Chapter 30

582 34 0
                                    


Keesokan harinya, Akane juga tidak pergi ke sekolah. Dia masih belum siap untuk menghadapi rumor tentang dirinya itu. Sebelum Arata mengoceh macam-macam, Akane langsung pergi keluar rumah dan pergi berjalan-jalan di sekitar pertokoan Akihabara sebentar kemudian dia pergi ke perpustakaan sebelum ketahuan bolos oleh pengawas pendidikan dan melaporkannya ke pihak sekolah.

"Kau akan terus berada di sini seharian?" Tanya Arata yang bosan dengan suasana perpustakaan umum yang sunyi.

"Yup." Jawab Akane masih asik memilih buku yang ingin dibacanya.

"Hmmm... Kau satu-satunya pengunjung disini saat ini... Aneh sekali rasanya berada ditempat se-sepi ini." Gerutu Arata.

"Tidak masalah buatku." Balas Akane cuek.

"Ha~aah... Aku sebaiknya pergi jalan-jalan sebentar." Tempat ini tidak cocok untukku. Ucap Arata beranjak pergi.

"Mmm hei..." Panggil Akane sedikit ragu. "Kau... Mmmmmmm... Tidak jadi. Lupakan saja." Akane kembali mengalihkan pandangannya dan dengan berat hati membiarkan Arata pergi.

Akane sengaja bersikap cuek supaya Arata merasa bosan dan pergi namun entah kenapa hati kecilnya menolak hantu itu untuk pergi.

Sebenarnya Akane ingin mencari tahu info tentang arwah seperti Arata supaya dia bisa sedikit membantunya namun dia tidak ingin kalau Arata tahu. Kejadian ketika Arata terlihat kesakitan di bukit sedikit membuat Akane panik karena tubuh Arata terlihat lebih transparan dari biasanya dan entah kenapa membuat Akane takut. Dia ingin bertanya pada hantu itu namun sepertinya dirinya juga tidak menyadari perubahan itu.

Ketika mendapatkan beberapa buku yang menurutnya menarik, Akane langsung mencari spot yang enak untuk membaca sambil mengutuk dirinya dalam hati. Mengapa dia jadi tertarik dengan hal mistis seperti ini? Kenapa dia mau mencari tahu hal tentang hantu itu padahal sejak awal dia tidak pernah peduli dengan keberadaannya.

Akane memecah lamunannya sendiri dan langsung membaca buku yang pertama ditemukannya dan meletakkan beberapa buku yang akan dibaca disampingnya. Buku pertama menceritakan bagaimana orang yang sudah meninggal menjadi arwah penasaran karena dendam. Hal itu membuat Akane cukup tertarik dan sedikit berpikir apakah Arata menjadi hantu karena dendam. Namun hal itu ditepisnya lagi karena Arata sebenarnya belum meninggal. Dia hanya terpisah dari tubuh.

Diapun beralih ke buku berikutnya.
Sayangnya setiap buku yang dibacanya hampir memiliki inti cerita yang sama dimana arwah itu jadi hantu karena dendam atau karena suatu urusan yang memang belum diselesaikan arwah itu di kehidupan asli. Terlepas dari itu semua, buku-buku itu menceritakan tentang orang-orang yang sudah mati.

Akane tidak mengerti kasus seperti orang yang sedang koma seperti Arata itu. Akane terus penasaran dan mulai membaca buku keempat sampai sebuah suara dibelakangnya membuatnya terkejut.

"Kau membaca semua buku ini? Apa karena aku?" Celetuk cowok transparan yang sudah berdiri di belakang Akane. Akane yang kaget langsung menoleh dan menutup bukunya. Sambil tersenyum Arata memutari meja dan langsung berdiri dihadapan Akane dan tumpukan bukunya.

"Jadi... Menemukan sesuatu yang menarik?" Tanya Arata sedikit tersenyum jahil. Melihat sikap Arata yang seperti itu entah kenapa membuat Akane menjadi salah tingkah dan dia berusaha untuk mengendalikan diri.

"Buku yang kubaca itu semuanya tentang orang mati. Memangnya kau sudah mati?!" celetuk Akane asal dan entah kenapa dia takut sendiri dengan perkataannya itu. Suasana hening sejenak karena keduanya tidak tahu harus merespon kata-kata itu dengan candaan apa.

"Apa kau sudah tahu sekarang apa yang menyebabkanmu terjebak seperti ini?" Tanya Akane ragu-ragu.

Raut wajah Arata tiba-tiba berubah mendengar pertanyaan Akane itu dan cowok itupun membuang muka.

I Only See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang