Chapter - 8 & 9

424 15 1
                                    

BENTENG HATI (H e e r a)
Part 8 & 9 (Double Part)

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers

Halo, Readers!
Apa kabar? Semoga semua dlm keadaan sehat wal-afiat yaa...

Seperti susunan rencana awal cerita ini, sudah ku bilang sebelumnya bhw akan baanyakk scene2 nyesek, bikin sedih, marah, kecewa. Jujur, aku senang krn kalian bisa merasakan itu. Walaupun ga tega sih hehe.. Tapi, utk mengubah alur cerita, itu ga mungkin, guys. Seperti di LOVE And DESIRE dulu, yang harusnya Ravi psycho bgt, ngotot mau dapetin Jodha, malah ku putar haluan dgn cara dia tobat cepet. Padahal alur awal ga seperti itu. Itu terjadi semata-mata krn aku ga tega hiksss.... Nah, skrg mau ga mau, suka ga suka, akan ttp ku lanjutkan.

So, mau baca/tidaknya itu terserah pd kalian. Jika baca, harap tinggalkan jejaknya. Moga sabar menanti happy storynya, hehe.. Jika tdk, silahkan di lewati aja. Oke.

Haha, byk cuap2 gaje. Soklahh, mulai aja. Cekidoott!!
.
.
.
Preview......

"Jodha?"

Jalal maju selangkah. Matanya menangkap nyata sosok wanita yang di duga adalah istrinya itu.

Singh menampakkan senyum tak terartikan di belakangnya. Pria itu tak menyadari dua pasang mata, yaitu Adam dan Atgah Khan terus mengawasi.

Angin berhembus cukup kencang hingga menimbulkan suara gemuruh. Langit kian gelap bak di malam hari.

Wanita ber-ghoonghat itu duduk bersandar di batang pohon. Jalal masih mengamatinya dari kejauhan. Sedangkan ekor matanya ia gunakan untuk mengintip gerak-gerik seseorang di belakang sana.

"Tuan!" tiba-tiba Singh menepuk pundaknya,
"Benar, kan, wanita itu adalah istri Anda?" nada pertanyaannya lebih kepada pernyataan demi membuat Jalal yakin, bahkan terdengar tak sabar untuk memperoleh jawaban "Ya" dari Jalal.

"BENAR!!! DIA ISTRIKU!"

Dugghh!

Di lain pihak, dan tanpa di sadari siapapun, ada sekeping hati yang terluka, diiringi deguban jantungnya yang memberikan rasa nyeri bertepatan dengan ucapan Jalal tersebut. Heera!

Singh berteriak gembira dalam hati karena tumpukan uang sepertinya akan segera merangsek masuk ke kantongnya.

"Tuan, tapi itu.... Dia....,"

Sebelah tangan Jalal terangkat, menginterupsi ucapan Adam.

"Aku tahu apa yang harus ku lakukan, hmm?" bisik Jalal nyaris tak terdengar. Kemudian ia berjalan menghampiri si wanita. Ia relakan tubuhnya yang terbalut jas mahal itu basah total saat menerobos hujan.

* * *

"Uummhhhh! Ouuhhmmm!!" suara Heera tak berbentuk kata saat sebuah tangan membekap mulutnya dari arah belakang. Belum usai rasa deguban jantungnya yang entah karena apa. Kini, jantung miliknya justru berpacu lebih cepat. Seorang wanita yang ia kenal berdiri di sana. Matanya tajam menyorot di kegelapan.

"DIAM! Jangan mengeluarkan suara sedikitpun jika kau masih ingin melihat ibumu itu hidup!"

'Bi... Bibi?' gumam Heera, terkejut.

"Ya, Heera sayang. Ini aku, Zeenat! Bibi Zeenat, hmm? Kenapa? Kau terkejut melihatku? hahaha...," Zeenat seolah bisa membaca ekspresi keterkejutan Heera.

"Ohh, jangan menatapku seperti itu, Heera sayang. Kau putriku, dan aku adalah ibumu juga. Jadi, wajar, bukan, jika kita bertemu lagi dan lagi? Hahaha," Zeenat menyeringai dengan tawa iblisnya.

BENTENG HATI (H E E R A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang