30. Bahagianya Qila

85K 6.4K 415
                                    

Qila terbangun dari tidurnya. Ia merasa ada sesuatu di atas matanya. Potongan timun. Entah siapa yang manaruhnya. Saat anak itu menyingkirkan potongan timun dari atas matanya, ia melihat sebuah sebuah paper bag kecil di sampingnya.

Dengan penasaran, Qila mengecek isinya. Dirinya pun langsung dibuat bingung saat melihat isinya. Sebuah squishy kepala panda yang masih dalam kemasan. Di dekat bantalnya, ada squishy miliknya.

"Qila? Udah bangun?"

Suara itu cukup mengagetkan Qila.

"Bunda, ini squishy siapa?"

Nadya tersenyum. "Kasih Fiqa, ya."

Qila mengangguk dengan semangat. Sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Yang kasih timun di mata aku siapa, Bun?"

"Bunda. Biar mata kamu gak bengkak abis nangis semalem." Nadya duduk di sebelah Qila. "Mandi, yuk."

***

"Qila mau bawa makan?" tanya Nadya.

"Nggak, Bunda." Qila menggeleng. "Kemarin aku udah bilang ke mama, bawain aku makan lewat Fiqa."

"Ya udah, makannya jangan lama-lama. Nanti terlambat ke sekolah." Nadya menyuci piring kotor miliknya dan Avlar yang sudah lebih dulu selesai makan.

"Bunda, aku mau mainan hape." Qila memberikan piring kotornya pada Nadya.

"Tunggu pulang sekolah, ya. Sekarang pergi ke sekolah dulu."

"Mami, gendong." Zachra menarik-narik pakaian Nadya.

"Mi, Zach, Papi kerja dulu, ya. Qila, Om mau kerja dulu. Jangain Bunda sama Zachra." Ketiga wanita di ruangan itu mengecup punggung tangan Avlar.

"Siap, Om!" Qila memberi hormat.

"Yuk, kita juga sekolah." Nadya mengajak kedua anak kecil itu masuk ke dalam mobilnya.

***

Jantung Qila berdetak lebih cepat. Bel masuk sudah berbunyi. Namun, Fiqa tak kunjung datang. Ia panik. Ia takut terjadi apa-apa dengan kembarannya.

"Selamat pagi." Seorang guru memasuki kelas Qila. Semua murid pun menjawab sapaan guru itu kecuali Qila.

"Qila, Fiqa mana?" tanya guru perempuan itu.

"Gak tau, Bu. Aku semalem nginep di rumah tante aku," jawab Qila. Sebisa mungkin ia menutupi rasa khawatirnya. Guru yang mengajar hanya mengangguk mengerti.

Selama perlajaran berlangsung, Qila tidak dapat fokus. Pikirannya hanya tertuju pada Fiqa. Kembarannya yang entah mengapa tidak hadir di sekolah hari ini.

Kedua mata Qila memandangi paper bag yang ia bawa. Seharusnya, benda itu sudah ia berikan pada Fiqa. Qila merasa sedih.

***

Siang ini, Nadya menjemput Zachra dan keponakan kembarnya, seperti biasa. Sudah ada Zachra di sampingnya. Ia sedang menunggu dua keponakannya keluar.

Perutnya terasa begitu sakit. Hari pertama haid. Mood-nya pun sedang tidak bagus. Terbukti, ia sudah kesal karena dua anak kembar yang ia tunggu tak kunjung datang.

"Mami, itu Kak Qila." Zachra menunjuk ke suatu arah.

Qila berjalan mendekat dengan wajah muramnya. Di tangan kanannya, masih ada paper bag yang berisi squishy.

"Qila, cepat masuk. Lama banget."

Qila hanya menunduk. Ia ikut kesal mendengar nada kesal bundanya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang