Chapter 27

549 32 2
                                    

Ga tau kenapa setiap mindahin dari word ke wattpad pasti berantakan karena tanda bacanya suka ilang... Daaan hari ini udah capek-capek ngedit seharian ga taunya pas mau publish error dan harus edit ulang... Luarrr Biasaa... X,o

=============================

Akane terbangun dari tidurnya dan menyadari kalau pagi hari sudah kembali datang menyambutnya dan cewek itu hanya menatap kosong ke langit-langit kamarnya tidak bisa memikirkan apa yang akan dilakukannya sekarang. Seluruh sekolah sudah tahu sosok masa lalu Akane terlepas dari fitnah yang mengatakan kalau dia operasi plastik.

Tidak ada yang tahu seberapa keras usaha Akane hingga menjadi cantik dan dalam waktu satu hari semua usahanya terlihat sia-sia.

"Kau sudah bangun?" Tanya suara yang tiba-tiba muncul dikamarnya memecah lamunan Akane. Dia langsung menarik selimutnya menutupi wajah ketika melihat hantu Arata sudah berada di samping tempat tidurnya.

Akane kembali mengingat kejadian yang membuatnya malu kemarin. Setelah Arata berhasil membuat Akane menangis, seharian Akane berjalan-jalan mencari tempat tenang disekitar kota dan Arata tanpa bicara apapun hanya terus diam mengikuti kemana Akane melangkah. Akane dengan berat hati menyadari kalau kehadiran Arata saat itu cukup membuatnya tenang meskipun mereka tidak mengucapkan sepatah katapun selama perjalanan.

"Oii Kenapa kau menarik selimutmu lagi? Kau harus sekolah bukannya?" Ucap Arata sambil melipat kedua tangan di dadanya. Akane hanya menggelengkan kepala dari balik selimutnya. Arata menahan keinginannya untuk mengoceh dan berusaha untuk mendekati Akane yang berada dibalik selimut.

"Jangan mendekat!" Ucap Akane pelan masih menyembunyikan wajahnya.

"Oiii.."

"Semua ini...memang benar-benar salahmu." Gumam Akane lagi.

"Kau masih terus saja mengatakan hal seperti itu." Ucap Arata mulai malas mendengar penyalahan akan dirinya.

"Sejak kau datang, aku tidak bisa mengendalikan emosiku seperti biasanya. Kau...yang sudah mengacaukan emosiku sampai kejadian kemarin itu terjadi, itu semua karena kau!" Ucap Akane lirih.

"Lalu kau ingin aku berbuat apa? Kau ingin aku pergi dari sini? Kau ingin aku pergi dari hadapanmu?" Tanya Arata yang entah kenapa kata-katanya itu membuat hati Akane semakin sakit. Apa memang dia ingin hantu itu pergi dari hidupnya?

"Aku bisa saja melakukan itu, tapi bukankah kita sudah sering seperti ini?" Lanjut Arata. "Berkali-kali aku pergi dari hadapanmu, tapi pada akhirnya aku kembali lagi kemari. Bukankah terakhir kali kau yang memintaku untuk disini?"

Wajah Akane memerah di balik selimutnya, rasanya dia ingin menangis lagi mendengar ucapan Arata itu. Dia heran mengapa kehadiran hantu itu begitu membuat emosinya terganggu seperti ini? Dia ingin menyingkir dari hantu itu tapi di sisi lain hantu itu sudah membuatnya merasa nyaman. Akane masih tidak bisa mengakui keberadaan hatinya yang mengatakan kalau dia tidak ingin hantu itu pergi.

"Jika kau ingin aku pergi saat ini, maaf, aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa meninggalkanmu seperti ini. Aku tidak akan membiarkanmu merasa kesepian lagi. Aku disini sebagai temanmu."

"Aku tidak butuh semua itu! Teman? Aku tidak membutuhkannya!" Bantah Akane yang langsung bangun dari tempat tidurnya. "Aku tidak kesepian sedikitpun dan aku tidak butuh rasa kasihanmu itu."

"Kau mungkin bisa membohongi orang tuamu, seluruh orang di sekolah, tapi kau tidak bisa membohongiku. Aku tidak mengasihanimu, aku hanya tahu kau butuh seseorang disampingmu. Kau bisa memanfaatkanku untuk menghilangkan rasa sepimu." Ucap Arata tenang.

"Kau terus berpura-pura di sekolah karena kau takut sendirian, itu yang sebenarnya kau rasakan bukan? Kau bersikap mempermainkan perasaan orang lain hanya karena ingin mendapatkan perhatian orang-orang disekitarmu."

"Hentikan!" Potong Akane yang mulai kacau karena perkataan Arata yang seolah-olah tahu tentang dirinya.

"Kau bersikap kejam pada teman sekelasmu itu karena kau berpikir lebih baik melukai daripada kau yang terluka. Kau takut terluka seandainya cewek bernama Aikawa itu mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hatimu."

"Hentikan!"

"Terlepas dari gosip di sekolah, kau tidak ingin mereka tahu dirimu yang dulu karena kau takut mereka akan membencimu. Kenapa? Kau berusaha untuk dibenci dan disukai tapi kau juga takut dibenci dan disukai. Kau berusaha untuk menghilangkan rasa sepimu dengan bersikap seperti itu."

"Hentikaaaaaaaaaaaaannnnnn!!!!"
Akane kembali kehilangan kendalinya dan melemparkan jam weker yang ada disebelahnya ke arah hantu itu.

Akane gemetar karena kesal mendengar semua yang dikatakan Arata itu benar.

"Kau...tidak akan mengerti..." Gerutu Akane dan tanpa sadar air matanya sudah menetes. "Kau... tidak akan pernah mengerti jadi...hentikan ucapanmu itu..."

"Tidak... Sampai kau mau mengakui semuanya." Ucap Arata datar. Akane hanya menatapnya tajam tidak bisa mencari kata-kata untuk memakinya.

"Shiraishi... harusnya aku yang mengatakan berhenti. Berhenti membohongi dan menyakiti dirimu sendiri."

"Sudah kukatakan kau tidak akan mengerti?!" Bentak Akane.

"Makanya kau katakan padaku agar aku bisa mengerti!!" Bentak Arata balik yang membuat Akane tertegun.

"Aku sudah mengatakannya padamu kau bisa memanfaatkanku. Saat kau kesal, saat kau sedih... Kau bisa membaginya denganku. Bukankah aku selalu ada disampingmu 24 jam?"

"Kau tidak akan ada disini selamanya. Suatu saat kau juga akan meninggalkanku. Aku... Tidak bisa mempercayai ucapan dan siapapun terlebih lagi ucapanmu. Semua orang yang bicara seperti itu hanya omong kosong belaka! Pada akhirnya... kau juga akan meninggalkanku... sama seperti mereka semua... Aku... memang lebih baik sendiri." Ucap Akane mulai lelah dengan semua yang terjadi pagi ini.

Mendengar ucapan cewek itu membuat Arata mengerti mengapa sikap Akane selama ini.

"Aku... mengerti... Kau...tidak ingin ditinggal siapapun juga kan? Baik orang tuamu maupun teman-temanmu." Ucap Arata masih terus menatap Akane yang sedang menangis.
"Aku akan mengatakannya hanya padamu. Aku...tidak akan meninggalkanmu meski dengan situasiku saat ini, baik suatu hari nanti aku kembali ketubuhku atau mati sekalipun, aku akan tetap menemanimu. Percayalah padaku. Aku berjanji kau... tidak akan kubiarkan sendirian lagi."

Seperti sebuah mantra sihir ketika tangan transparan Arata mulai meraih dan mengusap kepala Akane dan dia kembali tidak bisa membendung air matanya. Perasaan lega karena kehadiran hantu itu membuat kesedihan Akane berkurang.

Bisakah dia mempercayai kata-kata hantu itu? Dia ingin sekali lagi mempercayai kata-kata itu. Kata-kata yang akan membuatnya tidak sendirian lagi. Topeng Akane saat itu seperti sebuah sinyal SOS yang mengatakan ingin ditolong.

"Perkataanmu itu... apa benar-benar bisa kupercaya?" Tanya Akane lirih seperti seorang anak kecil.

"Aku adalah orang yang selalu menepati janjiku. Kau boleh tanya Asou kalau tidak percaya." Jawab Arata tersenyum dengan bangga hingga senyuman bangga itupun hilang dari wajahnya karena terkejut melihat Akane yang tersenyum mendengar perkataannya sendiri. Senyum yang terlihat sangat manis dimata Arata dan entah kenapa membuatnya berpikir untuk memonopoli senyuman itu.

**

((Please Kindly Vote & Comment))

Ga pernah lupa aku mengucapkan terima kasih sama orang-orang yang mau mampir buat baca ceritaku...

<3:3<3

I Only See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang