Eza Bangsat- 7

57 8 2
                                    

   "Hai, Pagi." senyum semanis madu itu, membuat Rista bersemu dipagi ini.

  "Hai juga, Pa-gi juga." ucap Rista gugup, menggaruk tengkuknya gusar. Mendapati, pujaan hatinya telah berada didepan pagar rumahnya dengan t-shirt polo berwarna putih dan celan Jins. Tak lupa, kacamata bingkai hitam yang membuat Rista terpesona.

  Bilang ini keajaiban, bilang tolong. Rista hampir saja hilang keseimbangan saat menuruni tangga. Saking paniknya, bahwa sabtu pagi Akmal kerumahnya. Ini sungguh mimpi.

  "Emm udah siap?" tanya Akmal, yang melihat Rista masih menggunakan piyama tidurnya. Akmal tidak ingin tertawa dan meledek habis habisan, bahkan Akmal ingin sekali mencubit pipi bersemu milik Rista.

  Cewek pagi pagi masih menggunakan piyama, itu menggemaskan.

  "Duh! Gue belum..." ucap Rista menggantung, mendapati dirinya masih menggunakan piyama. Duh, malu sekali dirinya.

  "Gapapa.. Gue tunggu disini sampe lo siap." ucap Akmal maklum, melontarkan senyum maut yang membuat Rista sekali lagi ingin pingsan.

  "Jangan disini deh. Masa didepan pager.. Masuk dulu aja ya, bawa motornya ke dalem.." ucap Rista. Segera membuka pagar dan menyuruh Akmal masuk dan menunggu didalam.

  Akmal menurut, segera dimasukannya motor dan memarkirkannya di perkarangan rumah Rista.

  "THERE'S A BOY, LOST HIS WAY, LOOKING FOR SOMEONE TO PLAAAAAAAY.  THERE'S GIRL IN THE WINDOW TEARS ROLLING DOWN HER FACEEEEEEEE" suara memekik nan cempreng dari arah sebelah rumah Rista membuat Akmal berhenti sejenak untuk menutup telinga nya.

  Rista meringis.

  "Itu siapa sih? Tetangga kok ganggu banget." ucap Akmal, bertanya tanya tetangga macam apa yang mengganggu dengan suara memekik seperti itu sepagi ini.

  "Sebelah rumah Nabel.. Dan yang nyanyi itu..."

  "Nabel?" tanya Akmal, mengerutkan dahinya.

  Rista hanya mengganguk sebagai jawaban, Akmal mendengus dan menggerutu tak bersuara.

  "Dia emang suka nyanyi pagi pagi, sambil nyiram bunga didepan rumahnya.. Sama ngurus anak anaknya.."

  "Anak?!" ucap Akmal, shock seketika ketika Rista mengucap kata terakhir.

  "Hehe.. Bukan anak manusia.. Tapi anak kucing. Nabell punya lima kucing. Dan salah satunya, lagi hamil.. Jadi, dia lagi rawat baik baik. Katanya biar janin di dalam perut kucingnya sehat walafiat." tutur Rista panjang lebar dan langsung di hadiahi tawa terbahak bahak dari Akmal.

   Rista jadi menyesal melontarkan ucapannya, ia jadi merasa tolol mengucapkan ucapan ngawur Nabella. Lihat sekarang, Akmal tertawa terbahak bahak bahkan wajah putih cowok itu jadi memerah karena penuturannya.

   "Lo serius? Apa bener Nabel seunik itu?? Ya ampun.. Gue masih ga nyangka ada cewek kaya gitu.." ucap Akmal disela sela kekehannya yang begitu meledek.

  Rista mengerucutkan bibir nya.

  "Gue ga becanda. Nabella emang gitu, dia perhatikan semua makhluk disekitar dia. Bahkan dia suka ga tega buat injek rumput, katanya takut kesakitan.. Dia emang aneh. Tapi pelengkap sahabat." kalimat terakhir Rista, membuat Akmal bungkam dan menatap lurus lurus Rista.

      "Gue tau kalian deket banget." ucap Akmal, kembali tersenyum.

       Rista balas tersenyum. "Lo ga salah deket anak aneh kaya gue? Bahkan lo tau kan, bagaimana gue, Nabella dan Caca dijauhin disekolah??" entah kenapa, Rista ingin bertanya itu kepada Akmal. Ia ingin mendapat jawaban, karena setelah mengahabiskan waktu diperpustakaan tiga hari lalu. Ia merasa Akmal nyaman bersamanya.

Three IdiotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang