-Twenty one-(Tamat)

4.2K 301 20
                                        

Mana yang kamu pilih, seseorang yang selalu membuat kamu nyaman didedakatnya, atau seseorang yang selalu membuat jantungmu berdetak kencang didekatnya.

"Aku baru sadar kalau aku sayang sama kamu."

(Namakamu) terperanjat, begitu mendengar kalimat itu keluar dari mulut Iqbaal, dia menatap lekat manik coklat milik Iqbaal, ada yang lain akhir-akhir ini, (Namakamu) merasa jantungnya tidak berpacu cepat seperti biasanya, jantungnya normal normal saja.

"Hmm," (Namakamu) berdehem sambil mengaduk jus jeruk dengan sedotan miliknya.

"Kamu masih sayang sama aku?" Tanya Iqbaal, sementara (Namakamu) tidak terlalu memperdulikan.

"Hmm."

"Zidny selingkuh," ucap Iqbaal tiba-tiba, membuat (Namakamu) langsung menghentikan aktifitasnya, mungkin ini alasan mengapa Iqbaal sekarang ingin dekat dengan (Namakamu), bisa jadi jika (Namakamu) hanya dijadikan pelarian.

"Kamu deketin aku karena itu?" (Namakamu) bertanya dengan nada datar.

Iqbaal menggeleng cepat, "enggak kok nggak,"

"Oh."

"Kamu kok cuek gitu sekarang?" Tanya Iqbaal menatap (Namakamu).

"Gak papa," lagi, (Namakamu) menjawab dengan singkat, "Aku mau pulang gak ada yang mau diomongin lagi kan?" (Namakamu) bangkit dan segera pergi.

"Tunggu biar aku anterin," tawar Iqbaal.

"Gak usah aku bisa pulang sendiri."

Dulu diantar Iqbaal pulang adalah hal yang paling (Namakamu) tunggu, dimana hanya dia berdua didalam mobil, (Namakamu) tidak mengerti kenapa sekarang perasaannya jauh berbeda dengan yang dulu, jauh sekali, sekarang bukan Iqbaal lagi yang (Namakamu) rindukan ya, bukan Iqbaal lagi.

Setelah (Namakamu) berjalan cukup jauh, dia teringat sesuatu handphonenya tertinggal di dalam caffe, dia terpaksa berbalik dan kembali di caffe.

Clek

(Namakamu) membuka pintu Caffe, meja nomer tiga sudah berpenghuni, bukan lagi Iqbaal melainkan seorang wanita cantik dengan rambut panjang tergerai.

"Permisi, apakah anda melihat ponsel saya disini?" Tanya (Namakamu) sopan.

"Ponsel ini?" Tanyanya sambil menunjukan ponsel berwarna putih milik (Namakamu).

"Iya itu milik saya," jawab (Namakamu).

"Lain kali hati-hati." Ucapnya.

"Terimakasih,"

Untung saja wanita itu masih berbaik hati mengembalikan ponsel ini jika tidak, (Namakamu) pasti akan menangis di rumah, itu ponsel kesayangannya, didapatkan dari uang gaji berbulan-bulan.

"Maaf ya lama," ucap pria yang tidak lain adalah Iqbaal, ya dia masih belum pulang dia disini, berkencan dengan Caitlin setelah dengan (Namakamu) tentunya.

(Namakamu) diluar sana tersenyum tipis, "Buaya."
(Namakamu) menyalakan handphonenya mencari fitur pesan dan mulai mengetik sesuatu.

Di jemput aku di depan Caffe Aroma

Tidak berselang lama (Namakanu) mendapatkan balasan pesan dari Aldi.

Siap bos

(Namakamu) tersenyum tipis, kemudian kembali memasukan ponselnya kedalam tas, dia sekarang tidak peduli Iqbaal, Iqbaal hanya mencari pelarian dari sakit hatinya karena Zidny dan (Namakamu) tidak mau menjadi pelariannya.

Heartbeat || idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang