinya.

Orangtuanya yang sempat membohonginya ketika itu membuat Jalal marah besar. Hamida dan Humayun, bahkan Viraj, ayah mertuanya mengatakan bahwa Jodha baik-baik saja dan sedang dirawat di rumah sakit berbeda dengannya.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang