"Anjir kocak Lo Ris!""Biasa aja ah! Abis gue kaget!"
"Rista kan lebaaaay,"
"Berhenti." kontan Nabella, Lieca dan Rista yang tengah berjalan seraya berbincang ria menghentikan langkah, kepala mereka teralihkan pada perempuan dengan rambut sepinggang dan kedua dayang dayang yang sudah sangat dihafal mereka. Menghadang jalan.
"Amor, lo mau labrak sekarang apa nanti? Gue saranin sekarang aja.." ucap Queen sinis, matanya tak teralihkan dari ketiga perempuan yang salah satunya, telah mematahkan hati sahabatnya.
"Maksud lo apa?!" Nabella menyerobot, tubuhnya telah maju terlebih dahulu namun dihentikan oleh Lieca, Nabella menoleh pada sahabatnya. Lantas Lieca menggeleng, tanda Jangan dulu.
Nabella mendengus, tak ayal menurut.
"Eh Rista, sejak kapan lo lancang ngajak jalan Akmal," Amor, cewek berperawakan tinggi bak model ini. Memulai aksinya dengan menegur Rista yang nyatanya, lebih pendek dari tubuh Amor sendiri.
"Akmal?" Lieca menyela, lantas terkekeh tak bersuara. Gesturnya mengejek. "Emang Akmal siapa lo? Pacar? Bukan kan? Udah bikin garis aja." lanjuta Lieca, menggerlingkan mata tandanya menantang.
"Gue ngomong sama temen kutu buku lo ini, bukan sama lo!–" bentak Amor, lantas dihentikan oleh Tamara. Rival Lieca sedari dulu.
"Tunggu Amor, santai.. " cegah Tamara, dengan gestur elegannya. Tak ayal matanya menatap Lieca dengan sorot permusuhan.
"Kalo gasuka pujaan hatinya direbut, gausah ngajarin temen lo buat ngerebut juga dong Ca.." Tamara maju, membeberkan kisah lampau Lieca. Menunjukan mimik dengan senyum separo yang tampak angkuh. Dibelakang, Queen tertawa.
"Gue dan temen gue ga pernah merebut. Itu bukan keahlian kita. Itu keahlian lo sama temen temen lo!" bentak Lieca, menunjuk dengan jari telunjuknya pada Tamara. Jantungnya berdenyut nyeri, kala Tamara menyentil masalalunya.
"Wow.. Masih dendam ya, hmmm" Queen maju, lalu tertawa sarkastik.
Nabella menatap Queen dengan tatapan menyudutkan, sifat Antagonisnya pada pemenatasan teater ia tunjukan.
"Gue ga ngerebut Akmal. Dia yang deketin gue duluan." Rista angkat suara, dengan membela dirinya. Lantas, didoronglah Rista hingga hampir tersentak.
"Mana mungkin Akmal tertarik cewek kaya lo! Lawakan lo ga lucu." Amor tersentil, ia emosi dan langsung saja bertindak brutal bak perempuan yang tak pernah diajarkan sopan santun.
"Mainnya jangan kasar dong, ini sekolah dan lo cewek" Lieca senewen, tidak terima Rista didorong kasar oleh Amor. Cewek yang nyatanya memang sudah mengincar Akmal, bahkan dengan gamblang mengikuti Akmal kemanapun. Tak peduli lelaki tersebut nyaman atau tidak. Bagaimana lelaki suka kalau tindakan Amor pro seperti itu?
"Suka suka gue! Siapa suruh temen lo ngusik Akmal, " Amor memancarkan kemarahan, baru ia ingin mendorong Lieca. Sebuah tangan menyetuh bahunya, menghentikannya.
Amor menoleh, lalu melihat lelaki tersenyum separo kearahnya.
"Ngapain lo?" ujar Eza dingin, ya Eza lah yang menghentikan tindakan brutal Amor.
"Ck. Apaansi."
"Ini sekolah, sifat lo liar banget." ujar Eza yang langsung saja membuat Nabella tergelak. Nabella tertawa keras dengan kemenangan skor lebih unggul.
Nabella sebenarnya tidak terlalu serius menanggapi ini, Eza sudah menengahi dan dengan bangga pasti Nabella dan kawan kawannya memenangkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Idiots
RandomTiga cewek, namanya Geng Genta. Nama Gengnya juga aneh, karena satu alasan mereka menamai geng mereka dengan nama tersebut. Dan alasan itu juga yang membuat orang berfikir dua kali untuk berteman dengan mereka bertiga. Awalnya, tiga cewek yang bern...