Chapter - 16

422 16 1
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 16

- Rendezvous -

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (On Facebook)

**********

Khan' s Mansion, Mumbai, India.

Jalal tampak duduk termenung di sofa, berhadapan dengan kaca lebar yang memperlihatkan view kota Mumbai dengan gedung-gedung pencakar langitnya, pemandangan favorit sang istri, Jodha.

Pria itu baru selesai menyegarkan diri dengan berendam air hangat yang tak jua mampu mengusir rasa tak karuannya.

Dalam keadaan bertelanjang dada, Jalal menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Tetesan demi tetesan air berlelehan dari ujung-ujung rambutnya.

Sambil menyesap kopi hitam yang tadi ia tuang dari mesin pembuat kopi di kamarnya, Jalal memandang jauh ke depan. Kopi kesukaannya itu terasa sangat dingin, tanpa kepulan yang menimbulkan rasa panas seperti biasanya. Ia sengaja tak memesan kopi baru dari pelayannya. Kopi dingin, sedingin hatinya kini........ setia menemaninya yang mengobrak-abrik ingatannya setahun lalu,

#FlashbackOn

"JALAL, hentikan, Nak!! Jangan lakukan ini, aku mohon!! Aaaghhhh!!"
Hamida terpekik kencang, tak mampu berbuat apa-apa lagi untuk mencegah putranya yang melepaskan segenap alat medis dari tubuhnya.

Sekian bulan Jalal koma pasca jatuhnya pesawat itu, ia berhasil di bangkitkan ke kesadarannya lagi, usai perawatan intensif di rumah sakit terbaik Mumbai.

Pria itu memberontak tanpa henti saat tahu kenyataan Jodhanya tak lagi di sisinya. Seperti kesetanan, Jalal nekat melepas seluruh peralatan medis yang masih diharuskan dokter menempel ditubuhnya.

"Jodha.... Jodha.... Jodha!!" gumamnya dalam lirih. Tak ada kata lain, selain nama itu. Tak ada kegiatan lain yang ingin ia lakukan, selain mencari Jodha saat itu juga.

Orangtua dan mertuanya kehabisan cara untuk membujuknya agar mau bersabar, menunggu kondisinya pulih demi mencari istrinya itu. Namun, semua percuma. Jalal tetap memaksakan diri untuk meninggalkan rumah sakit.

"Jalaaallll!! Dengarkan aku sekali ini saja. Jangan, Nak. Jangan pergi..... Keadaanmu belum...........,"

"Jodha.... Jodha.......!"

Humayun mencegah istrinya untuk membujuk Jalal lagi, "Biarlah! Dia tahu mana yang terbaik untuknya. Biarkan dia puas. Biarkan dia bergelut mencari Jodha. Sampai dia lelah...... Dia akan sadar nanti.....," Hamida cukup memahami maksud suaminya. Tetapi, sebagai seorang ibu, ia tak semudah itu membiarkan putranya pergi dalam keadaan belum sepenuhnya membaik. Jiwanya yang terguncang menambah kecemasan Hamida.

***

"Aku sudah menghubungi seluruh koneksiku di negara ini. Tapi, belum ada hasil. Mereka belum menemukan sedikitpun jejaknya," Viraj memijat keningnya yang berdenyut.

Terasa habis usaha yang bisa ia lakukan untuk mencari putrinya. Bukan hanya orang-orangnya yang ia tugaskan, tetapi juga dirinya beserta seluruh anggota keluarganya dan besannya, Humayun dan banyak pihak lain yang diharapkan bisa di andalkan dalam pencarian ini.

Terbilang aneh, mengingat berbagai pihak yang mereka tugasi adalah tangan-tangan ahli yang tak pernah gagal. Ironisnya, pencarian selama berbulan-bulan itu tak jua menunjukkan titik temu. Sang putri Malhotra seolah hilang ditelan bumi.

Tak terhitung berapa banyak personil yang diturunkan langsung ke lokasi jatuhnya pesawat, menyisir jengkal demi jengkal hutan yang masih sangat liar dan nyaris tak pernah di jamah banyak tangan manusia.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang