3. Nilai Merah

133K 8.7K 2.2K
                                    

"Mama, aku sayurnya dikit aja," ucap anak kecil dengan ikat rambut berwarna biru. Siapa lagi kalau bukan Qila.

"Mama, aku gak mau wortelnya," ucap anak kecil dengan ikat rambut berawarna pink, Fiqa.

"Ih, Fiqa. Wortel enak tau."

"Itukan makanan kelinci. Nanti kamu jadi kelinci lho," ucapan Fiqa berhasil membuat Qila bergidik ngeri.

"Kelinci kan bisa loncat, nanti aku loncat ke muka kamu," ucap Qila dengan jahilnya.

"Kalian gak makan sayur, awas ya kalau gak mau makan buah." Gio memperingati.

"Iya, Pa," ucap keduanya serempak.

"Tadi aku diajarin sama tante sebelah rumah caranya nyiram bunga." Fiqa bercerita.

"Namanya Kak Fia, tau," ralat Qila.

"Tapi dia baik, kayak Tante Regia. Jadi aku maunya manggil tante aja." Fiqa berucap sambil mengunyah makanannya.

"Fiqa, nanti kamu tersedak lho kalau makan sambil ngomong." Mel menasehati dengan lembut.

Tidak lama kemudian, Fiqa tersedak. Dengan sigap, Mel memberinya minum.

"Jangan ngomong kalau lagi makan," ucap Gio.

"Iya, Pa. Maaf," ucap Fiqa seraya mengangguk.

"Qila, kakinya masih sakit?" Mel bertanya.

Qila menggelengkan kepalanya. "Nggak, Ma."

"Jatoh dari sepeda udah berhari-hari, masa masih sakit," cibir Gio.

"Mama kan cuma nanya, Pa. Kok Papa gitu, sih?" Mel mengerucutkan bibirnya.

"Bercanda, Ma," sesal Gio.

Makan malam telah selesai. Mel dibantu oleh Gio dan kedua anaknya untuk membersihkan meja makan dan piring kotor.

"Kembar." Gio memanggil anak kembarnya yang sedang asyik bermain di ruang keluarga.

Keduanya menghentikan aktivitasnya.

"Belajar, yuk?" ajak Gio.

"Gak mau, Pa. Males," jawab Fiqa dengan cuek. Dirinya kembali melanjutkan aktivitsnya.

"Kamu mau jadi gelandangan?" tanya Gio dingin.

"Gelandangan itu apa, Pa?" Qila bertanya dengan wajah penasaran.

"Gelandangan itu orang yang gak punya pekerjaan. Tinggalnya di pinggir jalan." Gio menjelaskan.

"Pekerjaan Papa bukan gelandangan, ya?" tanya Fiqa dengan polosnya.

"Papa tinggal di mana?" Gio balik bertanya.

"Dalem rumah." Fiqa menjawab dengan bingung.

"Berarti Papa bukan gelandangan, Fiqa." Qila menyimpulkan. "Terus Papa kerja apa?"

"Tuh, Qila aja tau. Papa kerja di kantor, uangnya buat Qila sama Fiqa beli mainan, makanan, semua kebutuhan kalian." Gio menjelaskan.

Keduanya mengangguk tanda mengerti. Gio mencubit gemas kedua pipi anaknya itu. "Jadi, mau belajar gak?"

"Mau," jawab Fiqa dengan cengiran khasnya.

"Aku juga mau, Pa." Qila menjawab dengan semangat.

"Sayang, aku mau ngajarin anak-anak belajar dulu, ya," ucap Gio sedikit berteriak kepada Mel yang sedang berada di dapur.

"Papa?" Qila membuka suara.

"Kenapa?" tanya Gio tanpa menoleh ke arah anaknya sedikitpun.

"Kenapa Papa manggil Mama 'sayang'?" tanya Qila dengan polosnya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang