Hai diary!
Ara lagi dipesawat nih, Ara berangkat hari ini ke Amerika. Ayah senang sekali begitu tahu bahwa Ara dapat beasiswa ke Amerika, Ayah langsung mengurus surat perpindahan dan kami sekeluarga akan tinggal di Amerika, termasuk kak Mira. Ya, termasuk kak Mira. Tadi Ares mengantarku menuju bandara, Ara sempat menangis mendengar ucapan Ares.
***
"Ara, semuanya udah siap?" Ayah masuk ke kamarku disaat Aku hendak menurunkan satu koperku.
"Sudah Yah, kak Mira sudah siap-siap?" Tanyaku kepada Ayah.
"Sudah, Mira senang sekali begitu tahu kita akan pindah kesana, katanya ia sudah rindu dengan teman-teman disana."
Aku mengangguk mengerti, Ayah membantuku menarik koper-koperku. Begitu Aku keluar dari dalam kamar, kak Mira juga baru keluar dan menatapku dengan mata berbinar. "Makasih ya, Ra. Gue bisa nyusul Rega ke America. Whoa i can't wait to meet him and asap cuddling with him."
"Cuddling?"
Kak Mira mengangguk semangat. "Or maybe, you know, teenagers now a days," kak Mira mengarahkan mulutnya ke telingaku. "Sex." Dan membisikkan kata menjijikan itu.
"Kak Mira udah--" kak Mira langsung membekap mulutku sebelum Aku menyelesaikan ucapanku. "Jangan banyak bacot ya, little sister. Gue sama Rega main aman kok, jadi gue gak mungkin pregnant."
Aku mengerjapkan mataku, kak Mira melengos pergi meninggalkanku yang masih kaget mendengar pengakuan dari kak Mira.
***
Selesai sarapan kami berangkat menuju bandara menggunakan mobil Ares. Sepanjang perjalanan, Ayah dan Ares tak berhenti bercerita tentang banyak hal. Ibu dan kak Mira juga tidak bisa diam, mereka mengobrol hal-hal kecil, kak Mira benar-benar ceria saat tahu kita akan pindah ke London. Sedangkan Aku hanya bisa membaca novel karena tidak ada satupun yang mengajakku mengobrol, mereka asyik sendiri.
Tak berapa lama, mobil Ares sampai disebuah lapangan parkir. Semua orang di mobil ini turun, termasuk Aku. Kita sampai dibandara, penerbangannya masih tiga puluh menit lagi. Aku mendorong koperku mengikuti langkah Ayah dan Ibu menuju tempat tunggu. Ares berjalan disampingku, ia menggenggam tanganku erat seakan tak mau Aku pergi jauh dari dia. Kami duduk dibangku panjang, menunggu pintu pesawat dibuka.
"Ares," Aku memanggil Ares, ia menoleh.
"Ya?"
Aku menghembuskan napas panjang. "Kamu, mau kan tetap jadi teman aku meskipun kita udah tinggal jauh?"
Ares tersenyum. "Pasti. Jaman udah canggih, kita bisa skype, atau face time bareng." Sahut Ares.
"Tapi kan, waktu disana sama disini berbeda jauh."
"Iya, skype aku on terus kok, jadi kalau kamu kangen aku, tinggal call."
"Tapi kalau misalnya aku kangen kamu malam hari waktu Indonesia, bagaimana?"
"Ya gak gimana-gimana, telpon aja. Insya Allah aku angkat."
"Tapi nanti kamu ngantuk disekolah."
Ares terkekeh. "Kalau aku ngantuk ya tinggal bobo di uks. Izin sakit."
Aku mencubit lengan Ares. "Gak boleh bohong tau, Res."
Ares tertawa kencang. "Ya gak lah, gila kali aku." Kekehan kecil masih keluar dari mulut Ares.
Pengumuman penerbangan pesawat Jakarta-London sudah terdengar membuatku, Ayah, Ibu, dan kak Mira berdiri untuk berpamitan dengan Ares. Setelah Ayah dan Ibu bercakap-cakap dengan Ares, mereka melangkah menuju pintu pesawat meninggalkan Aku yang masih berdiri dihadapan Ares.
"I will missing you, Rai." Cetus Ares, tangannya meraih kedua tanganku.
"Me too."
"Keep in touch with me? Promise?" Ia mengarahkan jari kelingkingnya dan Aku mengaitkan jari kelingking ku.
"Ya, i promise." Aku mengalungkan kedua tanganku di leher Ares, Aku berjinjit untuk memeluk Ares. Aku tahu sekarang Aku sudah tidak bisa menahan diri dari laki-laki. Tapi Aku bersumpah hanya kepada Ares Aku berpeluk dan berpegangan tangan seperti ini.
Pengumuman kembali disuarakan. Aku dengan terpaksa harus pergi meninggalkan Ares. Sambil berjalan mundur Aku menitihkan air mata dan berucap. "Good bye, see you."
Ares berlari dan langsung memelukku untuk terakhir kalinya. Dan kali ini Aku harus benar-benar pergi karena pasti Ayah dan Ibu sudah menungguku dipesawat.
"I LOVE YOU ARAINA." Aku menoleh begitu mendengar suara teriakan Ares. Ares masih disana sambil tersenyum dan melambaikan tangan kearahku, Aku tersenyum sendu sambil menahan air mataku. Setelah membalas lambaian tangan Ares, Aku berbalik dan menangis. Air mata yang sedari tadi Aku tahan tak dapat terbendung lagi.
***
Ya ampun, bahkan Ara masih menangis ketika mengingat hal tadi. Maafkan Ara karena sudah membasahi satu lembar dari kamu ya, diary.
Bye!
***
Hai!
Sebenernya udah ditulis dari kemarin tapi baru dipublish sekarang hehe.
Tadi juga abis apdet part baru TBG, baca dong gais hehe.
Novi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Girl
Teen FictionTOSG--Type(s) Of School Girl Dia, Araina, cewek cupu SMA Budi Tunggal. Dia, tidak pernah punya teman selain buku. Waktu istirahat Dia gunakan untuk membaca buku, entah di perpus atau dikelas. Dia, kesepian. Dia, sering dibully. Dia, Areska, teman se...