PART 3 - Movie Date

26.9K 1.1K 48
                                    

"Film tadi bagus, ceritanya romantis ya," ujar Nathan saat keluar dari gedung bioskop.

"Bagian mana yang romantis? Emangnya om tadi nonton? Jelas-jelas om tadi tidur!" Alana kesal mendengar komentar Nathan mengenai film yang baru saja mereka tonton. Sejak kapan Finding dory berubah menjadi film bergenre romantis? Memangnya alur dari film tersebut menjelaskan kisah Dori mengenai percintaanya lalu menikah dan memiliki anak-anak yang menggemaskan?! Bahkan Alana ingin menangis karena terharu melihat perjuangan Dori mencari kedua orangtuanya.

"Romantis karena saya nontonnya sama kamu." Nathan tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut gadis yang sedang bersamanya itu.

Mendengar ucapan Nathan yang terkesan gombal, Alana berinisiatif untuk tidak meresponnya. Ia paling anti dengan pria yang senang menggombal seperti yang dilakukan oleh Nathan sekarang ini dan tak jarang teman-teman pria disekolahnya dulu sering terkena omelan, bentakan dan tatapan sinis karena lancang menggodanya.

"Sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Alana sambil melirik kearah jam tangan yang dikenakannya.

"Hmm, kira-kira kamu mau kemana lagi?"

"Terserah,"

Sambil melirik kearah sekitar, Nathan merangkul pinggang Alana dan mengajaknya ke tempat perbelanjaan di area ini. Merasa risih diperlakukan seperti itu, Alana melepaskan rangkulan tersebut secara pelan-pelan.

"Sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Alana masih dengan pertanyaan yang sama. Ia masih belum mendapatkan jawaban yang pasti.

"Belanja," jawab Nathan singkat.

"Siapa yang mau belanja?"

"Kita," ucap Nathan dengan suara berat-nya yang khas.

Alana menggelengkan kepalanya dan menghentikan langkah kakinya. Ia sedang tidak dalam mood yang baik untuk berbelanja, lagipula ia tidak membutuhkan barang ataupun baju lagi karena semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya sudah sangat banyak dan penuh.

"Nggak!" tolak Alana dengan ketus.

Nathan merasa aneh sekaligus terkejut dengan penolakan yang dilakukan oleh Alana, selama ini hal yang paling disukai oleh mantan kekasihnya ataupun wanita yang pernah dekat dengannya adalah berbelanja dan baru kali ini ia menemukan wanita yang menolak untuk berbelanja bersamanya.

"Kenapa menolak?" tanya Nathan heran.

"Saya yang akan bayar kok, tenang aja." ucap Nathan lagi.

Mungkin alasan Alana menolak untuk berbelanja bersamanya karena ia lupa membawa uang? Lagipula Nathan tidak akan pernah membiarkan wanita yang sedang ia dekati untuk mengeluarkan uang sedikitpun jika sedang bersamanya.

"Bukan karena itu, aku juga bawa uang sendiri kok. Om gak perlu membayar belanjaanku,"

Nathan hanya mengangguk pelan dan tetap bersikeras membawa Alana ke area perbelanjaan di Mall ini. Sedangkan gadis yang sedang bersamanya itu hanya diam dan pasrah ketika ia diseret masuk ke dalam lift dan turun ke lantai yang memang diperuntukkan sebagai area berbelanja.

@ Louis Vuitton

Nathan berniat untuk membelikan tas atau baju untuk Alana. Seingatnya, bulan ini mereka mengeluarkan tas rancangan terbaru yang hanya disediakan sebanyak lima puluh buah untuk store yang ada di Indonesia. Dan ia berharap barang tersebut masih ada, Nathan berniat membeli tas tersebut untuk Alana sebagai hadiah karena ia mau ikut berjalan-jalan bersamanya hari ini.

Alana hanya diam sambil melihat-lihat koleksi terbaru rancangan Louis Vuitton. Sebenarnya ia sudah sangat puas melihatnya karena beberapa hari yang lalu Alana sudah datang mengunjungi tempat ini bersama kedua orangtuanya. Dan tas serta dompet yang sekarang sudah menjadi hak miliknya ini sebenarnya sudah dibeli juga oleh mamanya. Ia memang tidak berniat untuk membeli apapun disini tetapi Nathan memaksanya untuk menerima barang yang sudah dibelinya dengan alasan "Hanya wanita yang cocok mengenakannya".

Don't Call Me "Om"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang