Pagi ini, Avlar mengajak keluarganya beserta Qila sedang berada di Car Free Day. Zachra dan Qila sibuk memerhatikan aneka macam jajanan yang ditawarkan oleh para penjual.
"Mami, mau itu." Zachra menunjuk penjual harum manis.
"Kamu masih batuk. Yang lain aja, ya." Nadya menolak.
Zachra menggeleng. "Mau, Mi."
"Bunda, aku mau liat itu." Qila menunjuk ke suatu arah. Tangan kanannya yang masih digenggam oleh Nadya membuatnya tidak bebas.
"Qila, jangan dilepas tangannya. Nanti kamu ilang." Nadya mencoba mengingatkan.
"Mami, beli!" Kedua mata Zachra sudah berair. Ia kesal tidak dibelikan harum manis.
Nadya berkacak pinggang. Membuat Zachra menangis takut. Yang Zachra tahu, jika wanita itu sudah berkacak pinggang, wanita itu akan marah.
"Mami." Zachra merentangkan kedua tangannya. Ia minta digendong.
Nadya yang merasa iba, langsung membawa anak itu ke dalam gendongannya. Avlar yang sedang memesan makanan sampai menengok.
"Kenapa?" tanya Avlar.
"Minta harum manis. Masih batuk." Nadya masih mencoba mendiamkan anaknya.
"Zach, kalau minta sesuatu, gak boleh maksa kayak gitu. Papi gak suka." Avlar berkata tegas.
Tangis Zachra terhenti. Ia mengangguk paham.
"Sosisnya udah jadi, nih. Ayo, makan dulu." Avlar mengajak Nadya dan Zachra untuk duduk di dekat penjual sosis.
"Punya aku gak pedes, kan, Pi?" Zachra menerima sosisnya.
"Nggak." Avlar memberi sosis pada Nadya. "Kok sosisnya masih banyak?"
"Punya Qila." Nadya memakan sosisnya.
Avlar terdiam. Ia menatap wajah istrinya.
"Kenapa?" Nadya yang merasa diperhatikan pun bertanya.
"Qila mana?" tanya Avlar bingung.
Nadya memerhatikan sekitarnya. Qila tidak ada. Sekali lagi, Qila tidak ada. Saat itu juga, Nadya merasa panik bukan main.
"Kok bisa ilang? Tadi kan sama kamu." Avlar bertanya lembut. Ia masih menenangkan istrinya.
"Tadi dia aku pegang. Pas Zachra minta gendong, aku gak sengaja lepas tangan dia. Kirain, dia gak bakal pergi." Nadya menjelaskan dengan panik. "Ayo, cari."
Avlar mengangguk. Ia memasukkan sosis Qila ke dalam tas kecil istrinya. Zachra ia bawa ke dalam gendongannya.
Nadya dan Avlar sudah mencari ke manapun. Sudah bertanya pada beberapa orang yang mereka temui. Tidak ada yang melihat anak kecil itu. Rasa panik semakin melanda Nadya.
Wanita berhijab itu merasakan ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan masuk.
Vergio
Kenapa, Nad? Kok gue deg degan, ya? Padahal lagi berduan bareng Mel.Gio dapat merasakan rasa panik yang melanda Nadya.
Sudah satu jam lamanya mereka mencari. Namun hasilnya nihil. Qila tidak juga ditemukan. Hari sudah semakin siang. Suasananya sudsh tidak begitu ramai. Nadya memutuskan untuk istirahat. Ia lelah. Terbayang sudah wajah marah kakaknya, juga wajah sedih Mel saat tahu anak mereka hilang karena ulahnya.
Perlahan air mata Nadya sudah berjatuhan. Ia takut keponakan yang sudah ia anggap anak sendiri itu diculik oleh orang jahat.
"Mami kenapa nangis?" Zachra memeluk Nadya yang terduduk di salah satu kursi milik pedagang. "Kak Qila ngapain di situ, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)
General Fiction[13+] [WARNING! Alur cerita dapat membuat diri anda baper] Pasangan suami istri Gio dan Mel dikaruniai anak kembar yang mereka beri nama Qila dan Fiqa. Perbedaan karakter di antara keduanya sering membuat kesalah pahaman. Ditambah, sifat Gio y...