TNG :: 8

2.3K 135 0
                                    

Hi fellas!

Seperti biasa, cerita ini gak melulu tentang diary Ara. Tapi bisa juga berisi deskripsi panjang dari Ara.

Selamat membaca.

***

Hari minggu katanya harinya bermalas-malasan, Aku sih gak menampik fakta itu karena cuman dihari minggu Aku bisa bangun lebih siang dari biasanya. Seperti hari ini, Aku baru bangun jam setengah delapan tadi. Dan sekarang Aku sedang duduk menonton kartun, sambil memangku sereal buah yang diaduk bersama susu.

"Kak Mira mau kemana?" tanyaku pada kak Mira saat ia turun dari lantai atas.

"Main." singkatnya.

"Kamu pergi sama siapa Mir?" tanya Ibu yang baru keluar dari dapur.

Kak Mira mendengus dan memutar bola matanya. "Sama temen."

Ibu tersenyum. "Ya udah hati-hati, pulangnya jangan malem-malem."

Kak Mira langsung melangkah pergi tanpa salam, "Kok kak Mira gak salam sama Ibu?" tanyaku.

"Mungkin kak Mira buru-buru," Aku mengangguk. "Ibu ke dapur lagi ya."

"Iya Bu."

Baru saja Aku menyuap serealku, suara bel menggangguku dan memaksaku untuk bangkit dan melihat siapa tamu yang datang di minggu pagi ini.

"Assalamualaikum." Aku melotot menyadari Ares yang berada di depan pintu rumahku.

"Kamu ngapain disini!?" tanyaku sewot.

Dia terkekeh. "Mau main aja," Ares berdeham. "Gue pikir lo pindah rumah, makanya tadi gue nanya satpam komplek dulu. Tapi ternyata ini masih rumah lo."

Aku masih diam saja sambil memperhatikan Ares. 'Apa bener dia Ares yang itu?' tanyaku dalam hati.

"Rai! Jangan bengong." katanya.

"Ada siapa, Ra?" tanya Ibu.

"Eh um, ini Bu, ada temen sekolah Ara."

"Assalamualaikum tante, saya Areska teman SD Ara, tante masih inget gak?" Ares mendekati Ibu dan mencium tangan Ibu.

"Ares?" tanya Ibu, Ares mengangguk. "Oh! Areska yang pindah sehabis perpisahan? Yang bikin anak saya nangis gak berhenti-berhenti karena kehilangan satu-satunya sahabat di sekolah? Iya iya saya tahu."

Ares menggarukkan tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe maaf soal itu, Mama sama Ayah gak ngasih tau saya kalau kita bakal pindah sehabis perpisahan," katanya.

"Sampai saya gak bisa pamit ke Ara." lanjutnya dengan nada penyesalan.

Aku tersenyum. "Itu udah lama banget, Aku juga udah lupa meskipun masih sedikit kesal sama Kamu."

"Yaudah kalian ngobrol di dalam aja, gak enak diliat tetangga. Ada tamu gak disuruh masuk." Aku dan Ares mengangguk.

"Kita ngobrol di taman belakang aja ya, tapi Aku mau bantu Ibu buat minum dulu. Kamu duluan aja ya?" pintaku padanya.

Ares hanya tersenyum sambil menunjukkan ibu jarinya, lalu berjalan menuju taman belakang rumah. Aku melangkah menuju dapur dan membantu Ibu yang sedang menyiapkan minum untuk Ares.

"Kamu udah bisa maafin dia belum?" tanya Ibu.

Aku berpikir sebentar. "Aku gak tahu Bu."

Ibu menghela napas. "Kenapa gak tahu? Memaafkan itu asik loh."

The Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang