Part 1.
***
Hi folks!
Ini Novi bukan Ara, khusus chapter 14 part 1 & 2 Novi yang akan ngasih narasi. Ihi, semoga gak calang.
Happy reading!
***
Ara sekeluarga sudah tinggal di Amerika selama 6 bulan, selama itu pula waktu Ara dikuras habis dengan belajar. Ara susah sekali dapat waktu untuk berlibur dan bersantai, homework Ara selalu banyak. Tapi untungnya setiap malam Ara masih bisa menyempatkan waktu untuk menghubungi Ares. Ara merindukan Ares setiap malam. Ara memimpikan Ares setiap tidur. Ara memikirkan Ares setiap hari. Tapi apa yang Ara bisa lakukan untuk menghilangkan rasa rindunya hanyalah dengan menghubungi Ares lewat aplikasi skype atau face time.
Gak cuman video call saja, Ara dan Ares juga berkomunikasi lewat chat. Seperti sekarang, Ara sedang melayangkan jurus gombalnya ke Ara.
Areska : Hai beb
Areska : Gi apah?Ara berjenggit membaca pesan alay dari Ares.
Araina : Kamu alay, aku lagi mau belajar. Pr ku numpuk.
Areska : Pas banget dong ya aku ngechatnya
Araina : Kenapa?
Areska : Kan aku bisa jadi penyemangat belajar kamu
Areska : HEHEHE
Areska : Imut kan akoohh?? *insert emot ketawa cewek sok unyu.*Araina : Brb
Araina : Aku mau muntah bacanya
Araina : *insert stiker muntah*Areska : Jahad ya sama pacar
Araina : Kamu alay sih, aku jijik
Ara segera menghentikan aktifitas chattingnya dengan Ares begitu mendengar suara gaduh dari bawah. Karena penasaran, Ara pun keluar dan mengintip lewat celah tangga. Disana ada Ayah, Ibu dan Mira, sepertinya suasana dibawah sana sangat tegang. Rahang Eric --Ayah Ara-- mengeras, tangannya mengepal kuat, dan Raya --Ibu Ara-- dengan sabarnya mencoba menyalurkan ketenangan dengan mengusap bahu dan dada Eric.
"Siapa Ayahnya!?" Hardik Ayah, membuat Mira yang sedang menunduk langsung mendongak.
"R--Re-ga," sahut Mira.
Rahang dan kepalan Eric tambah mengeras. "Kenapa bisa!? Sejak kapan kalian berbuat seperti itu!? Dan sejak kapan Ayah ngebolehin kamu untuk berhubungan intim sebelum nikah!?" Emosi Eric meluap-luap.
Bahu Mira tampak bergetar, suara isakan keluar dari mulutnya. "Ma--maafin Mira, Yah, Bu. Mira tau Mira salah, dan Mira minta maaf."
Raya menghampiri Mira dan memeluk Mira dari samping. "Kamu salah, dan Ibu udah maafin. Sekarang, Ibu mau tanya, Rega tahu soal kehamilan kamu?" Perkataan Raya membuat mulut Ara menganga lebar.
Tanpa sadar Ara sudah berlari menuruni tangga. "Kak Mira hamil!?" Ia memekik tak percaya dibelakang kak Mira.
"Sst, nanti Ibu jelaskan apapun yang mau Ara tanyakan ya. Tapi sekarang ada baiknya Ara belajar lagi keatas, tugas Ara banyak kan?"
Ara tak mengindahkan perkataan Raya, ia mendekat kearah Mira. Memeluk Mira dari depan lalu menunduk untuk mengelus perut rata Mira.
"Dedek bayinya udah berapa bulan kak?" Tanya Ara dengan mata bulat lucu.
"Ara jangan sentuh kakak kamu! Dia gak pantas disentuh sama kamu!" Suara Eric membuat Ara menghentikan aktifitasnya.
Ara menoleh, "Emang kenapa aku gak boleh megang kak Mira, Yah?"
"Kakak kamu itu udah kayak pelacur, dan Ayah gak mau kamu tertular jalangnya sama kakakmu."
Aku melotot. "Ayah gak boleh ngomong kayak gitu! Kak Mira itu kakak aku, Almira Vanessa Az-zahwa Harris itu anak Ayah dan Ibu! Anak Ayah Eric Harris dan Ibu Raya Alqori. Ayah gak boleh ngatain kak Mira mau sekotor apapun kak Mira."
Ara menatap Mira dan Raya bergantian, ia kembali memeluk Mira. "Dedek bayinya baru dua bulan." Suara Mira terdengar lirih, bahunya kembali bergetar. Sebelah tangannya menutup mulutnya agar suara isak tangisnya tidak terdengar.
"Kak Mira jangan nangis, kasihan dedek bayinya."
"Kenapa lo baik sama gue, dek? Gue kan udah jahat banget sama lo dan kenapa lo masih baik banget sama gue?"
"Terus kalau kak Mira jahat sama aku, aku harus balas kejahatan kak Mira juga gitu?"
Mira mengangguk. "Maybe."
"Itu sama aja kayak setan melawan setan, api bertemu api, ya jadinya kebakaran. Jadi kalau ada satu diantara kita yang bersifat membakar seperti api, maka satunya harus bisa bersifat memadamkan si api seperti air."
Mira beranjak memeluk Ara untuk kesekian kalinya, kali ini pelukan keduanya disaksikan dengan senyum bahagia dari kedua orang tua mereka.
"Kamu cari Rega, minta pertanggung jawaban. Ayah gak akan marah lagi." Cetus Eric ditengah adegan romantis kakak adik tersebut.
Mira langsung melepaskan pelukannya dengan Ara. "Seriously, Ayah?!"
Eric mengangguk yakin membuat Mira langsung merogoh ponsel di saku celananya. Ia menghubungi Rega namun suara operator yang menjawab, Mira kembali memencet nama Rega namun jawaban sama yang ia terima.
'Nomor yang anda hubungi sedang sibuk.'
Begitu seterusnya sampai kali kelima Mira mencoba menghubungi Rega, jawabannya masih sama. Sedang sibuk.
"Besok pagi aja kak, mungkin kak Rega lagi banyak tugas kantor." Usul Ara.
Mira mengangguk paham, detik selanjutnya Mira dan Ara duduk disofa diantara Eric dan Raya. Ini yang Ara inginkan, bercanda dan tertawa bersama keluarganya.
***
Woho!
Chapter 14 memang akan dibagi menjadi dua part. Dan keduanya akan menggunakan sudut pandang dari gue, si penulis.
Semoga kalian sukak!
Novi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Girl
Fiksi RemajaTOSG--Type(s) Of School Girl Dia, Araina, cewek cupu SMA Budi Tunggal. Dia, tidak pernah punya teman selain buku. Waktu istirahat Dia gunakan untuk membaca buku, entah di perpus atau dikelas. Dia, kesepian. Dia, sering dibully. Dia, Areska, teman se...