Chapter - 20 & 21

641 26 3
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 19 & 20 (Double Part)

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers

Tampak kereta mirip sebuah brankar di dorong menuju salah satu bangunan terpisah dari mansion.

Sebujur tubuh kaku dan dingin terlihat di balik kain tipis yang menutupinya.

"Dia akan mendapatkan pengurusan terbaik disini. Besok, kita membawanya untuk di kremasi."

Usai mengatakan itu pada para pesuruhnya, Jalal menghampiri Heera yang terduduk lemas di lantai, menangisi kepergian Payal, sang wanita penolong hingga maut menjemputnya.

"Bangunlah, Sayang. Ayo, berdiri! Ku mohon jangan seperti ini, Sayang. Jangan menyiksa dirimu sendiri........," Jalal ikut berkata lemas penuh kekhawatiran seraya ikut duduk dan menarik Heera ke pangkuannya.

Pasalnya, wanita itu terus menangis semenjak menyadari Payal benar-benar telah tiada usai menolongnya dengan segenap tenaga yang Payal miliki. Heera menyesali kelemahannya, kelengahannya yang membuat Payal, bahkan Kaali, ibunya mati-matian berjuang sendiri tanpa dirinya yang seakan bodoh karena tak mampu berbuat sesuatu.

"Ini salahku, hikss.... Maaf! Maafkan aku.... Huhuhu.....," lirih Heera dalam isak tangisnya.

"Sudahlah, Sayang. Relakan Nyonya Payal. Dia............,"

"DIAM!!!" hardik Heera tiba-tiba, memotong ucapan Jalal seraya berdiri cepat dari pangkuan pria tersebut. Matanya tajam berkilat, menatap Jalal penuh kebencian.

"KAU TIDAK TAHU APA-APA. KAU TIDAK TAHU SEPERTI APA DIA BERUSAHA KERAS UNTUK MENOLONGKU, BAHKAN WANITA LAINNYA DI DESA ITU. SEKARANG, KAU SEENAKNYA MEMINTAKU MENGIKHLASKAN KEPERGIANNYA? HAH, TIDAK SEMUDAH ITU, TUAN. KAU, JAGDEV SI B*J****N ITU, DAN PRIA LAINNYA, KALIAN SEMUA SAMA SAJA. EGOIS!! WANITA SELALU KALIAN ANGGAP REMEH, BENAR, KAN? KEMATIAN KAMI (wanita) SAMA SEKALI TIDAK BERARTI BAGI KALIAN, BENAR? KARENA KALIAN PRIA BISA DENGAN MUDAH MENDAPATKAN WANITA BARU MENGGUNAKAN UANG, MENGGUNAKAN KEKUASAAN, BENAR BEGITU, KAN?" Heera tertawa penuh keputusasaan. Angin beraroma busuk seakan menguasai inderanya sehingga suasana hatinya kini benar-benar kacau, seiring perginya Payal untuk selamanya.

Jalal sempat tertegun mendengar perkataan Jodhanya ini. Namun, dengan cepat pula ia menguasai diri. Kini, keyakinannya akan pernyataan singkat dokter tempo lalu semakin besar, senada dengan kesabarannya yang juga harus ia perbesar, mengingat Jodha, sampai saat ini masih mengakui Heera sebagai identitas dirinya.

#FlashbackOn

Jalal tersenyum-senyum seraya melangkah keluar dari area dapur utama, meninggalkan istri dan para putri kecilnya yang tengah membuat aneka olahan cokelat. Sementara Heera sesekali mengangkat pandangannya, mencuri sekilas demi sekilas wajah Jalal melalui mata kelincinya itu.

"Mommy! Puddingnya langsung kita masukkan ke freezer saja, ya?"
Tak ada jawaban dari pertanyaan Aalia, si bungsu. Gadis kecil itu mendongak, menatap sang ibu.

"Mommy! Mommy!"

Kemudian, tanpa diduga, Aadita naik ke atas kursi yang sebelumnya ia letakkan di depan Mommynya,
"DADDYYYY!!! PLEASE, STOP MEMANDANGI MOMMY KAMI DENGAN EKSPRESI LAPAR SEPERTI ITU!!" teriaknya.

Sontak, Jalal mengangkat alisnya dengan mata terbelalak dan mulut sedikit terbuka. Begitupun Heera. Lidahnya seakan kaku bak orang gagu, disertai pipinya yang telah dikuasai semburat merah, tatkala putri-putri kecil itu memergokinya dan Jalal. ANAK-ANAKNYA yang dengan cepatnya membuatnya jatuh cinta!

Beruntung, tubuh mungil yang sudah sejajar dengan Heera karena bantuan kursi itu melindunginya, menutupi rona kemerahan yang bisa saja ditangkap mata Jalal dengan mudah.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang