16. Ulang Tahun

88.5K 6K 426
                                    

Setelah insiden telepon itu, Nadya lebih sering menyempatkan dirinya untuk berkunjung ke rumah kakak kembarnya. Kejadian dua minggu lalu itu membuat dirinya menyesal. Karena ia yang tidak pernah berkomunikasi dengan dua keponakannya, membuat keluarga kakaknya itu menganggap dirinya sibuk.

Hari ini, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Nadya. Hari di mana ia akan memberi sesuatu sebagai tanda permintaan maafnya. Terutama kepada Qila yang mendapat hukuman karena ulahnya.

Sejak tadi, senyum sumringah terukir di wajah dua anak kembar. Mereka tidak sabar untuk merayakan hari ulang tahun mereka bersama dengan teman-teman.

Sebuah mobil berwarna silver terparkir di halaman sebuah gedung. Disusul oleh mobil berwarna hitam. Gedung itu sudah dihias dengan bermacam-macam hiasan, termasuk balon.

"Ma, kok tempatnya kayak gini?" Seorang anak kecil bergaun merah memperhatikan sekelilingnya.

"Ini namanya panti asuhan. Mereka gak punya orangtua, jadi tinggal di sini." Seorang wanita berbadan dua menjelaskan. "Kalian harus baik sama mereka, ya. Jangan nakal sama mereka."

"Ayo, turun. Udah ditunggu." Pria berbadan tegap dan kekar membukakan pintu untuk tiga bidadarinya yang berada di dalam mobil.

Keluarga kecil itu kini berada di depan anak-anak yang sudah duduk rapi menunggu acara dimulai. Seorang anak kecil bergaun putih dengan semangat membagikan topi ulang tahun untuk anak-anak seumurannya yang ada di depan sana.

Semua orang yang datang menggunakan topi ulang tahun, kecuali dua anak kecil yang bergaun putih dan merah. Kedua anak itu menggunakan mahkota indah bertuliskan Princess di kepalanya masing-masing.

Di depan kedua anak itu, ada dua kue ulang tahun berbentuk lingkaran dan bergambar Princess Disney. Di atas dua kue itu bertuliskan nama Qila dan Fiqa. Semua orang berdiri, kecuali Mel yang sudah hamil tua. Belakangan ini, kondisi kesehatannya semakin menurun.

Selama acara dimulai, suara alunan musik lagu anak-anak terdengar. Semua orang yang ada di ruangan itu tersenyum bahagia. Hingga tiba saatnya pemotongan kue, dua orang anak kembar itu membagikan kue untuk para anak yatim di hadapan mereka.

Anak kecil bergaun putih menghampiri seorang anak perempuan yang berada di sudut. Anak perempuan itu sedaritadi hanya diam dengan wajah datar. Tidak seperti temannya yang lain. Sangat mirip seperti Zachra pada saat pertamakali ia berkenalan dengan anak adopsi bundanya.

Anak bergaun putih menarik tangan anak perempuan di hadapannya. Namun, anak perempuan itu menepisnya. Anak bergaun putih tetap menariknya supaya maju ke depan. Anak bergaun putih itu akhirnya mengalah karena tangannya yang terus ditepis. Ia mengambilkan sepotong kue untuk anak perempuan itu.

"Ini buat kamu." Anak bergaun putih menyodorkan piring yang berisi potongan kue kepada anak perempuan di hadapannya.

Anak perempuan itu menatap sinis si pemilik acara. Anak bergaun putih menyembunyikan rasa bingungnya dengan senyuman. Tanpa diduga, anak perempuan itu memdorong kue di hadapannya. Mengenai gaun putih anak di hadapannya.

Kue itu terjatuh. Dengan cepat anak itu mengambilnya, lalu mengotori gaun putih anak di depannya dengan krim kue. Anak itu tertawa. Berebeda dengan anak bergaun putih yang bingung diperlakukan seperti itu. Tangan anak bergaun putih itu langsung mencekal tangan anak perempuan di depannya.

Seorang pria dewasa menghampiri kedua anak kecil itu. Memisahkan dua anak yang hampir bertengkar.

"Papa, maaf, gaun baru aku kotor." Anak bergaun putih itu berucap penuh penyesalan. Ia takut jika pria yang ia panggil papa itu marah. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Sedikit lagi, air akan tumpah dari pelupuk matanya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang