TNG :: 5

2.7K 146 0
                                    

Hai diary!

Hari ini gak ada yang spesial, tapi Ara hanya mau curhat masalah Kak Mira, berharap setelah curhat sama Kamu, hati Ara akan sedikit lebih tenang.

Jadi ...

***

Aku baru saja menginjakkan kaki ku kedalam rumah, suara gaduh langsung menyambutku, arahnya dari dapur. Aku segera melangkah menuju dapur dan menemukan Kak Mira tengah mengomel ke Ibu, Aku gak tahu apa masalahnya tapi kayaknya Ibu gak ngizinin Kak Mira untuk pergi dengan pacarnya--ini masalah yang sering terjadi jika Ibu dan Kak Mira berdebat.

Tak lama sebuah teko air tergeletak menggenaskan di depan Ibu, air yang berada di dalamnya tumpah menggenangi lantai dapur. Aku ingin maju, namun Aku takut.

"Ibu tuh pelit sama Mira! Urus aja tuh Ara anak kesayangan Ibu. Anak emas." setelah mengeluarkan kata-kata yang menurutku sangatlah menyakitkan, Kak Mira keluar dari dapur bahkan dari rumah. Kak Mira pergi tanpa pamit sama Ibu.

Selalu kayak gitu, selalu Kak Mira gak pamit sama Ibu. Apa sih mau Kak Mira? Aku anak emas? Aku anak kesayangan? Ibu dan Ayah memperlakukan Aku dan Kak Mira dengan cara yang beda? Dan Aku lebih di sayang? Aku gak ngerasa kayak gitu. Ibu sama Ayah gak pernah pilih kasih dalam membesarkan kedua anaknya.

Kalau Aku salah, Aku pasti diomeli sampai nangis oleh Ibu, Aku gak pernah disuruh diam dan gak ngerjain pekerjaan rumah, Ibu gak pernah ngasih Aku barang lebih mahal dari yang Ibu dan Ayah kasih ke Kak Mira. Terus kenapa Kak Mira selalu bilang kalau Aku ini anak emas? Kenapa Kak Mira bilang kalo Ibu dan Ayah memperlakukan Aku spesial?

Gak ada anak kesayangan di rumah ini, Ayah dan Ibu selalu membagi rata kasih sayang mereka untuk kedua anaknya.

"Ara," Ibu mengejutkanku yang tengah bersandar di dinding dapur, Aku segera menghapus air mata yang masih menggenang di pelupuk mata. "Kamu kenapa nangis, nak?" tanya Ibu.

Aku tersenyum tipis sambil menggeleng. "Ara sayang sama Ibu, kayak Ibu sayang sama Ara dan Kak Mira." Aku melangkah maju dan memeluk Ibu.

Aku bisa merasakan tetesan air yang keluar dari mata Ibu membasahi bahuku. Aku melepaskan pelukan, Ibu tersenyum, Aku membalasnya.

"Ibu lebih-lebih sayang sama kalian, nak."

Aku segera mengambil kain pel dan bersiap untuk mengelap air yang masih menggenangi dapur.

***

Jadi gitu, Ara gak tahu kenapa Kak Mira bisa seganas itu, apa faktor utama yang ngubah Kak Mira jadi seperti monster. Padahal Aku sayang sama Kak Mira, tapi Kak Mira gak pernah sayang sama Aku hanya karena menurutnya Ibu dan Ayah memperlakukanku lebih dari dia.

Yah sudahlah diary, Ara harap waktu bisa merubah Kak Mira kembali seperti dulu.

Bye!

***

Part baru!!!!

Asli gue tau tulisan gue masi absurd banget, cacad banget, tapi gue mohon maklum karna gue bener-bener baru dalam hal tulis menulis.

Soooo guys, sebagai seorang yang baru gue butuh banget saran dan kritik dari kalian.

Gue tunggu comment dan vote kalian ya guyss.

Lots of love,
Novi

The Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang