PART 11 - Closer

20.9K 909 33
                                    

#NowPlaying

"So baby pull me closer in the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of the mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older"

"So baby pull me closer in the back seat of your Rover That I know you can't afford Bite that tattoo on your shoulder Pull the sheets right off the corner Of the mattress that you stole From your roommate back in Boulder We ain't ever getting older"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagunya enak banget ya sampai diputar berkali-kali?" Tanya Nathan sambil melepaskan earphone yang dikenakannya bersama Alana.

Alana mengangguk pelan tanpa menoleh kearahnya, ia masih sibuk membaca novel The Notebook karya Nicholas Spark yang baru saja dibelinya kemarin.

"Alana.. Pulang yuk, dua jam kita disini dan hanya mendengarkan lagu baru kesukaan kamu yang bikin telinga saya sakit ditambah kamu yang daritadi hanya fokus sama novel sialan itu," Nathan mulai mengemasi barang-barang yang dibawanya, sekarang mereka sedang berada di taman yang terletak di dalam area perumahan Lakehills, area perumahan dimana Alana tinggal. Taman ini luas dan sering dijadikan area bermain dan piknik kecil-kecilan yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di area perumahan ini.

Sesungguhnya berpiknik bukanlah keinginannya, disamping karena ia masih memiliki banyak tugas kantor yang harus diselesaikan ia juga tidak suka berpiknik. Menurutnya, berpiknik di taman, hutan dan semacamnya adalah hal yang sangat membuang-buang waktu. Seperti yang ia dan Alana lakukan sekarang. Jika Alana memberikan dua pilihan yaitu untuk berpiknik di kamarnya dan berpiknik di taman atau hutan ia seratus persen akan memilih pilihan yang pertama. Setidaknya ia tidak begitu membuang-buang waktu seperti sekarang - walaupun pada kenyataannya hal tersebut mustahil karena tidak mungkin seorang Alana akan memberikan pilihan tersebut.

"Kenapa sih buru-buru banget? Kan om udah janji mau nemenin aku piknik disini lagian kan om sendiri yang bilang bakal nurutin permintaan aku selama satu minggu ini!" Alana merasa kesal dengan sikap Nathan. Lagipula berpiknik di taman adalah salah satu kegiatan yang paling ia sukai apalagi jika dilakukannya bersama orang terdekatnya, dan ditambah jika keadaan taman yang cukup sepi, cuaca yang mendukung, membawa cemilan untuk dimakan bersama-sama, buku dan musik membuatnya tampak sempurna. Ya, Alana sudah mulai bisa menganggap Nathan sebagai salah satu orang terdekatnya karena ia tidak pernah melewatkan satu hari tanpa bertemu dengannya. Ditambah dengan kedua orangtuanya yang sangat mendukung Nathan untuk selalu berhubungan dan berkomunikasi dengannya membuat Nathan bisa leluasa untuk bertemu dengannya setiap hari.

Nathan menghentikan aktivitasnya dan menatap Alana sambil mengerutkan kedua alisnya, ia tersenyum lalu mendekatkan dirinya dengan Alana.

"Kamu lupa ya? jangan pernah panggil saya om lagi, saya itu masih muda, Alana," ucap Nathan setelah mengecup bibir Alana singkat.

"Tapi kita itu beda sepuluh tahun dan karena umur kita yang cukup jauh itu lebih baik aku panggilnya om Nathan, lagian kenapa sih gak mau dipanggil o-" belum sempat Alana menyelesaikan ucapannya Nathan sudah mengecup bibir Alana lagi.

Don't Call Me "Om"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang