Hari ini Hari minggu, jadi (Namakamu) bisa bersantai dirumah, Caca duduk disampingnya menonton film milik Steffi sambil memakan berondong jagung. (Namakamu) tadinya ingin menonton film Twilight tapi mengingat umur Caca yang sangat dilarang menonton film itu jadi (Namakamu) membatalkan rencanya.
Dan kaset yang (Namakamu) putar adalah Beauty and the Beast, milik Steffi ahh ralat milik keponakannya Steffi waktu berkunjung kesini dan ketinggalan.
Caca asik sendiri sambil mrngunyah berondong jagung yang (Namakamu) belikan, Steffi dia sedang hang out dengan pacarnya—Esa.
Drttt
Ponsel (Namakamu) yang berada diatas meja bergetar, dengan santai dia mengambilnya dan tertera sebuah pesan.
From : Iqbaal
Caca belum ketemu, kamu udah ketemu Caca?
Nyaris (Namakamu) menelan berondong jangung tanpa dikunyah, Astaga, dia lupa tidak memberihatu Iqbaal jika Caca ada disini, (Namakamu) mengigit kukunya, tanpa basa-basi dia menekan kata panggil yang tertera di ponselnya.
Tidak lama yang ditelvon pun mengangkat, "Hallo?"
Aduh suaranya saja membuat (Namakamu) kangen setengah mati, tapi tiba-tiba muncul bayangan saat Iqbaal memarahinya, membuat (Namakamu) cepat-cepat menggeleng.
"(Namakamu)."
(Namakamu) tersentak "Ya, bentar ada yang mau ngomong." Dia menutup ponselnya dan berkata sesuatu pada Caca, "Ca ini Ayah." Ucapnya diiringi oleh sebuah tangan memegang ponsel di depan wajah Caca.
Caca manyun dan menggeleng, "Kak (Namakamu) aja yang ngomong." Caca tetap fokus pada Princess Belle di layar televisi.
"Ca ini."
Caca mengambil alih ponsel (Namakamu) dan meletakannya di telinga, "Hallo."
Iqbaal di sana melebarkan mata, mendengar suara Caca, bahkan tanpa dia sadari dia sampai membekap mulutnya sendiri agar tidak menganga terlaru lebar.
"Ada apa Om Iqbaal?" Detik itu juga Iqbaal melemah, panggipan Caca padanya membuyarkan angan-angan Iqbaal yang rindu dipanggil dengan seutan Ayah, Meski Caca beru menghilang namun Iqbaal hampir mati mencari Caca kesana-kemari sampai dia lupa makan.
"Ayah jemput Caca ya." Iqbaal masih tidak mendengar jawaban dari malah mendengar desitan suara televisi.
Tutt... tut... Tutt.
Suara sambungan telepon terputus secara sepihak, Caca memanyunkan bibir nya, tidak mau dijemput Iqbaal pulang, sementara (Namakamu) mengambil alih ponsel ditangan Caca sebelum hancur dibanting.
"Kenapa?" (Namakamu) mendekati Caca.
"Ayah mau jemput Caca." Ucapnya smbil bersandar pada pinggang ramping milik (Namakamu).
Tok Tok tok
Seperti dugaaan sebelum setelah hampir setengah jam Caca dan (Namakamu) mennton, pintu terketuk dan (Namakamu) tahu siapa yang datang.
Dengan langkah santai (Namakamu) bangkit mrninggalkan Caca yang sedang serius menonton Belle.
Tepat saat pintu terbuka, (Namakamu) membulatkan mata, digaannya salah yang ia pikir Iqbaal ternyata bukan, melainkan pria tinggi bermata sipit yang datang kerumah (Namakamu)—ralat rumah Steffi.
"Pagi." Ucapnya sambil memberikan saru buket bunga mawar berwarna putih. (Namakamu) hanya tersenyum menerima bunga dari Aldi.
"Ayo masuk dulu Al."

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat || idr
FanficEND - 8 Desember 2016 Sebagian cerita [Private-Hanya bisa dibaca oleh followers] Apa ketika jantung berdetak cepat itu menjamin orang jatuh cinta? Apa ketika kita nyaman akan seseorang tapi jantung kita tidak berdetak cepat itu juga jatuh cinta...