*Play Mulmed saat membaca*
Jangan membully penulis setelah membaca,
K.S
****
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
Suara pengumuman mengenai penerbangan terdengar begitu nyaring di telinga semenjak dia menginjakan kakinya di pengambilan bagasi setelah turun dari pesawat. Koper besar berawrna abu-abu lewat di depannya. Dia meraih pegangan koper tersebut dan menegakannya tepat di samping kaki panjangnya. Dia menaikan lengan jaket kulit coklatnya untuk melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan. Jam sembilan lebih dua puluh lima menit. Dia terlambat lima menit dari jadwal yang seharusnya.
Langkah panjangnya menuntun dirinya ke arah pintu kaca yang terbuka otomatis dan menampak pemandangan orang-orang yang memenuhi pagar besi penghalang antara jalan penumpang yang baru tiba dan penjemputnya. Dia berdiri diam di tempatnya membaca satu-satu papan putih setiap penjembut di hadapannya.
Kaca mata hitamnya menurun sedikit dari hidung mancungnya. Kedua matanya memincing membaca namanya terpampang besar di sudut orang-orang yang berkumpul. Dia menghampiri orang berperawakan tinggi dengan kulit terbakar matahari namun memiliki senyuman yang menampakan giginya yang agak kekuningan.
"Bapak Leonardo Kandou?" tanya orang tersebut kepada laki-laki yang berhenti tepat di hadapannya. Laki-laki tersebut melepaskan kaca mata hitamnya dan menyerahkan koper besar yang dia bawa.
"Ya. Dia tidak menjemputku?"
"Nona sedang ada keperluan, jadi saya disuruh menjemput bapak." Leonardo mengangguk, lalu berjalan mengikuti pria yang menjemputnya tanpa perlu repot ber basa-basi dengannya.
"Apa ini pertama kalinya bapak kemari?" tanyanya yang tidak mendapat respon, "Ah ya nama saya Putu, supir pribadi nona A-"
"Cepat antarkan ke hotel. Aku sudah lelah dan jangan banyak bicara," ucap Leonardo memotong acara perkenalan Putu padanya.
Putu yang memahami ekspresi lelah yang tampak dari wajah Leonardo hanya mengangguk. Putu membukakan pintu untuk Leonardo, menaruh kopernya di bagasi belakang mobil, lalu setengah berlari ia masuk ke tempatnya. Seperti permintaan Leonardo, Putu melajukan mobil tanpa banyak pertanyaan.
Leonardo menatap jalanan maupun bangunan di luar jendela pintu mobil di sampingnya dalam keheningan. Kelopak matanya perlahan menutup menikmati kesunyian di sekitarnya.
+++
Desiran ombak terdengar di kedua telinganya. Dia membuka matanya perlahan. Bayangan buram terlihat di kedua matanya. Dia mencoba membuka lebar matanya, dimana terasa perih saat itu juga. Napasnya tercekat begitu saja saat menyadari keadan dirinya yang terbangun di dasar lautan. di berenang secepat yang ia bisa meraih permukaan.
Udara masuk begitu saja kedalam lubang hindungnya lalu masuk ke paru-parunya yang mengembang dan mengempis dengan ritme yang cepat. Kedua matanya mengangkap sosok yang ia kenal di atas sebuah kapal besar. Lelakinya terlihat kesakitan dengan lebam di wajahnya. Dua pria berbadan besar mengerubuti lelakinya dan menghajarnya.
"Lihatlah, ini semua karena dirimu. Dirimu yang membuat hidupnya kesusahan."
"Ti-tidak ..." gumamnya kepada suara di kepalanya.
Dia berenang sebisa dan secepat mungkin untuk menggapai pinggiran kapal tersebut. Sebuah tangan menarik kakinya begitu saja saat dia lengah. Seorang wanita dengan rambut gelombang terurai menarik kakinya masuk ke dasar laut. Dia mencoba meronta dengan udara yang semakin menipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Eyes on Her ✔
ChickLitQuality: Raw Rate:21+ Status: 16 to 16 (Completed) Started: 21 Juli 2016 End: 25 September 2016 Rank: #10 ChickLit 26/09/2016 • Squeal of her sweet breath Menjadi ibu tunggal bukanlah perkara mudah. Ia harus bekerja dan mengurus anak perempuannya...