Riuh kota sudah menjadi rima
Asap kelabu melengkung di atas cakrawala
Para zeppelin aurum kini mengayun reda
Jam raksasa Townhall berdenting tanda senjaGadis mungil bertudung tosca
Dengan kembang gula berwarna jingga
Terbungkus apik di atas raga
Dia berjalan penuh riang gembiraGula-gula itu adalah hasil karyanya
Sentuhan artistik yang dibalut afeksi
Bagai pedang tengah berlaga
Si mungil berlomba cari apresiasiTapi apa daya jiwa dan raga
Dia bukan artis membuana
Bukan saudagar pemilik bahtera
Bukan saintis penemu lenteraTosca, selami seluruh sudut kota:
Para robot kaleng pekerja
Pria Hightop berjaket jingga
Gadis roti berwajah merona
Semua menolak karya tangannyaOh, Tosca ...
Gadis mungil penulis asa
Pemimpi manis berwajah jelita
Akankah kau dilihat dunia?
Adakah pula apresiasi yang kau terima?
Atau mungkin itu hanya delusi semata?Dengan riang dia terus melangkah
Tebarkan senyum melimpah ruah
Terus berkarya ciptakan kawah
Walau segalanya tak menghasilkan buah—Anna Azzahra (08/07/16)
KAMU SEDANG MEMBACA
Negeri Aksara Anna
PoetryPemenang penghargaan Wattys 2017 Kategori The Storysmiths. •••