27. Ashen

17 2 0
                                    

Happy reading! 🎈

▥▥▥▥

Plakk!!

"Dasar pembohong!" umpat Essy setelah menampar Jordan.

"Lo tega ya selama berbulan-bulan bohongin kita-kita, termasuk Andin. Biar apa lo kaya gini? Hah. Biar kita ga tau kalo lo itu anak orang kaya! Takut kita morotin harta lo sama kaya mantan lo itu. Hah?! Kita ga gila sama harta orang. Kita itu temenan tulus. Ga perlu lo nyamar-nyamar kaya gini, bajingan!" gemuruh dalam diri  Intan membuat dada nya naik turun. Nafas nya tersengal-sengal.

Sekarang mereka telah menjadi pusat perhatian di kelas itu. Bahkan dari jendela, banyak siswa dari kelas lain yang mengintip. Ingin tau apa yang sedang terjadi.

"Lo itu memang manusia paling jahat! Ngebuat orang terbang dengan kelakuan manis lo yang padahal dibelakang lo itu busuk!" seloroh Essy kemudian.

"Sekarang apa? Lo mau ngemis-ngemis maaf dari Andin setelah lo nyakitin dia kaya gini? Ga puas lo ngeliat dia disakitin sama mantan nya. Dan sekarang lo ikut-ikutan nyakitin dia. Emang dasar bang-"

"Stopp!" tangan Intan berhenti diudara setelah seseorang menginterupsi nya.

"Apa-apaan lo main nampar-nampar Jordan? Lo siapa? Hah. Ini semua hak dia mau kaya gimana. Lo ga berhak ngejudge." ujar Irgi disela-sela perdebatan mereka.

"Eh, jangan mentang-mentang lo temen nya terus ngebela dia, ya. Udah jelas-jelas temen lo ini salah. Lo buta apa gimana? Kita semua ini dibohongin sama dia terus lo masih mau ngebela dia? Nyadar engga yang lo bela ini siapa." bantah Intan tak terbalaskan. Emosi benar-benar menguasai nya. Manik mata nya berkabut oleh amarah.

"Dia temen gue. Sesalah apapun dia, gue tetep bela dia. Karena lo semua ga tau apa yang dia alamin sampe dia nyamar kaya gini. Jadi cowo culun yang dihindari cewek-cewek. Siapa yang mau kaya gitu?" tukas Egi kemudian.

"Bukti nya dia mau. Dia mau nyamar sampe berbulan-bulan. Dihindari semua cewek, dikucilkan semua orang dan cuma kami yang mau nerima dia. Terus kenapa dia masih tega ngebohongin kita-kita? Termasuk Andin." masih tak mau kalah Essy.

"Lo semua itu ga tau apa-apa. Jadi jangan ngejudge orang seenak nya." balas Reno sengit.

"Kalo gitu, kasi tau kenapa temen lo ini sampe kaya gini! Kasi tau!" Essy menyolot.

"Bacot lo ya!" tangan Egi yang akan mengenai pipi Essy ditahan oleh Jordan.

"Udah, kita pergi."

"Tapi cewek ini-"

"Udah, ayo pergi."

Mereka pun pergi keluar dari kelas dan mendapat sorakan dari orang-orang yang menyaksikan. Emosi masing menguasai dua gadis itu. Hingga beberapa teman sekelas mereka datang memberikan air minum.

"Gue bilang dari awal juga apa. Semua nya bakal berantakan. Mereka ga bakal bisa ngertiin lo, Dan." ujar Irgi sambil berusaha mendinginkan kepala nya yang berapi.

"Akhir-akhir ini gue juga udah mau ngungkapin yang sebenarnya ke Andin. Tapi dia udah tau duluan." jelas Jordan. Lelaki itu menarik nafas dan membuang nya perlahan. Terselip kefrustasian disana.

"Andin kok bisa tau?" tanya Reno meluruskan rasa penasaran temen-temen nya.

"Dua hari yang lalu itu dia ga sengaja dengeri perdebatan gue sama Delina tentang ini. Soal nya waktu itu dia kerumah buat nganterin dompet gue yang ketinggalan dirumah nya."

"Sekarang kita harus ngapain?" tanya Irgi setelah meletakkan cangkir kopi nya.

"Langkah yang paling pasti itu, Jordan harus jelasin ke Andin."

True Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang