TNG :: 10

1.9K 110 0
                                    

Selamat pagi senin!

Tumben ya novi apdetnya cepet dan pagi-pagi wkwk. Otaknya lagi lancar selancar jalan tol pas lebaran.

Btw, baca serinya Cristal dong. Badgirl gue revisi, jadi kalau ada yang pernah add badgirl ke librarynya, lebih baik di delete dulu, baru add lagi.

Happy reading!

***

Hi diary!

Hari ini Ara bertanya dengan Ares tentang takdir yang kemarin ia ucapkan.

Jawabannya..

***

Aku dan Ares tengah duduk di meja kantin, sebenarnya Aku gak suka berada di kantin karena kantin itu terlalu ramai. Tapi semenjak ada Ares, dia lebih sering mengajakku ke kantin katanya supaya Aku gak stress baca buku mulu. Padahal Aku lebih nyaman baca buku dikelas sambil memakan bekal dari ibu dari pada harus duduk di tengah kantin yang ramainya mengalahkan koridor. Melewati koridor ramai saja Aku gak suka, apalagi duduk ditengah keramaian kantin.

"Ares," Aku menegur Ares yang gak bisa melepas matanya dariku, Aku merasa risih jika Ares melihatku seperti itu.

Ares menggumam. "Jangan ngeliatin Aku kayak Aku ini calon pidana mati gitu deh, Aku gak suka. Risih tau." Sahutku.

Ares malah terkekeh. "Kalo ngeliatin kayak kamu calon pidana mati tuh gini," ia mencontohkan cara pandang orang-orang yang menaruh dendam dan curiga, "Tapi aku kan gini." Dan kembali pada wajah semulanya.

"Yaudah tapi aku risih tau." Keluhku.

Dia menyengir. "Abis kamu enak dipandang sih, gak ngebosenin."

Aku melotot. "Ya ampun Ares kamu menjijikan."

"Ya ampun aku dikatain menjijikan sama seorang Ara." Katanya dengan wajah sok imut.

Aku memutar bola mata. "Astaghfirullah," desahku pelan. "Ares, boleh nanya sesuatu?" Tanyaku.

"Itu kamu udah nanya loh."

"Ares, serius."

"Hahaha iya iya, nanya apa?"

Aku berdeham. "Maksud dari 'takdir kamu lebih baik dari mereka' itu apa?"

"Oh, mau tau aja atau mau tau banget?" Ares meledekku dengan menaik-naikkan kedua alisnya.

Aku mengerucutkan bibirku. "Yaudah kalo gak mau ngasih tau juga gak apa-apa." Aku membuang arah pandangku, Ares tertawa. "Oke-oke aku jelasin,"

Dia menatapku intens membuat ku salah tingkah. "Kamu tau kan kalau kamu itu di anugerahi banyak kelebihan?" Aku menggeleng, dia mendengus. "Kamu itu cantik, pintar, punya orang tua yang lengkap dan baik, tanpa kamu sadari sebenarnya di sekolah ini banyak cowok yang suka sama kamu, dan banyak cewek yang mau berteman sama kamu."

Aku membulatkan mata. "Masa?"

"Iya, cuman mereka gak berani buat ngedekitin kamu, mereka udah diancem duluan sama Retta buat gak ngedeketin kamu."

"Aku... Gak percaya."

"Tapi emang bener kok, bahkan waktu pertama kali masuk sekolah ini, Retta ngancem aku untuk gak ngedeketin salah satu cewek IPA 3 yang pakai kacamata dan berambut pirang. Ternyata aku masuk kelas IPA 3 dan aku tau siapa yang Retta maksud, itu kamu," Ares berdeham. "Emang kamu gak pernah sadar tatapan kagum dari orang-orang yang kamu lewatin di koridor?"

"Gak pernah merhatiin, aku kan kalau jalan selalu nunduk." Desahku pelan.

"Hadeu, tapi aku berbicara fakta kok," Aku mengangguk. "Ya intinya itu sih, mereka cemburu sama kamu."

Aku tersenyum kearah Ares. "Makasih." Ares balas tersenyum. "Anytime buat kamu."

***

Itu jawabannya, sampai malam ini Ara masih gak percaya kalau banyak orang yang ingin berteman dengan Ara namun diancam oleh Retta. Kenapa Retta bisa sejahat itu sama Ara? Padahal Ara gak pernah punya masalah pribadi sama Retta.

Yasudahlah mungkin suatu saat Ara akan tahu jawaban kenapa Retta sangat menbenci Ara. Sekarang sudah hampir tengah malam, Ara mau kembali belajar untuk ulangan hari senin lusa.

Bye!

***

Novi.

The Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang