"Dari pagi baru pulang jam sembilan malam? Hebat ya anak mamah." Suara itu begitu menusuk telinga, membuat Lieca enggan mendongak lalu mendapati mata Mamahnya yang mengintimidasi.
Dipintu utama, Lieca sudah dihadang kedua orangtuanya. Membuat Lieca tak bisa lari dari acara mengintrogasi seperti ini.
"Mey kamu abis dari mana? Katanya pergi sebentar.. terus? Apa hayo ampe jam segini? Pergi sama siapa sih emang?" Mamah Lieca yang memiliki nama Lian ini, terus menatap Putrinya tanpa jeda.
Papah Lieca, yang memiliki nama Rudi ini hanya bersikap maklum. Ia ingin mengehentikan sikap protektif istri pada anaknya. Namun, jika memang Lieca sudah salah ia tak bisa berbuat apa-apa. Kendali rumah dan anak dipegang teguh oleh istri, Suami hanya mencari nafkah.
"Tante! Lieca perginya sama saya!" Suara teriakan lantang dari pagar rumah Lieca itu, membuat kedua orangtua Lieca melihat area sekitar gerbang diikuti Lieca.
Dan saat itulah, ingin rasanya Lieca mati saat itu juga.
Eza bangsat, ngapain Lo disitu setan! Batin Lieca berteriak, mendapati Eza menaiki gerbang dan menyembulkan kepalanya dibibir atas gerbang. Merancang wajah seceria saat dapat arisan.
Sepulang dari pasar malam, Lieca menyuruh Eza cepat-cepat pulang. Ia tak ingin Eza mampir kerumah dan kena marah Mamah dan Papahnya, namun memang otak Eza yang setara dengan otak udang. Ia tak pulang betulan! Eza dengan beraninya muncul didepan orangtua Lieca.
"Itu temen kamu Mey? Suruh dia masuk cepat! Mau Mamah introgasi!" Kalimat itu bagai gemuruh petir disiang bolong, membuat Lieca tak ayal menghampiri Eza dan menyuruhnya masuk.
Masuk kandang singa.
•••••
"Umi! Umi!" Teriak Nabella lantang, ia menyusuri tiap ruangan dirumahnya demi menemui Uminya langsung.
"Kenapa Bel? Teriak malem-malem.." Umi Nabella muncul dari pintu dapur, seraya membawa sepiring puding dengan isi buah.
"Umi! Prass udah gede sekarang! Ganteng banget sih dia Mi!" Nabella berputar-putar diruang tengah, rambut sebahunya ikut bergoyang. Matanya berbinar dan.. sepertinya Nabella kasmaran?
"Kamu udah bilang sepuluh kali, pas ditunjukin fotonya kamu bilang Prass ganteng lima kali, ditambah lagi sepuluh pas udah ketemu. Kalo rindu, kamu bilang berapa kali ya kalo Prass genteng?" Kalimat Uminya itu membuat Nabella berhenti berputar, ia berhenti dengan posisi tubuh menghadap Uminya.
"Mungkin seratus kali" Nabella kembali berputar, seraya menembangkan lagu.
"Woh, puter-puter aja trus! Nanti kamu pusing!" Ucap Umi membentak, membuat Nabella menghentikan aksinya.
Nabella menyentuh kepalanya, ia meringis karena merasa pusing. "Iya sih Mi, Abel pusing nih.."
"Lagian siapa suruh puter puter aja, kaya komedi puter.." Ucap Umi Nabella, Nabella sendiri hanya terkekeh tak bersuara.
"Ayo keruang tivi, ada acara bagus ditivi," ajak Uminya, membuat Nabella mengangguk.
"Acara apa Mi?"
"HarryPotter,"
Nabella membulatkan matanya, ia tak sangka Uminya suka film karya JK. Rowling itu.
"Umi emang ngerti?!" Tanya Nabella antusias, seraya mengekor di belakang Uminya.
"Nggak sih, cuman liat aktornya yang guanteng. Cogan loh cogan" Nabella menghentikan langkahnya seketika, Tika rasanya benar. Uminya telah terjangkit virus anak remaja, ia tidak ingin Uminya meninggalkan budaya ibu-ibu yang suka ngerumpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Idiots
RandomTiga cewek, namanya Geng Genta. Nama Gengnya juga aneh, karena satu alasan mereka menamai geng mereka dengan nama tersebut. Dan alasan itu juga yang membuat orang berfikir dua kali untuk berteman dengan mereka bertiga. Awalnya, tiga cewek yang bern...