TNG :: 12

1.8K 116 0
                                    

Warning: Part ini lebih banyak narasi daripada dialog. Kalau bosan, scroll down aja.

P.s: cerita ini hanya fiktif belaka.

***

Hai folks!

Seperti biasa, kali ini Ara akan menggunakan deskripsi panjang.

***

Aku baru saja selesai bersiap-siap menuju sekolah, saat Aku keluar dari kamar, Aku mendengar sayup-sayup suara orang mengobrol. Sebelum kebawah, entah atas dorongan apa Aku masuk ke kamar kak Mira. Sejak kejadian tiga minggu yang lalu, Aku tidak pernah melihat kak Mira lagi. Kata Ibu, kak Mira pergi jam setengah lima pagi dan baru pulang antara jam dua belas atau satu malam. Aku gak ngerti kenapa kak Mira jadi lebih sibuk dari biasanya, padahal Aku kangen banget sama kak Mira.

Kamar kak Mira gak begitu rapih, sprei dan selimutnya tidak beraturan. Diatas nakas terdapat banyak photo, termasuk photo Aku yang digendong kak Mira sewaktu Aku masih berusia 4 tahun. Ada juga photo keluarga kami yang diambil tiga tahun lalu, Aku masih ingat photo itu diambil saat Aku kelas delapan. Diphoto itu kita semua tersenyum mengarah ke kamera, photo itu diambil di luar ruangan saat adik laki-laki Ibu menikah. Kami tampak seperti keluarga harmonis dengan warna baju yang seragam.

Aku beralih ke dinding kamar kak Mira, dindingnya berwarna pink karena kak Mira suka warna itu. Diatas kepala tempat tidur terdapat tulisan nama kak Mira seperti dikamarku yang tentunya tertulis namaku. Di tembok yang menghadap ke kasur terdapat spot photo yang lebih besar. Photo kak Mira saat SD sampai saat kuliah terpajang rapih di bingkai besar yang menempel ditembok tersebut. Dari semua photo Aku fokus pada satu photo dimana kak Mira tampak berciuman dengan seorang lelaki, Aku tahu dia siapa, namanya kak Rega. Kak Rega dan kak Mira sudah berpacaran dari SMA dan katanya sekarang mereka putus karena kesalah pahaman antara kak Rega, Ibu dan kak Mira.

"Rai?" Aku mengusap setitik air yang ada di pojok mata. "Kamu ngapain?"

"Justru harusnya aku yang nanya ke kamu, kamu ngapain pagi-pagi dirumah aku?"

Dia menyengir lebar. "Mau jemput kamu."

"Aku kan bisa berangkat sendiri, gak perlu dijemput."

Ares memperhatikan spot photo yang tadi Aku lihat juga. "Itu kak Mira?" Tanya Ares.

Aku mengangguk. "Kok beda banget ya sama adiknya."

"Emang kak Mira lebih cantik dari aku."

"Bukan, bukan beda secara fisik maksudku. Tapi kamu lebih ngejaga diri dari cowok sedangkan kak Mira..."

Aku tersenyum simpul. "Pergaulan yang bikin kak Mira jadi kayak gitu, temannya kak Mira kan banyak. Sedangkan aku? Punya temen satu aja susah banget."

"Uh, iya juga sih," Ares kembali melihat bingkai besar itu, dan berdeham. "Turun yuk, udah siang, kamu kan belum sarapan."

Aku mengangguk, Ares menunjuk jalan agar Aku berjalan lebih dulu. Kami berdua turun kebawah dan memakan nasi goreng buatan Ibu bersama-sama. Ada Ayah, Aku, Ibu, dan Ares tentunya, gak lengkap karena gak ada kak Mira disini. Aku rindu kak Mira.

***

Aku dan Ares sudah sampai disekolah sejak satu jam yang lalu, hari ini semua murid SMA Budi Tunggal mengambil nilai hasil belajar mereka selama satu tahun. Yap, hari ini adalah hari kenaikan kelas. Namun Aku tidak berangkat bersama dengan Ayah dan Ibu karena memang begitu peraturannya. Murid harus datang lebih dulu dari wali murid.

The Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang