Welcome Hollywood

645 100 109
                                    

here the update.. please kindly vomment

***

Welcome to Los Angeles.


yass akhirnya sampai juga. Btw aku masih kesel sama Calum, makanya dari tadi tidak aku ajak ngobrol. Mana dia juga diem aja lagi, minta maaf kek gitu.

Dan ini dia rumah baru hehe. Rumahnya bagus sih lumayan luas namun tidak terlalu luas yah minimalis laah namun tetap saja menguras banyak tenaga untuk membersihkannya.

"Calum, ini kita tidak ada pembantu ya?" tanyaku masih dengan muka cemberut

"Buat apa? tidak usah aja ngabis ngabisin uang lagian ya kita mana bisa mempercayai rumah kita pada pembantu. Bahaya." kata Calum. Aku tidak menanggapi karena masih sebel sama Calum.

"Mana kamar kita? aku mau tidur, capek" tanyaku yang belum sempat dibalas oleh Calum, akupun sudah tahu yang mana kamarnya. Ya yang paling besar itu laah, yang ada foto pernikahan kita. Ya walaupun ini rumah baru tapi kita belinya sudah lama dan sering ditinggali Calum saat di LA.

Aku langsung merebahkan tubuhku di kasur yang sangat empuk dan nyaman mencoba untuk tidur. Karena dari tadi melihat Reuben yang tertidur sampai sekarang dengan nyenyak aku jadi mengantuk. Btw dia lagi tidur dikamarnya. Samar samar kudengar langkah kaki mendekat. Reuben? bukan dia pasti nangis setiap bangun tidur. Aku tidak mengerti dengan Reuben kenapa setiap bangun tidur selalu menangis? ada ada saja.

Lalu kurasakan sebuah tangan. Eh bener ya bilangnya sebuah? ya seutas tangan melingkar di perutku. Lalu kurasakan nafas di leherku.

"WA!"

"WAH!" "Kenapa kamu teriak?" oh ternyata itu Calum sambil elus elus dada.

"Ya kagetlah geli tau tau ada napas"duh aku paling benci kalau ngerasain napas napas disekitar leher. Kan kaget dan geli. Tadi aja sampai teriak dan hampir loncat -_-

"maaf ya" kata Calum sambil nunduk.

"ngapain minta maaf, aku memaklumi kok kan semua orang juga harus napas" kataku sambi merem karena saya ngantuk

"Bukan itu" katanya, lalu aku berbalik menghadapnya.

"Then?" tanyaku

"Get ready, you're gonna meet Mr. Hemmings" katanya sambil tersenyum yang membuat pipi besarnya mengembang tambah mengembang lagi.

Aku pun tidak dapat menahan senyumku cuma karena gengsi segera aku tutupi mukaku pakai bantal.

"udah gitu aja senyum senyum" kata Calum

Ia lalu memeluku lagi dan bersiap siap ingin tidur sepertinya

"Aduh naikan lagi dikit, geli tau" ya karena hidungnya pas dileherku akhirnya Calum menurutinya

"Nanti sore kita cari baju yang bagus ya" seperti itulah kira kira hal terakhir yang aku dengar sebelum akhirnya terlelap.

***

Aku terbangun karena tiba tiba sesak. Ya kaki Calum melintang persis di atas perutku. Aku heran juga sama Calum kalau tidur tidak pernah benar. Awalnya benar namun bangunnya pasti messy. Seperti sekarang. Yang aku ingat awalnya Calum memeluku dengan tangannya. Sekarang dia sudah telentang dengan satu kaki diatas perutku dan tangan yang terlentang membuat ia seperti terkapar dengan mulut sedikit menganga. Bantal yang semula ditidurinya bisa berada dikakinya. Tunggu sepertinya sehabis dari bandara tadi dia belum cuci kaki. Ew dasar jorok. I promise langsung aku cuci nanti sarung bantal itu.

Dengan sekuat tenaga aku memindahkan kaki Calum. Ini cukup membuat napasku terengah engah. Astaga! Bahkan selimut yang tadi dipakai sudah berada di lantai. Mau tidak mau aku haru mengambilnya. Aduh mana berat sekali lagi ini selimut. Lagian ngapain juga musim panas begini pakai selimut? kepanasan kan akhirnya tidak dipakai juga kan. Iya tadi pasti Calum kepanasan lalu menendang nendang selimutnya hingga jatuh kelantai.

Hollywood CthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang