I Only See You

Chapter 44

<<Arata's Story>>

Spesial libur panjang jadi punya waktu banyak buat nulis.. :3
Warning! Chapter ini ada unsur kekerasan..

============================
Moodnya sedang buruk sabtu pagi ini. Sebenarnya moodnya sudah lama memburuk sejak pertemuan terakhirnya dengan cewek yang bernama Shiraishi Akane. Sejak Arata masuk ke sekolah minggu lalu, kehadiran cewek itu selalu saja mengganggu pikirannya. Bahkan pagi inipun dia terbangun karena memimpikannya. Hal itu membuat mood Arata semakin memburuk. Dia tidak mengerti kenapa dia memimpikan cewek itu. Sepanjang yang Arata tahu dari teman sekelasnya, Shiraishi Akane hanyalah seorang penipu. Dia mendekati cowok-cowok hanya untuk dimanfaatkan. Semua orang disekitarnya khususnya para cewek menyuruhnya untuk berhati-hati padanya.

Sejauh ini Arata sudah menjaga jarak dengan Akane. Meskipun begitu, entah kenapa Arata masih memikirkan apa maksud tatapan cewek itu dan apa yang terakhir kali dibicarakannya. Dia tidak mengerti, kenapa cewek itu mengatakan bahwa dirinyalah yang memintanya untuk menjaga Asou. Kenapa dia mengatakan kalau dia telah melupakannya. Arata bahkan tidak pernah merasa bertemu dengannya.

Dia terus memikirkan siapa Akane sebenarnya. Terkadang Arata mengamatinya dari jauh dan entah kenapa ekspresi sedih di wajahnya itu terlihat sangat mengganggunya. Dia bahkan bermimpi pernah tertawa riang bersamanya. Kalau memang cewek itu hanya penipu, lalu kenapa ekspresi wajahnya waktu itu tidak bisa lepas dari pikirannya. Arata semakin kesal setiap kali mengingatnya. Ditambah lagi dengan Asou yang sudah menempel pada Akane. Arata merasa dia tidak diberi ruang gerak karena semua orang membicarakan Akane. Baik di rumah maupun di sekolah, meskipun pembicaraan mereka berbeda sudut pandang, tapi Arata seolah-olah tidak ingin mendengar pembicaraan mengenai Akane.

Karena ingin menjernihkan pikirannya, Arata sengaja pergi pagi-pagi sekali dengan membawa beberapa anak buah kepercayaannya yang selalu setia mendampingi Arata. Mereka pergi ke tempat biasa mereka berkumpul. Disana sudah menunggu bawahan-bawahan Arata yang juga teman mainnya. Arata biasa berkumpul bersama teman-temannya seperti ini. Sudah jelas tidak ada satupun orang disekolahnya yang tahu. Dirinya saat di sekolah sangat menjaga jarak dengan orang-orang yang ingin menjadi temannya.

Meskipun Arata bersikap baik, tapi dia tidak membiarkan teman-teman sekolahnya takut dengan jati dirinya, itu sebabnya dia menjaga jarak. Bersama dengan teman-teman sekolahnya memang menyenangkan, tetapi Arata lebih merasa menjadi dirinya sendiri saat bersama dengan teman yang tahu jati dirinya.

Ditempat itu, Arata senang memodifikasi motor dan mengendarainya untuk bersenang-senang. Bukan seperti para berandalan yang tidak punya aturan, kelompok Arata hanyalah sekumpulan kelompok kecil anak muda yang senang bermain dan tahu aturan. Mereka tidak akan dengan sengaja mencari ribut dengan kelompok-kelompok lain karena tidak ingin membawa kerepotan pada klan Arata bernaung. Selama ini yang Arata lakukan hanyalah menerima tantangan dari orang-orang yang ingin menantangnya dan bertarung secara adil. Memang seperti itulah cara keluarga Arata bertahan sampai sekarang. Wibawa mereka terhadap aturan sebagai penjahat yang tahu aturan itulah yang disegani oleh pihak yakuza  lain dan juga polisi. Cara klan ini bermain terlalu terlihat bersih meskipun memang tidak pernah terhindar dari yang namanya pertarungan.

Selesai memodifikasi motor barunya, Arata bersama teman-temannya memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sambil mengendarai motor yang baru di modifnya. Sekaligus untuk mengetes kemampuan motornya. Mereka mengendarai motor-motor itu dengan kecepatan tinggi mengitari daerah yang sepi dan jarang dilalui polisi. Cukup lama mereka bermain sampai akhirnya mereka beristirahat di bar langganan Arata yang memang masih tutup. Arata sudah biasa datang ke bar tersebut karena memang itu bar milik keluarganya. Dan bukan masalah buat Arata untuk keluar masuk tempat itu selama dia tidak mencari ulah.