Happy reading! 🎈
▥▥▥▥
Burung berkicau tampak terdengar saling bersahut-sahutan. Cahaya mentari menyelundup masuk melalui celah-celah tirai yang menutupi jendela.
Jordan menggeliat malas, terdengar sedikit erangan dari mulut nya. Kelopak mata nya perlahan terbuka. Ia mengernyit, merasa asing dengan kamar yang ditempati nya. Ia pun meneliti setiap inci dari kamar tersebut. Ketika kesadaran nya terkumpul, barulah ia ingat kalau sedang menginap di rumah Andin, tepat nya di kamar nya.
Sewaktu ia ingin bangkit, terasa beban berat diatas perut nya. Disaat ia menurunkan pandangan nya kearah perut, melintanglah tangan Andin diatas nya. Jordan baru sadar, bahwa Andin sedang tidur sambil memeluk nya. Ia tersenyum melihat itu. Kemudian ia beralih ke Andin, menelisik setiap inchi wajah Andin.
Jordan mengelus pipi nya pelan. Tak ingin membangunkan si pujaan. Dicium nya rambut Andin. Ia resapi aroma nya. Aroma lavender khas shampoo.
Kemudian ia mengelus kembali pipi Andin menggunakan ibu jari nya. Andin terhenyak, dan menyingkirkan tangan Jordan kasar dari pipi nya lalu tangan Andin pun terhempas ke wajah nya Jordan.
Jordan memejamkan mata, takut-takut Andin bangun dan memarahi nya karena telah lancang. Namun salah satu mata nya ia buka lagi dan melihat ke Andin. Ternyata gadis itu masih tertidur.
Akhir nya dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Andin yang ada di wajah nya setelah sebelum nya ia cium pelan. kemudian Jordan bangkit menuju kamar mandi.
Selang sepuluh menit, Jordan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk, masih dengan baju yang sebelum nya ia pakai. Dilihat nya ke arah kasur, ternyata Andin masih belum bangun. Ia berinisiatif untuk ke dapur bermaksud untuk membuat kan nya sarapan.
Sesampai nya di dapur, Jordan tak mendapati siapapun. Ia baru sadar bahwa orang tua dan saudara nya Andin sedang tidak ada dirumah. Tanpa menunggu waktu lama, Jordan mulai membuat sarapan.
Setelah selesai, ia beralih ke lemari pendingin untuk mengambil beberapa cemilan. Mulai dari buah-buahan, sereal dan susu. Jordan menaiki tangga menuju kamar Andin.
Di buka nya pintu kamar itu dan dilihat nya Andin sudah bangun dengan mata yang menerawang ke langit kamar.
"Selamat pagi." sapa nya sambil tersenyum.
Andin menoleh, dan balas tersenyum. "Selamat pagi, juga."
"Udah bangun, heum?"
"Udah. Itu apa?" tanya Andin sewaktu Jordan masuk sambil membawa nampan.
"Ini s-sarapan buat lo."
"Gue cuci muka dulu ya."
Jordan mengangguk. Tak lama kemudian, Andin kembali dengan wajah yang segar dan sedikit basah.
"M-mau disuapin?"
Andin mengangguk dan tersenyum ramah. Jordan pun mulai menyendoki makanan tersebut dan menyuapi nya ke Andin. Dengan lahap, Andin memakan nya.
Jordan tersenyum melihat hal itu. Di usap nya kepala Andin, membuat si pemilik cemberut.
Jordan mengernyit, "k-kenapa, Din?"
"Rambut gueh." jawab nya dengan mulut yang di penuhi makanan. Jordan terkekeh, dan kembali mengusap rambut Andin agar tak berantakan.
Suapan demi suapan telah di terima Andin dengan lahap. Mungkin porsi makan nya tidak sesuai untuk ukuran orang sakit. Tapi karena keadaan hati nya sedang membaik jadi nya beepengaruh juga terhadap mood nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love Story
Teen FictionHarus kah aku berjalan diatas kerikil, melewati pecahan beling serta menapakkan kaki diatas duri-duri agar bisa mengakhiri my true love story? Luka dan tawa semua nya telah aku rasakan Bahkan langit pun merasa iba atas perjalanan ku dibawah naungan...