Seperti yang gue pikirin pasti banyak anak yang nanya nanya kenapa gue sama lena bangs*t itu bertengkar, bayangin aja gue yang jarang masuk sekolah tiba tiba masuk dan buat pengumuman kayak gitu.Incoming call from alex and the bear
"Halo lo dimana bear?". Ucap gue langsung.
"Gue mau cabut sya lo ikut kita gak"
"Gak gue mau ngopi di cafe kesukaan gue bhay" ucap gue langsung matiin telfonya.
Dengan langkah santai gue ke arah parkiran dan melajukan mobil di tengah tengah jalan raya jangan tanya kenapa gue bisa keluar, orang mana sih yang bisa nolak kalo udah berurusan dengan uang?
Setelah sampai di cafe tiba tiba perut gue mules semules mulesnya perut dan dengan cepat mencari toilet.
Setelah mendapat panggilan alam gue langsung cuci tangan dan berniat mau keluar sebelom si medusa dateng.
"Halo lagi my lovely tasya" ucap lena yang udah berdiri di belakang gue di tambah lagi pake njambak rambut.
"Aawwww udah gila ya lo len" ucap gue tak mau kalah untuk menjambak rambutnya.
"Ini pembalasan untuk sahabat macam lo" ucap lena masih berusaha menarik rambut tasya dengan keras tanpa ampun.
"Lo sahabat gue?! Sejak kapan gue punya sahabat pembunuh!" Ucap gue dengan keras justru membuat lena semakin brutal untuk menarik rambut gue dan rasanya kayak kulit kepala udah mau copot.
"Sialan pantes aja lo musuhin gue ternyata lo udah tau semua? Siapa yang ngasih tau?! Rakha si bodyguard sialan lo itu hah? Kalo gitu lo harus mati tasya" ucap lena dengan berusaha membenturkan kepala tasyaa di wastafel namun karena tasya udah pernah beberapa kali belajar bela diri ia tau apa yang harus di lakukanya.
Dengan cepat tasya menendang bagian perut lena dengan keras sehingga secara refleks lena langsung mengaduh kesakitan dan menanggalkan tabganya dari rambut tasya.
"Sayangnya kali ini lo duluan yang bakal nyusul kakak tiri lo dan juga ngapain lo disni?" Ucap tasya.
"Ngikutin lo emang kemana lagi?!" Ucap lena dengan senyum sinisnya.
"Babi bangs*t lo" ucap tasya langsung menonjok lena.
"Kalo gue babi lo apa? Malaikat? Iya! Denger ya tasya hidup ini kejam gue tau siapa aja yang fake jadi temen lo siapa aja yg nge hate lo tapi mereka gaberani bicara terang terangan karena posisi mereka itu sulit bisa aja lo dendam dan nyuruh bokaplo ngancurin usaha orang tua mereka lo sama aja munafik sya" ucap lena sambil mengelap bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Makhkuk hina kayak lo gak pantes nyebut nama gue lagian gue gak mungkin setega itu sama mereka, lo harus inget gue gamau makan harta orth gue karena apa ? Gue mau nyobain susahnya cari uang emang sekarang gue masih menghambur hamburin dan buat gaya gayaan karena gue masih boca sma yang bodoh tapi gue gak ada niatan untuk memiliki harta ortu gue camkan itu lagian usaha lo bangkrut salahin bokap lo sendiri yang mau nipu perusahaannya dian lo itu cuma kemakan dendam omongan len sadar" ucap tasya ya g berhasil menangkis serangan lena.
"Lo mau ceramahin gue iya?! Tp tunggu dulu di sini siapa yang pernah membunuh orang? Iya itu gue! Jadi selamat tinggal untuk mu tasya gak ada lagi yang namanya anastasya ferderan clays! Good bye my ex bestfriend sleep tight" ucap lena yang masih sibuk ngomong dan kesempatan itu di manfaatkan tasya dengan memukul tengkuk lena dengan sikunya agar dia tidak sadarkan diri.
Setelah berhasil menidurkan lena sementara dengan sigap tasya menelfon rakha.
"Halo rakh lo harus ke sini sekarang gue ada di tempat toilet cewek gue tau lo ngikutin gue semenjak gue cabut dari sekolah" ucap tasya di telefon setelah 10 menit akhirnya rakha datang.
"Whoa apa yang saya lewatkan nona?" Ucap rakha yang tampak kaget melihat tubuh resya tidak sadarkan diri di lantai.
"Dia yang nyerang gue duluan lagian gue juga udah rekam semua omonganya jadi lo tinggal urus dia ke hukum lagian gue udah puas bogem dia" ucap gue dengan bangga dan langsung mengasih handphone buat buktinya.
"Ah selamat kalau begitu nona namun sebaiknya kita bersihkan luka di kepala anda terdahulu" ucap rakha menuntunku keluar dan pantas saja kepalaku nyeri dan pusing panhang luka cakaran sama beberapa rambutku rontok sialan lena.
Setelah polisi datang ke tempat kejadian rakha yang mengurus semuanya dan ia menempat beberapa bodyguard untuk ikut ke kantor polisi di takutkan lena bisa kabur lagi.
"Ehm lo suka ya rakh sama resya" ucap gue tiba tiba pada saat rakha mengobati kepala gue namun as always dia gabakalan jawab.
"Ah gue faham kok lo gabakal jawab tapi kalo lo suka gue setuju setuju aja soalnya lo baik, ganteng, sama masih muda sih hehe" ucap gue yang sedikit menyanjungnya seketika rakha langsung ngelihat ke gue.
"Saya tidak pernah berfikir sampai situ nona, saya permisi" ucapnya langsung pergi busett tanpa di sadari dia menolak resya secara tidak langsung melalui gue emang bener bener kejem nih bocah.
Karena sudah gak mood lagi gue mutusin buat langusung pulang ke rumah dan istirahat bahkan gue sampe adu bacot mati matian gara gara gaboleh nyetir sendiri tapi yanh namanya ngomong sama batu mana paham lah yaa.
Setela 1 jam perjalanan di mobil gak ada yang buka suara sama sekali yaiyalah males gue ngomong sama rakha the rock.
"Finally gue nyampe rumah syukurlah tuhan saya udah gakuat berdiam di mobil tadi" teriak gue di depan rumah dan hanya dapat tatapan datar dari rakha.
"Tasyaaaa my twins are you okay? Kita udah denger semuanya kok" ucap resya yang langsung menyambut kedatangan gue.
"Tasya lo kok mbalik pulang sih harusnya gak usah mbalik lagi" ucap vando sialan.
"Sini gue bantu lo" ucap ardo.
"Dek lu gapapakan" ucap alex.
"Sayangg are you okay?" Ucap dian, sialan nih dian bikin gue baperkan.
"Berisik deh lu pada ahh" ucap gue sambil berjalan masuk ke rumah.
Dan betapa kagetnya gue ada mom sama dad gila gila gila! Katanya mereka gak bakal pulang lama tapi ini pulang!! Gila gue seneng banget.
"Mom daddd tasya kangen" ucap gue langsung meluk mereka berdua.
"Mom juga sayang jadi apa kamu bisa memberi penjelasan kepada kami apa yang baru saja km alami?"
"Engg ituu...."
•••
Jangan lupa vomment thx :)!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Humor"gue benci banget sama lo ngerti gak" -Anastasya Ferderan Clays "Gue sama tapi kebalikanya" -D karma itu memang selalu ada dan gue percaya itu. "Because every 'karma' has an ending"