57. Anak Mama?

88K 6.7K 1.2K
                                    

[Part sebelumnya di-private]




Waktu menunjukkan pukul enam sore. Hari ini, Gio memang sengaja pulang lebih awal untuk menyempatkan diri mampir ke sebuah took buku langganannya. Ia ingin membelikan Qila beberapa buku cerita baru. Tak lupa ia juga membelikan beberapa mainan baru untuk ketiga anaknya.

"Pa pa." Aji tersenyum senang saat menyambut kehadiran papanya.

"Wah, Papa pulang bawa apa, tuh?" Mel yang sedang duduk di samping Aji, ikut tersenyum.

"Bawa mainan baru." Gio tak bisa menutupi senyumannya. Diletakkannya kantong plastik itu di dekat istrinya.

Saat Mel hendak melihat isi dari kantong plastik tersebut, Gio sudah berkata, "Biarin mereka yang buka, Ma."

Pandangannya pun beralih pada kedua anak kembarnya yang terlihat lucu dengan penampilan yang serupa. Salah seorang menggunakan kaos berwarna putih dengan motif kucing kecil. Dan satunya lagi menggunakan kaos bermotif kelinci dengan warna yang serupa.

"Qila, Fiqa, ini ada sesuatu dari Papa." Mel memanggil kedua anaknya yang sedang sibuk bermain boneka.

Kedua anak itu lantas mendekat. Dengan senyuman kecil yang terukir di wajahnya, seorang anak dengan kaos bermotif kucing mengambil sebuah boneka Minnie Mouse berwarna biru.

"Fiqa, jangan yang itu," cegah Gio, "Papa udah susah cariin buat Qila." Ia mengambil boneka itu dan memberikannya pada anaknya yang menggunakan kaos bermotif kelinci.

"Qila, Ini buat kamu." Pria itu tersenyum.

Anak itu terdiam. Deretan giginya pun terlihat. "Papa salah sebut nama, ya?"

Mel yang sejak tadi memperhatikan suaminya pun ikut tertawa kecil. Berbeda dengan Qila yang sejak tadi hanya diam. Sedangkan Aji sudah sibuk bermain dengan bola barunya.

"Papa salah bedain lagi," lanjut Fiqa.

Gio terlihat bingung. "Masa salah? Bukannya gemukan Qila?"

"Makanya jangan bedain dari postur tubuh aja, dong." Mel menggelengkan kepalanya. "Emang Qila beneran kurusan?"

Pria itu memegang pergelangan tangan Qila. Hal itu tentu membuat Qila tidak bisa menutupi ekspresi khawatirnya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dalam hati ia terus merapalkan do'a supaya dirinya akan tetap baik-baik saja.

"Liat, tangannya aja kecil." Gio mengukur lengan anaknya dengan jemari tangannya.

Melihat raut wajah anaknya, Mel berucap, "Papa, lepasin. Kasian Qila kesakitan."

Refleks, Gio melepas tangan anaknya. Ditatapnya anak pertamanya itu. "Kamu dikasih makan apa sama Ibu?"

Qila terdiam. Ia tidak bisa menjawab karena faktanya ia tidak pernah mau memakan masakan Dita.

"Papa apaan, sih? Kalau penyebabnya Ibu, berarti Fiqa harusnya kurusan juga, dong."

"Makanannya Ibu enak tau, Pa." Fiqa ikut bicara.

"Tuh, berarti Fiqa yang gemukan." Mel asal menyimpulkan. Ia sedang menutupi supaya suaminya tidak tahu jika selama ini Qila tidak pernah mau memakan masakan Dita.

"Oh, apa bekal kamu kurang? Besok Papa minta Mama buatin dua porsi buat kamu." Gio mengacak rambut anak pertamanya.

"Bekalnya kurang?" Mel mengkerutkan keningnya.

"Iya, Ma. Kan punya Qila suka dibuang sama temen kelasnya."

Qila yang semula hanya diam pun berseru, "Fiqa! Jangan kasih tau Mama!"

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang