TNG :: 3

3.3K 181 1
                                    

Hai diary!

Kamu tau, tadi si anak baru—yang menurut ku menyebalkan itu—membantuku lepas dari kekejaman Cristal. Dan Aku—gak tau kenapa—merasa kejadian itu sama persis ketika Ares teman kecilku menolong ku yang sedang di bully sewaktu kecil dulu.

Aku ceritain ...

***

Aku hendak mengambil buku pelajaran di loker, Cristal datang dan membalikan badanku. Aku kaget. Cristal menunjukkan sebuah buku.

"Tau ini apa?" tanyanya.

"Buku." jawabku lugu.

"Bukan. Ini beras," katanya, Aku hampir saja ingin mengeluarkan tawaku. Niat itu Aku urungkan karena melihat wajah murka Cristal. "Lo tau ini buku apa?"

Aku membaca label nama di buku itu. "Buku tugas Biologi." ucapku.

"Gara-gara lo gak becus ngerjain tugas biologi gue, gue jadi dapet nilai 50!" teriakan Cristal menggema di sepanjang koridor yang sudah sepi ini.

Aku menunduk ketakutan. "Lo sengaja kan ngasih jawaban ngasal di tugas ini!?" tanyanya.

Aku menggeleng perlahan. "Aku ... Emang gak begitu ngerti bab yang ditugasin itu, tugas punya ku juga cuman dapet 70."

Cristal melotot. "Tugas lo 70? LO SENGAJA KAN SALAH-SALAHIN JAWABAN TUGAS GUE!?"

Tangan Cristal menarik rambutku kencang. Aku mengaduh. "Aduh, sakit."

"Sakit? Ini gak lebih sakit dibanding lo ngasih nilai 70 buat tugas lo, dan 50 buat tugas gue!"

Seseorang mendorong Cristal menjauh dari ku, dan rambutku terbebas dari tarikannya. Aku menangis.

"Kalo lo mau dapet nilai bagus, kenapa gak ngerjain sendiri?"

Aku melongok melihat siapa yang menolongku. Areska.

Cristal tersenyum miring. "Siapa lo? Mau jadi pahlawannya si cupu?"

Ares terkekeh. "Gue cuman mau ngasih pelajaran sama pem-bully kayak lo."

Cristal pergi dari hadapan Ares. Ares menghampiriku.

"Lo gak apa-apa?" tanyanya.

Aku mengangguk perlahan. "Aku gak apa-apa kok," Aku bangkit dari posisi dudukku. "Lain kali, kamu gak harus nolongin aku kayak tadi. I can handle it." ucapku, lalu pergi dari hadapan Ares.

Dia meraih tanganku. "Gue, Areska. Lo gak inget gue?"

Aku menaikan sebelah alisku.

"Waktu kecil, lo punya temen namanya Ares kan?"

Aku mengangguk.

"Itu gue." lanjutnya.

Aku membelalakan mata. "Bercanda kamu gak lucu. Ares yang itu, udah pergi. Dia ingkar janji, dan aku gak suka sama orang yang suka ingkar janji," Aku melepaskan kaitan tangannya. "Permisi."

"Gue ... Areska Fathir Aijaz, kalo lo lupa." Aku tetap melanjutkan perjalananku menuju kelas, 'aku ketinggalan kelas.' kataku dalam hati.

***

Areska Fathir Aijaz itu emang nama teman kecilku, tapi Aku masih gak percaya kalau Dia adalah Ares yang itu.

Maksudku, ayolah, Ares yang itu udah pergi lamaaaa banget. Gak ada yang tau dia pergi kemana, dan apa alasan Dia pergi, jadi Aku gak semudah itu percaya kalau Dia adalah Ares yang itu.

Aku masih ragu.

Kalaupun iya, Aku masih belum bisa memaafkan dia sepenuhnya. Aku tipikal orang yang gak suka sama orang yang ingkar janji. Meskipun kejadiannya udah lama, tapi Aku masih sakit.

***

Hey!

Gak nyampe 500 word :')

In shaa allah update-an selanjutnya, minimal, gue update sampe 500-an word.

Doakan.

Makasih.

From niall-secretlove,
Novi

The Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang