Chapter 24

483 26 0
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437H
Mohon Maaf Lahir Batin...

==============================

Keesokan harinya, Akane baru bangun jam 11 pagi karena dia baru bisa tidur jam 4 pagi. Cewek itu sudah mulai merasa bosan mengingat hari minggu ini tidak ada yang bisa dia lakukan. Semalam tidak ada cowok yang bisa dia ajak berkencan.

Akane terus saja memeluk gulingnya dan memikirkan apa yang akan dia lakukan hari ini. Lamunannya hilang ketika Arata muncul dihadapannya. Entah kenapa karena kehadiran hantu itu disekitarnya membuat ruang geraknya menjadi sempit dan tidak nyaman mengingat hantu itu selalu mengomentari dan ikut campur semua urusannya.

"Kenapa kau selalu saja muncul dihadapanku." Gerutu Akane yang moodnya mulai jelek.

"Haah?! Apa yang kau katakan?"

"Bukan apa-apa..." Jawab Akane langsung bangun dari tidurnya menuju kamar mandi. Dia langsung mencuci mukanya dan melihat wajah frustasinya dari kaca. Sejak kemunculan hantu itu rasa lelahnya bertambah menjadi dua kali lipat dari biasanya. Bahkan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika dia berada dirumahnya sendiri. Akane terus berdiri didepan cermin menatap wajahnya yang terlihat lelah dan diapun tersenyum lemah.

'Apa masih baik-baik saja.' Pikirnya bermaksud untuk menguatkan hatinya yang kemarin sempat labil karena rencananya gagal.

Ketika Akane sedang mengganti bajunya, tiba-tiba dia mendengar suara pintu depan rumahnya dibuka. Dia langsung merasa senang karena dia tahu siapa yang datang. Dengan cepat Akane mengenakan pakaiannya dan merapikan rambutnya lalu langsung turun ke bawah menyambut orang yang masuk kerumahnya.
Kedua orang tua Akane pulang membawa beberapa orang dengan pakaian pelayan.

"Ayah... Ibu... Kalian sudah pulang." Sambut Akane langsung mendekati ayah dan ibunya tanpa memerdulikan orang banyak disekitarnya.

"Kami pulang, Sayang... Syukurlah kau dirumah. Biasanya setiap minggu kau selalu pergi dengan teman-temanmu." Ucap ibunya. Mereka bertiga langsung duduk di ruang keluarga dan jelas nuansa hati Akane berubah menjadi cerah seketika karena kepulangan ayah dan ibunya itu.

"Yaaahh... Aku ingin istirahat saja dirumah hari ini. Ternyata kalian pulang." Ucap Akane senang.

"Oiyaa... Ini untukmu... Rekan kerja ayah ingin memberikan hadiah itu padamu. Saat dia tahu kalau kita punya anak perempuan yang seumuran dengan anaknya, dia ingin sekali bertemu denganmu." Jelas ayahnya yang langsung memberikan bungkusan besar kepada Akane.

Akane langsung menerimanya dengan sopan meskipun dia tidak sepenuhnya senang mengingat hadiah itu bukan dari orang tuanya.

"Itu baju dari Paris. Keluarga mereka mendirikan butik di sana dan itu adalah salah satu bajunya. Beruntung sekali kau sayang." Ucap ibunya yang mau tidak mau Akane membukanya. Bungkusan itu berisi long dress warna ungu muda dengan motif renda di bagian dada dan terlihat sangat anggun jika dikenakan oleh Akane.

"Terima kasih." Ucapnya enggan.

"Kami akan sampaikan kalau kau senang menerimanya. Jika ada pertemuan dengan keluarga mereka, ibu harap kau mau memakainya." Jelas ibunya lagi yang memang sudah bermaksud untuk menjodohkan Akane. "Oh iya... Satu hal lagi. Ibu tahu kau tidak menyukai hal ini, tapi kami rasa memang harus. Mereka adalah pelayan yang akan tinggal disini untuk menjaga rumah. Dan ini kepala rumah tangga kita, Itaru Niimi. Mereka orang-orang kepercayaan ibu dan ayah jadi tidak perlu khawatir."

"Ibu... aku..."

"Akane... kau harus menerimanya. Rumah ini besar. Kalau tidak ada yang menjaganya, kami pasti khawatir."

I Only See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang