Chapter 40

547 42 11
                                    

"Kita naik ferrish wheel berempat yuk!" Ajak Risa setelah mereka keluar dari restoran fast food. Mood mereka kembali berubah baik setelah makan, terlebih lagi hubungan Kitahara dan Akane sudah membaik dan hal itu membuat suasana terasa menyenangkan. Mereka semua tertawa dengan ceria, kecuali Akane. Disaat kedua cowok itu setuju untuk menaiki ferrish wheel, Akane langsung menolak.

"Hmm... Kita naik berempat, apa tidak aneh?" Akane sedikit mencari alasan untuk tidak ikut naik.

"Aku tidak masalah." Ucap Risa.

"Aku tidak ikut. Aku tunggu kalian disini saja." Ucap Akane lagi.

"Masa kita naik bertiga. Itukan lebih aneh lagi. Kau kenapa? Tidak mungkinkan kau takut naik wahana seperti itu." Goda Kitahara dan Akane langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku... masih ingin duduk di taman menikmati udara segar, masih sedikit mual." Akane terus menerus berusaha mencari alasan supaya dia bisa ditinggal sendiri.

Sebenarnya sejak Akane makan tadi, perasaannya sudah tidak enak. Dan ternyata benar ketika dia sempat memperhatikan Arata yang berada dibelakangnya, dia kembali melihat Arata yang lebih transparan seperti waktu di bukit. Entah kenapa perasaan Akane lebih takut dari yang waktu itu. Dia merasa Arata seolah-olah akan menghilang untuk selamanya dan jelas dia tidak akan bisa bersenang-senang dengan pemikiran seperti itu. Setiap kali Akane melirih ke arah Arata, cowok itu selalu saja tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Entah kenapa Akane merasa Arata menyembunyikan sesuatu darinya dan dia butuh waktu sendiri untuk menanyakannya langsung.

"Kalian berdua saja kalau begitu. Aku akan disini dengan Shiraishi." Ucap Matsuda.

"Aku tidak apa-apa. Kau ikut saja bersama mereka." Akane mulai panik karena Matsuda yang tidak mau meninggalkannya.

"Bagaimana bisa aku ikut?! Kalau kita bertiga naik, aku hanya akan jadi nyamuk buat mereka tahu!" Protes Matsuda yang akhirnya mau tidak mau Akane harus menerimanya.

Dengan berat hati, Akane jalan bersama dengan Matsuda setelah Kitahara dan Risa pergi. Perasaan Akane semakin lama semakin tidak enak. Dia merasa kalau dia tidak bicara dengan Arata saat itu juga, dia akan menyesal. Baru kali ini dia merasa seperti itu. Akane terus mencari akal supaya dia bisa sendirian.

"Mmm.. Matsuda, aku lupa membeli minuman favoritku. Tadinya setelah makan aku ingin mampir sebentar ke tempat itu, tapi aku lupa."

"Oh.. Kau mau kita kesana membelinya?" Tanya Matsuda polos. Hal itu sedikit membuat Akane kesal.

"Aku... sedikit lelah sebenarnya. Mmm... maukah kau membelinya untukku? Aah.. aku akan mentraktirmu minum juga. Aku akan menunggu disini. Tolong ya!"

"Tidak usah. Pakai uangku saja." Ucap Matsuda sengaja memasang wajah kesal.

"Hee... maaf ya merepotkan."
Setelah Akane meminta Matsuda untuk membelikan minuman, tanpa memperhatikan keramaian disekitarnya, dia langsung menatap Arata dengan wajah khawatir.

"Ada apa?" Tanya Akane yang membuat Arata kaget. "Kau... apa teringat suatu kenangan disini? Seperti... waktu dibukit itu?"

"Ooi.. kenapa kau bicara padaku? Kau tidak memperhatikan sekelilingmu?" Arata berusaha untuk menyadarkan tindakan Akane itu yang kalau dilihat orang ramai, pasti Akane akan dikira gila karena bicara sendiri.

I Only See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang